Hari ini sudah 68 tahun umur negara tercinta kita, Indonesia. Saya sempat menonton tayangan upacara penurunan Merah Putih di Istana Negara. Terdengar salah satu kalimat narator, "...dan pasukan pengibat bendera diambil dari para pemuda dengan harapan *bla-bla-bla*... karena mereka adalah penerus bangsa..."
Saya sempat tercenung. Sekitar 8 tahun lalu saat saya seusia mereja, begitu banyak harapan sebagai remaja untuk masa depan. Di sela masa puber ala ABG, kala itu otak juga dicekoki berbagai hal supaya sebagai anak muda harus rajin belajar supaya dapat berbakti pada nusa dan bangsa. Walaupun masih belum paham banget essensinya, saya masih lumayan berusaha belajar (walo dibilang rajin banget juga enggak sih). Yang jelas saya berpikir, usai SMA saya harus lanjut belajar di perguruan tinggi. Lantas kerja, bahagiain ortu. That's it!
Setelah dewasa, saya sadar. Belajar tidak hanya sekedar mencari uang di masa depan saja. Tapi belajar bisa menjadi kebutuhan, karena wawasan amat penting. Bahkan bekerja juga termasuk dalam tahap belajar juga. Semakin banyak yang dikerjakan, semakin banyak yang bisa dipelajari dalam kehidupan. Dan ternyata, hidup sebagai manusia itu mengemban tugas penting. Sebagai khalifah di bumi, sebagai rahmatan lil 'alamin. Salah satunya juga harus berbakti pada nusa dan bangsa juga loh. Bukan sekedar kalimat mutiara saja, tetapi ternyata itu adalah fungsi kita dari Tuhan, sang Maha Pencipta. Nah lo...
Wah, muter-muter bahasan saya ya? Saya merasa malu nih, belum banyak berbuat untuk negara. Saya memang cinta negara saya, saya suka menggali hal-hal terkait budaya dan sejarah bangsa. Saya amat mencintai keragaman negeri ini. Bahkan semasa sekolah cita-cita saya bukan keliling dunia, tapi keliling Indonesia, mempelajari setiap jengkalnya. Karena saya yakin untuk mempelajari bangsa ini saja sepertinya umur saya gak akan cukup.
Saya juga merasa kurang memanfaatkan masa 'emas' remaja saya. Saya amat jarang mengikuti event-event kompetisi. Jarang mengikuti seminar untuk menambah ilmu. Belum pernah bergabung dengan komunitas pecinta alam/ seni/ budaya. Belum pernah terlibat kegiatan sosial yang terjun langsung membantu masyarakat. Ah... teramat disesali.
Namun saya tahu, menyesali saja hanya akan menambah kesalahan saya. Jadi di moment ini saya mencoba mengingatkan diri sendiri untuk lebih men-dayaguna-kan kemampuan yang dimiliki untuk orang lain, orang sekitar. Minimal, sebagai ibu saya akan mencoba mendidik anak saya sebaik mungkin sehingga dia akab jadi generasi berguna. :))
Saturday, August 17, 2013
(random note - renungan) 17 Agustus, 68th Republik Indonesia
Label:
'waktu,
(random note)
Lokasi:
Bojonegoro, Bojonegoro
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
thanks for stopping by