What the hell are going on their mind?!
Orang-orang kecil nan liat dan hebat itu
mengusahakan apa saja, demi sebuah
kemungkinan hasil, sekecil apapun itu. Tetapi orang-orang “besar” di atas sana, justru mengusahakan beragam celah untuk berbuat kecurangan, sebesar apapun dampaknya itu.
Ya Salaam…
Itu sepotong tulisan dari sebuah blog yang barusan saya follow semalam. Nama blog-nya diarysitimaryamah.blogspot.com
Blog ini milik seorang ibu rumah tangga yang memiliki kegiatan menjahit, usaha kerudung dan toko kelontong (bahkan kata beliau beberapa tulisan dihasilkannya sambil menjaga toko dan anak). Ngakunya baru kenal internet 2 tahun, bahkan blog ini baru dibuat. Tapi jangan salah, isi tulisannya baguuus banget lho! Bikin betah baca postingan ibu satu ini, isinya keren dan banyak bikin makjlebbb pokoknya. Banyak view kehidupan yang bisa dipetik hikmah, terutama saat kita lupa untuk tidak bersyukur akan apa yang kita punya. Juga mengingatkan para ibu agar selalu menambah ilmu, walaupun sehari-hari sibuk berkutat dengan urusan rumah tangga.
Yang lagi pengen cari tulisan bagus buat dibaca, menurut saya blog ini layak untuk dikunjungi.
Oh iya ini ada salah satu tulisan yang menurut saya juga bagus banget untuk dibaca berjudul Rokok dan Potret Relasi Timpang Gender. Good view!
Showing posts with label (learn from article). Show all posts
Showing posts with label (learn from article). Show all posts
Thursday, March 13, 2014
(mommies journal) Terbaik untuk Anak, atau untuk Siapa?
(source: mommiesdaily.com/2014/03/11/mom-knows-best/)
Baca artikel di mommiesdaily.com berjudul Mom Knows Best (link tersebut) dan sempat merasa makjleb sebentar. Ya, Na sekarang memang masih kecil dan mungkin keinginannya lebih gampang 'disetir' saat ini, tapi gimana dengan 2-3-4-5 dst. tahun nanti ya? Bagaimana cara saya menentukan mana pilihan terbaik yang tentunya terbaik buat dia.
Kemudian saya teringat,.kebetulan saya dan Mas dibesarkan dengan cara berbeda oleh ibu kami. Misalnya saja soal tata-ruang. Ibu saya paling disiplin urusan penataan ruangan, termasuk kamar tidur saya. Gak boleh kotor. Gak boleh berantakan. Harus rapi. Pun kalau saya ingin memajang foto abstrak ala abege di dinding pun pasti dikomen Ibu seperti sudut mana yang cocok, foto apa aja yang pantas dipasang, dll. Tapi ya dasar abege, kadang di waktu tertentu saya merasa jengkel, merasa semua harus serba rapi, resmi dan diatur. Dongkol kala bingkai-bingkai foto yang uda saya pasang di dinding ditata ulang Ibu saya sewaktu saya lagi di sekolah.
Lain dengan Ibu mertua saya. Kata Mas, Mas sih bebas banget nata kamarnya. Bahkan kalau misalnya males ngerapiin dan berantakan banget pun Ibu gak pernah marah. Paling menasehati saja. Yang pasti Mas bebas mau nempelin stiker atau coret-coret apa aja di dinding. Kamar menjadi area privat yang tanggungjawabnya diberikan sepenuhnya ke pemilik, ya walaupun saat-saat tertentu kalau kotor banget pasti Mas disuruh bersihin juga sih, hehe...
Apa yang kemudian terjadi pada kami? Saya tumbuh terbiasa di ruangan rapi. Saya gak bakal bisa belajar/ kerja/ tidur di tempat berantakan. Jadi jaman kerja hampir tiap pulang/ datang saya pastiin dulu meja saya rapi dan baru konsen kerja. Masuk kamar pun, ngeliat sprei miring aja biarpun udah ngantuk banget gak bakal bisa tidur kalo gak ngerapiin sprei.
Kalau Mas? Urusan tidur kebetulan hal yang gampang buat Mas. Mau sprei miring, bantal berceceran juga kalo ngantuk ya langsung merem #bakat. Tapi untungnya urusan kerja Mas rapi. Mas juga suka heboh ngajak saya rapiin atau bersihin rumah kalau ada yang gak oke di matanya.
Saya rasa walaupun caranya berbeda Ibu dan Ibu mertua saya sudah berusaha memberikan yang terbaik untuk anak. Menanamkan kedisiplinan. Mengajarkan tanggung jawab. Ya, walau mungkin dulu saya kurang komunikasi jadi sering jengkel, haha,.namun saya sekarang bangga bisa menata barang dengan rapi jali.
Sekarang posisi saya yang jadi Ibu. Entah pola seperti apa yang akan saya pakai dalam mengasuh Na (dan adik-adiknya) kelak. Saya hanya berharap saya dan anak-anak saya bisa memiliki komunikasi yang bagus sehingga dalam memilih sesuatu saya bisa memahami apa yang membuatnya nyaman dan tak egois dalam memberinya pilihan. Serta anak saya juga bisa mengerti apa saja yang dia butuhkan walaupun tampak tak menyenangkan untuknya. Memberi ruang untuk kebebasan berekspresi dan kreatif, tapi tetap disiplin dan bertanggung jawab. *Visi-misi gua keren yak?!
Ah, ck ck ck...tugas jadi orang tua seperti tak ada akhirnya ya?
Label:
'pendidikan,
(learn from article)
Thursday, August 22, 2013
(learn from article) Manfaat Membuat Menu Makanan
Link : theurbanmama.com/articles/manfaat-membuat-menu-makanan.html
Tittle : Manfaat Membuat Menu Makanan
Author : MrsFMY
Berbagai artikel tentang tips berhemat sering menganjurkan agar membuat jadwal menu mingguan atau bahkan bulanan. Memang sih alasannya masuk akal, tapi bagi saya tantangannya sangat besar untuk membuat jadwal menu. Mengapa? Kemampuan masak masih yang masih pemula, jadi ketika harus membuat jadwal menu begini berasa terintimidasi, ketahuan sekali pemula karena setiap dua hari sekali masak yang sama.
Tidak bisa membuat menu yang langsung jadi. Corat-coret terlebih dulu di notes, lalu dikoreksi, tukar sana-sini. Lalu setelah itu sadar, bahan makanan yang sama sudah direncanakan untuk dua hari berturut-turut, kalau mau dipaksakan juga di hari ketiga pasti yang makan jadi ngambek. Banyak yang harus dipertimbangkan: “umur” sayuran/buah/makanan di kulkas yang rata-rata hanya maksimal 3 hari, kapasitas kulkas yang terbatas, kemungkinan satu bahan makanan dimasak menjadi beberapa lauk sekaligus supaya lebih efisian (misalnya: taoge untuk tumis taoge kangkung, untuk side dish soto ayam, untuk side dish sup bakso), kemungkinan menggunakan satu bahan makanan untuk paralel membuat.masakan dewasa dan masakan untuk si kecil yang baru 14 bulan, kesukaan pihak tertentu akan jenis makanan tertentu, kecocokan jenis lauk yang satu dengan yang lain!
Sebulan belakangan ini saya berusaha belajar membuat jadwal menu untuk weekend, lalu berkembang menjadi menu per tiga hari. Itu saja sudah lumayan membuat pusing, tapi memang benar, sedikit demi sedikit sudah terasa manfaatnya:
1. Pusingnya hanya tiga hari sekali, saat membuat jadwal menu itu, selama dua hari kemudian hidup terasa jauh lebih mudah…tinggal melihat jadwal menu itu.
2. Belanjanya juga jadi tiga hari sekali, tidak seperti sebelumnya yang bisa mampir ke supermarket hampir tiap hari yang kemudian menyebabkan pengeluaran membengkak karena jadi ingin beli ini dan itu. Otomatis membuat saya jadi lebih hemat.karena lebih jarang tergoda belanja macam-macam saat di supermarket.
3. Jumlah bahan makanan di kulkas yang terbuang karena keburu layu dan buruk rupa menurun drastis… karena dari awal sudah diperhitungkan, perlu sayur/buah jenis apa saja dan untuk apa saja. Jadi di hari ketiga biasanya kulkas sudah kosong… tinggal sisa-sisa, itu pun dikumpulkan dan dimodifikasi untuk dibawa bakal makan siang/camilan di kantor. Sekali lagi lebih hemat, karena kebanyakan masak sendiri. Bandingkan dengan kalau kita terus-terusan delivery order atau makan di luar.
4. Mungkin belum perfectly clean or healthy, tapi pastinya jauh lebih terkontrol kebersihan dan kualitas makanannya.
Sejauh ini hambatannya hanyalah malas membuat menu di awal, padahal manfaatnya sangat besar. Memang masih belum sempurna karena masih ada beberapa kali beli makanan di luar, tapi semoga ke depannya bisa makin pintar merancang menu. Ayo kita sama-sama mulai membuat jadwal menu makanan, urban mama!
Tittle : Manfaat Membuat Menu Makanan
Author : MrsFMY
Berbagai artikel tentang tips berhemat sering menganjurkan agar membuat jadwal menu mingguan atau bahkan bulanan. Memang sih alasannya masuk akal, tapi bagi saya tantangannya sangat besar untuk membuat jadwal menu. Mengapa? Kemampuan masak masih yang masih pemula, jadi ketika harus membuat jadwal menu begini berasa terintimidasi, ketahuan sekali pemula karena setiap dua hari sekali masak yang sama.
Tidak bisa membuat menu yang langsung jadi. Corat-coret terlebih dulu di notes, lalu dikoreksi, tukar sana-sini. Lalu setelah itu sadar, bahan makanan yang sama sudah direncanakan untuk dua hari berturut-turut, kalau mau dipaksakan juga di hari ketiga pasti yang makan jadi ngambek. Banyak yang harus dipertimbangkan: “umur” sayuran/buah/makanan di kulkas yang rata-rata hanya maksimal 3 hari, kapasitas kulkas yang terbatas, kemungkinan satu bahan makanan dimasak menjadi beberapa lauk sekaligus supaya lebih efisian (misalnya: taoge untuk tumis taoge kangkung, untuk side dish soto ayam, untuk side dish sup bakso), kemungkinan menggunakan satu bahan makanan untuk paralel membuat.masakan dewasa dan masakan untuk si kecil yang baru 14 bulan, kesukaan pihak tertentu akan jenis makanan tertentu, kecocokan jenis lauk yang satu dengan yang lain!
Sebulan belakangan ini saya berusaha belajar membuat jadwal menu untuk weekend, lalu berkembang menjadi menu per tiga hari. Itu saja sudah lumayan membuat pusing, tapi memang benar, sedikit demi sedikit sudah terasa manfaatnya:
1. Pusingnya hanya tiga hari sekali, saat membuat jadwal menu itu, selama dua hari kemudian hidup terasa jauh lebih mudah…tinggal melihat jadwal menu itu.
2. Belanjanya juga jadi tiga hari sekali, tidak seperti sebelumnya yang bisa mampir ke supermarket hampir tiap hari yang kemudian menyebabkan pengeluaran membengkak karena jadi ingin beli ini dan itu. Otomatis membuat saya jadi lebih hemat.karena lebih jarang tergoda belanja macam-macam saat di supermarket.
3. Jumlah bahan makanan di kulkas yang terbuang karena keburu layu dan buruk rupa menurun drastis… karena dari awal sudah diperhitungkan, perlu sayur/buah jenis apa saja dan untuk apa saja. Jadi di hari ketiga biasanya kulkas sudah kosong… tinggal sisa-sisa, itu pun dikumpulkan dan dimodifikasi untuk dibawa bakal makan siang/camilan di kantor. Sekali lagi lebih hemat, karena kebanyakan masak sendiri. Bandingkan dengan kalau kita terus-terusan delivery order atau makan di luar.
4. Mungkin belum perfectly clean or healthy, tapi pastinya jauh lebih terkontrol kebersihan dan kualitas makanannya.
Sejauh ini hambatannya hanyalah malas membuat menu di awal, padahal manfaatnya sangat besar. Memang masih belum sempurna karena masih ada beberapa kali beli makanan di luar, tapi semoga ke depannya bisa makin pintar merancang menu. Ayo kita sama-sama mulai membuat jadwal menu makanan, urban mama!
Label:
'finance,
'makanan,
(learn from article)
(learn from article) It's OK by
Link : theurbanmama.com/articles/its-ok.html
Tittle : It's Ok
Author : Pangastuti Sri Handayani
Dari tadi siang saya terpikir mau mencoba masak mie godog, dan setelah dicari ternyata resepnya sangat mudah. Akhirnya malam ini perdana mencoba masak mie godog. Begitu sampai di rumah langsung menuju dapur karena saya dan suami sudah sangat lapar. Setelah masak sebentar, mie pun matang dan saya serta suami bersiap menyantapnya. Lalu dari kamar terdengar suara Niska menangis, mencari bundanya minta ditemani tidur.
Dengan perut masih lapar karena baru sempat menyeruput kuah mie godog saja, saya pun masuk kamar. Di dalam kamar saya bermain sebentar sama Niska sebelum dia ketiduran karena ”dipat-pat” (bahasa anak-anak di rumah untuk “ditepuk-tepuk”). Setelah Niska tidur, berarti giliran Nara untuk diajak mengobrol. Setelah itu suami masuk kamar, dia baru selesai makan jadi bisa menemani Nara dan saya bisa makan. Mie di mangkuk sudah mengembang, lembek. But it’s OK.
Lima tahun dari sekarang, saya masih bisa memasak mie yang sama enaknya atau mungkin lebih enak, dan bisa segera saya makan selagi hangat. Tapi 5 tahun dari sekarang belum tentu Niska masih mencari saya untuk menemani dia tidur, belum tentu Nara masih mau mengobrol tentang buku apa yang dia baca hari ini.
Kids grow up so fast . Too fast .
It’s OK.
Saya bisa makan mie yang sudah mengembang, the end result will be the same , saya kenyang. But my kids’ night routine won’t be the same without me. Heck, who am I kidding. My night routine
won’t be the same without the kids.
I love you sooo much :)
Tittle : It's Ok
Author : Pangastuti Sri Handayani
Dari tadi siang saya terpikir mau mencoba masak mie godog, dan setelah dicari ternyata resepnya sangat mudah. Akhirnya malam ini perdana mencoba masak mie godog. Begitu sampai di rumah langsung menuju dapur karena saya dan suami sudah sangat lapar. Setelah masak sebentar, mie pun matang dan saya serta suami bersiap menyantapnya. Lalu dari kamar terdengar suara Niska menangis, mencari bundanya minta ditemani tidur.
Dengan perut masih lapar karena baru sempat menyeruput kuah mie godog saja, saya pun masuk kamar. Di dalam kamar saya bermain sebentar sama Niska sebelum dia ketiduran karena ”dipat-pat” (bahasa anak-anak di rumah untuk “ditepuk-tepuk”). Setelah Niska tidur, berarti giliran Nara untuk diajak mengobrol. Setelah itu suami masuk kamar, dia baru selesai makan jadi bisa menemani Nara dan saya bisa makan. Mie di mangkuk sudah mengembang, lembek. But it’s OK.
Lima tahun dari sekarang, saya masih bisa memasak mie yang sama enaknya atau mungkin lebih enak, dan bisa segera saya makan selagi hangat. Tapi 5 tahun dari sekarang belum tentu Niska masih mencari saya untuk menemani dia tidur, belum tentu Nara masih mau mengobrol tentang buku apa yang dia baca hari ini.
Kids grow up so fast . Too fast .
It’s OK.
Saya bisa makan mie yang sudah mengembang, the end result will be the same , saya kenyang. But my kids’ night routine won’t be the same without me. Heck, who am I kidding. My night routine
won’t be the same without the kids.
I love you sooo much :)
Label:
(learn from article)
Friday, May 17, 2013
(learn from article) - Renungan ^^
Ah, kita semua terkecoh. Bukan kita malaikatnya. Merekalah malaikat-malaikat kecil yang dihadirkan di dunia untuk membawa kebahagiaan untuk orang-orang di sekitarnya. Jangankan membayangkan bila Tuhan mengambil kembali titipan terindahnya ini, melihat mereka sakit saja, nyawa rasanya sudah hilang separuh.
Kalaupun ternyata kita yang harus pergi lebih dahulu, mereka bisa dirawat oleh siapa saja. Perlahan, apalagi jika usianya masih sangat kecil, mereka mungkin sanggup menghapus bayangan ibunya. Tapi bila dibalik, Ibu mana yang sanggup membayangkan ketiadaan anak-anaknya? Sejak dua buah garis muncul di selembar testpack saja, kebahagiaan seorang (calon) Ibu sudah sedemikian membuncah-buncah.
Lagi-lagi kita terkecoh. Anak-anak tak pernah meminta dilahirkan. Justru kehadirannya yang memberikan banyak sekali hal yang sebagian besarnya berlabel “kebahagiaan.”
Waktu kecil mungkin mereka akan terlihat bagai monster mini. Apa-apa minta ditemani. Apa-apa harus diajari. Makannya pun mesti dijaga. Seperti saya, berjalan kaki ke mana-mana makin terasa repot karena ada mereka dalam stroller.
Tapi saya ingat lagi cerita Ibu. Waktu Bapak sudah tidak ada, Ibu kerepotan mencari teman untuk dibawa ke undangan karena waktunya sebagian besar di malam hari. Waktu masih kecil-kecil, semuanya heboh minta ikut. Begitu sudah ABG, sudah punya kesibukan sendiri.
Waktu masuk TK sudah ada yang tidak mau tangannya digandeng. Malu pada guru dan teman-temannya. Yang tadinya tak bisa tidur kalau tidak dipeluk sama Mama. Ke sekolah pun sudah minta jalan sendiri. Tak senang lagi bila kepalanya diusap-usap, apalagi dipeluk dan dicium.
Ibu-ibu yang kerepotan dengan balita, bersabarlah.
Sebuah puisi kecil ini (disalin dari sebuah gambar via internet) mungkin bisa menjadi bahan renungan:
I won’t always cry ‘mommy’ when you leave the room,
and my supermarket tantrums will end too soon.
I won’t always wake, daddy, for cuddles through the night,
and one day you’ll miss having a chocolate face to wipe.
You won’t always wake to find my foot kicking you out of bed,
Or find me sideways on your pillow where you want to lay your head.
You won’t always have to carry me in asleep from the car,
Or piggy back me down the road when my legs can’t walk that far.
so cherish every cuddle, remember them all.
Because one day, mommy, I won’t be this small.
***
I don’t know who the author is, but I do love this poem.
We need to remember to love this stage of life, saat mereka masih kecil dan segala yang mereka lakukan seringnya terasa sebagai beban semata. As challenging as it may be, dont worry… because one day, they won’t be this small.
Takkan lama waktunya saat kita yang terduduk memandangi foto-foto kecil mereka, berharap mereka akan berlari ke pelukan kita setiap saat. Meminta waktu menerbangkan kita ke masa lalu. Kembali ke masa kecil mereka.
Seize the day, Mommies :). You don’t know what you miss when it’s gone.
thanks for the writer,
http://theurbanmama.com/articles/because-one-day-mommy-i-wont-be-this-small.html
Kalaupun ternyata kita yang harus pergi lebih dahulu, mereka bisa dirawat oleh siapa saja. Perlahan, apalagi jika usianya masih sangat kecil, mereka mungkin sanggup menghapus bayangan ibunya. Tapi bila dibalik, Ibu mana yang sanggup membayangkan ketiadaan anak-anaknya? Sejak dua buah garis muncul di selembar testpack saja, kebahagiaan seorang (calon) Ibu sudah sedemikian membuncah-buncah.
Lagi-lagi kita terkecoh. Anak-anak tak pernah meminta dilahirkan. Justru kehadirannya yang memberikan banyak sekali hal yang sebagian besarnya berlabel “kebahagiaan.”
Waktu kecil mungkin mereka akan terlihat bagai monster mini. Apa-apa minta ditemani. Apa-apa harus diajari. Makannya pun mesti dijaga. Seperti saya, berjalan kaki ke mana-mana makin terasa repot karena ada mereka dalam stroller.
Tapi saya ingat lagi cerita Ibu. Waktu Bapak sudah tidak ada, Ibu kerepotan mencari teman untuk dibawa ke undangan karena waktunya sebagian besar di malam hari. Waktu masih kecil-kecil, semuanya heboh minta ikut. Begitu sudah ABG, sudah punya kesibukan sendiri.
Waktu masuk TK sudah ada yang tidak mau tangannya digandeng. Malu pada guru dan teman-temannya. Yang tadinya tak bisa tidur kalau tidak dipeluk sama Mama. Ke sekolah pun sudah minta jalan sendiri. Tak senang lagi bila kepalanya diusap-usap, apalagi dipeluk dan dicium.
Ibu-ibu yang kerepotan dengan balita, bersabarlah.
Sebuah puisi kecil ini (disalin dari sebuah gambar via internet) mungkin bisa menjadi bahan renungan:
I won’t always cry ‘mommy’ when you leave the room,
and my supermarket tantrums will end too soon.
I won’t always wake, daddy, for cuddles through the night,
and one day you’ll miss having a chocolate face to wipe.
You won’t always wake to find my foot kicking you out of bed,
Or find me sideways on your pillow where you want to lay your head.
You won’t always have to carry me in asleep from the car,
Or piggy back me down the road when my legs can’t walk that far.
so cherish every cuddle, remember them all.
Because one day, mommy, I won’t be this small.
***
I don’t know who the author is, but I do love this poem.
We need to remember to love this stage of life, saat mereka masih kecil dan segala yang mereka lakukan seringnya terasa sebagai beban semata. As challenging as it may be, dont worry… because one day, they won’t be this small.
Takkan lama waktunya saat kita yang terduduk memandangi foto-foto kecil mereka, berharap mereka akan berlari ke pelukan kita setiap saat. Meminta waktu menerbangkan kita ke masa lalu. Kembali ke masa kecil mereka.
Seize the day, Mommies :). You don’t know what you miss when it’s gone.
thanks for the writer,
http://theurbanmama.com/articles/because-one-day-mommy-i-wont-be-this-small.html
Label:
(learn from article)
Monday, April 22, 2013
(learn from article) - Posyandu
Inget icon ini gak? Kalau saya sih sewaktu kecil mengingat ini sebagai salah satu gambar kartun yang nongol di akhir iklan layanan masyarakat yang mengumumkan Pekan Imunisasi Nasional. Hmm, kalau diingat-ingat lagi, gambar ini muncul bersama jingle lagu "Indonesia... bebas Polio"
Benar gak?
Tolong dibantu ingatan saya ya kalau ada yang lebih ingat. Yang jelas icon ini juga mengingatkan saya pada program kesehatan Pemerintah era Orde Baru yaitu Posyandu. Kalau diambil dari wikipedia sih seperti ini deskripsi Posyandu :Pos Pelayanan Keluarga Berencana - Kesehatan Terpadu (Posyandu) adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. Jadi, Posyandu merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang kesehatan dengan penanggung jawab kepala desa. A.A. Gde Muninjaya (2002:169) mengatakan : ”Pelayanan kesehatan terpadu (yandu) adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas. Tempat pelaksanaan pelayanan program terpadu di balai dusun, balai kelurahan, RW, dan sebagainya disebut dengan Pos pelayanan terpadu (Posyandu)”. Konsep Posyandu berkaitan erat dengan keterpaduan. Keterpaduan yang dimaksud meliputi keterpaduan dalam aspek sasaran, aspek lokasi kegiatan, aspek petugas penyelenggara, aspek dana dan lain sebagainya. (Departemen kesehatan, 1987:10).
Posyandu dikembangkan atas prakarsa Presiden Soeharto pada tahun 1984. Posyandu dimulai terutama untuk melayani balita (imunisasi, timbang berat badan) dan lahir melalui suatu Surat Keputusan Bersama antara Menteri Dalam Negeri RI (Mendagri), Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Ketua Tim Penggerak (TP) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan dicanangkan pada sekitar tahun 1986. Legitimasi keberadaan Posyandu ini diperkuat kembali melalui Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah tertanggal 13 Juni 2001 yang antara lain berisikan “Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu” yang antara lain meminta diaktifkannya kembali Kelompok Kerja Operasional (POKJANAL) Posyandu di semua tingkatan administrasi pemerintahan. Penerbitan Surat Edaran ini dilatarbelakangi oleh perubahan lingkungan strategis yang terjadi demikian cepat berbarengan dengan krisis moneter yang berkepanjangan.
Berbicara soal Posyandu, saya juga ingat saya adalah salah satu member-nya di era 1988. Yang saya ingat sampai sekarang adalah sesi pemberian vitamin A dan imunisasi Polio melalui cara tetes.
Serta saya juga mengingat ibu saya menyimpan Kartu Menuju Sehat (KMS) seperti ini di lemari kamar.
(gambar-nya masih klasik banget kan?)
Itu KMS versi jadul-nya. Kalau KMS sekarang dibedakan antara laki-laki dan perempuan, sesuai dengan ketentuan Penggunaan KMS yang diterbitkan Kementerian Kesehatan, yaitu Peraturan Menteri (PERMENKES) nomor : 155/Menkes/Per/I/2010, tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) bagi Balita.
KMS sendiri merupakan kartu yang memuat kurva pertumbuhan anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Secara umum KMS memiliki 3 fungsi yaitu (gizimu.com) :
- Alat untuk memantau pertumbuhan. Sebagaimana penjelasan sebelumnya, bahwa KMS memuat kurva pertumbuhan seorang anak berdasarkan jenis kelamin, umur dan berat badan anak. Normal tidaknya pertumbuhan seorang anak dapat diketahui hanya melihat trend grafik/kurva yang terdapat pada KMS.
- Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak. Salah satu informai tambahan yang bisa anda peroleh dari KMS adalah pelayanan kesehatan yang telah di peroleh si anak, misalnya catatan imunisasi, pemberian Kapsul Vitamin A serta pemberian ASI Eksklusif.
- Sebagai alat edukasi. Kader posyandu atau petugas kesehatan bisa langsung memberikan edukasi kepada ibu, dengan melihat kurva pertumbuhan si anak setelah dilakukan pengukuran berat badan.
Kembali lagi ke Posyandu. Saat ini, setelah saya bertransformasi dari balita yang menjadi anggota Posyandu kini menjadi ibu-yang-membawa-anak-ke-Posyandu, saya bisa lebih mengerti bahwa keberadaan Posyandu amat penting di Indonesia ini. Posyandu menjadi sarana kesehatan yang mudah dan murah. Karena mudah dijangkau (hampir setiap RW atau Kelurahan memiliki) serta tidak membutuhkan banyak biaya dibanding membawa bayi untuk imunisasi di RS dengan vaksin import yang harganya fantastis. Hal ini dikarenakan Posyandu memiliki imunisasi yang biayanya disubsidi Pemerintah. Posyandu juga merupakan sarana untuk edukasi masyarakat terkait dengan kebersihan dan kesehatan, sehingga orang awam pun menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan. Familiar dong melihat poster semacam ini di Posyandu?
Selain itu Posyandu juga bisa menjadi ajang bertemu para ibu di sekitar lingkungan sehingga suasana kekeluargaan akan sangat kentara disini (except jangan saling kompetisi untuk terlalu-membanggakan-bayi ya?). Terutama buat ibu yang bekerja, kalau libur dapat diluangkan ya untuk pergi ke Posyandu, sehingga ibu tetap dapat saling mengenal dengan tetangganya. Ini juga penting karena anak-anak kita saling bergaul dengan sebayanya (even still a baby) Masa bayi-bayinya saling kenal tapi ibunya engga?
Jadi kesimpulannya, saya sangat mendukung program Pemerintah yang satu ini dan berharap kalau bisa fasilitasnya diperbanyak ya. Serta edukasi tentang gaya hidup sehat juga semakin diperkencang gaungnya ke semua masyarakat Indonesia. Ayo tunggu apa lagi, ajak anak anda ke Posyandu!
PS : boleh buka http://posyandu.org/home.html untuk mengetahui program-program di Posyandu ^^
sambil dengerin lagu Aku Anak Sehat ciptaan AT Mahmud yuk!
Aku anak sehat
Tubuhku kuat
Karena ibuku rajin dan cermat
Semasa aku bayi
Slalu diberi ASI
Makanan bergizi dan imunisasi
Berat badanku ditimbang slalu
Posyandu menunggu setiap waktu
Bila aku diare
Ibu slalu waspada
Pertolongan oralit slalu siap sedia
Label:
(learn from article)
Friday, February 22, 2013
(learn from article) Nilai Nutrisi ASI part. 02
Vitamin
Vitamin K
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai faktor pembekuan. Kadar vitamin K ASI hanya seperempatnya kadar dalam susu formula. Bayi yang hanya mendapat ASI berisiko untuk terjadi perdarahan, walapun angka kejadian perdarahan ini kecil. Oleh karena itu pada bayi baru lahir perlu diberikan vitamin K yang umumnya dalam bentuk suntikan.
Vitamin D
Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin D. Hal ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan menjemur bayi pada pagi hari maka bayi akan mendapat tambahan vitamin D yang berasal dari sinar matahari. Sehingga pemberian ASI eksklusif ditambah dengan membiarkan bayi terpapar pada sinar matahari pagi akan mencegah bayi menderita penyakit tulang karena kekurangan vitamin D.
Vitamin E
Salah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan terjadinya kekurangan darah (anemia hemolitik). Keuntungan ASI adalah kandungan vitamin E nya tinggi terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal.
Vitamin A
Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. ASI mengandung dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A dan tetapi juga bahan bakunya yaitu beta karoten. Hal ini salah satu yang menerangkan mengapa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang baik.
Vitamin yang larut dalam air
Hampir semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, asam folat, vitamin C terdapat dalam ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh terhadap kadar vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar vitamin B6, B12 dan asam folat mungkin rendah pada ibu dengan gizi kurang. Karena vitamin B6 dibutuhkan pada tahap awal perkembangan sistim syaraf maka pada ibu yang menyusui perlu ditambahkan vitamin ini. Sedangkan untuk vitamin B12 cukup di dapat dari makanan sehari-hari, kecuali ibu menyusui yang vegetarian.
Mineral
Tidak seperti vitamin, kadar mineral dalam ASI tidak begitu dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi ibu dan tidak pula dipengaruhi oleh status gizi ibu. Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih mudah diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat di dalam susu sapi.
Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium ASI lebih rendah dari susu sapi, tapi tingkat penyerapannya lebih besar. Penyerapan kalsium ini dipengaruhi oleh kadar fosfor, magnesium, vitamin D dan lemak. Perbedaan kadar mineral dan jenis lemak diatas yang menyebabkan perbedaan tingkat penyerapan. Kekurangan kadar kalsium darah dan kejang otot lebih banyak ditemukan pada bayi yang mendapat susu formula dibandingkan bayi yang mendapat ASI.
Kandungan zat besi baik di dalam ASI maupun susu formula keduanya rendah serta bervariasi. Namun bayi yang mendapat ASI mempunyai risiko yang lebih kecil utnuk mengalami kekurangan zat besi dibanding dengan bayi yang mendapat susu formula. Hal ini disebabkan karena zat besi yang berasal dari ASI lebih mudah diserap, yaitu 20-50% dibandingkan hanya 4 -7% pada susu formula. Keadaan ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan pemberian makanan padat yang mengandung zat besi mulai usia 6 bulan masalah kekurangan zat besi ini dapat diatasi.
Mineral zinc dibutuhkan oleh tubuh karena merupakan mineral yang banyak membantu berbagai proses metabolisme di dalam tubuh. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan mineral ini adalah acrodermatitis enterophatica dengan gejala kemerahan di kulit, diare kronis, gelisah dan gagal tumbuh. Kadar zinc ASI menurun cepat dalam waktu 3 bulan menyusui. Seperti halnya zat besi kandungan mineral zink ASI juga lebih rendah dari susu formula, tetapi tingkat penyerapan lebih baik. Penyerapan zinc terdapat di dalam ASI, susu sapi dan susu formula berturut-turut 60%, 43-50% dan 27-32%. Mineral yang juga tinggi kadarnya dalam ASI dibandingkan susu formula adalah selenium, yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan cepat.
ASI dan Perkembangan Ketrampilan Makan
Bayi mengalami pengalaman pertama tentang rasa makanan sejak masih dalam kandungan. Rasa cairan ketuban berubah-ubah bergantung jenis makanan yang dikonsumsi oleh ibu. Rasa dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu selama kehamilan di salurkan ke cairan ketuban yang tidak hanya dirasakan oleh janin tetapi juga meningkatkan penerimaan dan kenikmatan bayi pada saat masa penyapihan ASI. Kemampuan bayi untuk mengetahui dan menerima rasa dan selera berkembang setelah lahir. Oleh karena itu pengalaman pertama terhadap rasa dan selera mempunyai dampak terhadap penerimaan rasa dan selera pada masa bayi dan anak. Telah diketahui sejak lama bahwa bayi yang terpapar dengan rasa dalam ASI akan meningkatkan penerimaan rasa tersebut sehingga mempercepat keberhasilan penyapihan. Beberapa bayi yang mendapat ASI lebih dapat menerima sayur-sayuran pada pemberian pertama dibandingkan dengan bayi yang mendapat susu formula. Anak yang diberikan ASI paling sedikit 6 bulan juga lebih jarang mengalami kesulitan makan (picky eaters), sepanjang cara pemberian ASInya benar.
Daftar Bacaan
Penulis : Aryono Hendarto dan Keumala Pringgadini
Sumber : Buku Bedah ASI
Vitamin K
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai faktor pembekuan. Kadar vitamin K ASI hanya seperempatnya kadar dalam susu formula. Bayi yang hanya mendapat ASI berisiko untuk terjadi perdarahan, walapun angka kejadian perdarahan ini kecil. Oleh karena itu pada bayi baru lahir perlu diberikan vitamin K yang umumnya dalam bentuk suntikan.
Vitamin D
Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin D. Hal ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan menjemur bayi pada pagi hari maka bayi akan mendapat tambahan vitamin D yang berasal dari sinar matahari. Sehingga pemberian ASI eksklusif ditambah dengan membiarkan bayi terpapar pada sinar matahari pagi akan mencegah bayi menderita penyakit tulang karena kekurangan vitamin D.
Vitamin E
Salah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan terjadinya kekurangan darah (anemia hemolitik). Keuntungan ASI adalah kandungan vitamin E nya tinggi terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal.
Vitamin A
Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. ASI mengandung dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A dan tetapi juga bahan bakunya yaitu beta karoten. Hal ini salah satu yang menerangkan mengapa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang baik.
Vitamin yang larut dalam air
Hampir semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, asam folat, vitamin C terdapat dalam ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh terhadap kadar vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar vitamin B6, B12 dan asam folat mungkin rendah pada ibu dengan gizi kurang. Karena vitamin B6 dibutuhkan pada tahap awal perkembangan sistim syaraf maka pada ibu yang menyusui perlu ditambahkan vitamin ini. Sedangkan untuk vitamin B12 cukup di dapat dari makanan sehari-hari, kecuali ibu menyusui yang vegetarian.
Mineral
Tidak seperti vitamin, kadar mineral dalam ASI tidak begitu dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi ibu dan tidak pula dipengaruhi oleh status gizi ibu. Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih mudah diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat di dalam susu sapi.
Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium ASI lebih rendah dari susu sapi, tapi tingkat penyerapannya lebih besar. Penyerapan kalsium ini dipengaruhi oleh kadar fosfor, magnesium, vitamin D dan lemak. Perbedaan kadar mineral dan jenis lemak diatas yang menyebabkan perbedaan tingkat penyerapan. Kekurangan kadar kalsium darah dan kejang otot lebih banyak ditemukan pada bayi yang mendapat susu formula dibandingkan bayi yang mendapat ASI.
Kandungan zat besi baik di dalam ASI maupun susu formula keduanya rendah serta bervariasi. Namun bayi yang mendapat ASI mempunyai risiko yang lebih kecil utnuk mengalami kekurangan zat besi dibanding dengan bayi yang mendapat susu formula. Hal ini disebabkan karena zat besi yang berasal dari ASI lebih mudah diserap, yaitu 20-50% dibandingkan hanya 4 -7% pada susu formula. Keadaan ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan pemberian makanan padat yang mengandung zat besi mulai usia 6 bulan masalah kekurangan zat besi ini dapat diatasi.
Mineral zinc dibutuhkan oleh tubuh karena merupakan mineral yang banyak membantu berbagai proses metabolisme di dalam tubuh. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan mineral ini adalah acrodermatitis enterophatica dengan gejala kemerahan di kulit, diare kronis, gelisah dan gagal tumbuh. Kadar zinc ASI menurun cepat dalam waktu 3 bulan menyusui. Seperti halnya zat besi kandungan mineral zink ASI juga lebih rendah dari susu formula, tetapi tingkat penyerapan lebih baik. Penyerapan zinc terdapat di dalam ASI, susu sapi dan susu formula berturut-turut 60%, 43-50% dan 27-32%. Mineral yang juga tinggi kadarnya dalam ASI dibandingkan susu formula adalah selenium, yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan cepat.
ASI dan Perkembangan Ketrampilan Makan
Bayi mengalami pengalaman pertama tentang rasa makanan sejak masih dalam kandungan. Rasa cairan ketuban berubah-ubah bergantung jenis makanan yang dikonsumsi oleh ibu. Rasa dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu selama kehamilan di salurkan ke cairan ketuban yang tidak hanya dirasakan oleh janin tetapi juga meningkatkan penerimaan dan kenikmatan bayi pada saat masa penyapihan ASI. Kemampuan bayi untuk mengetahui dan menerima rasa dan selera berkembang setelah lahir. Oleh karena itu pengalaman pertama terhadap rasa dan selera mempunyai dampak terhadap penerimaan rasa dan selera pada masa bayi dan anak. Telah diketahui sejak lama bahwa bayi yang terpapar dengan rasa dalam ASI akan meningkatkan penerimaan rasa tersebut sehingga mempercepat keberhasilan penyapihan. Beberapa bayi yang mendapat ASI lebih dapat menerima sayur-sayuran pada pemberian pertama dibandingkan dengan bayi yang mendapat susu formula. Anak yang diberikan ASI paling sedikit 6 bulan juga lebih jarang mengalami kesulitan makan (picky eaters), sepanjang cara pemberian ASInya benar.
Daftar Bacaan
- Walker WA, Watkins JB, Duggan C. Nutrition in pediatrics. Basic science and clinical applications. BC Decker, London 2003.
- Laurence RA. Breast Feeding. A guide for the medical profession. Mosby. St.Louis. 1989.
- Hendricks KM, Duggan C, Walker AW. Manual of pediatric nutrition. BC Decker, London 2000.
- Samour PQ, Helm KK, Lang CE. Handbook of pediatric nutrition. ASPEN, Maryland 1999.
- Baker SS, Baker DR, Davis AM. Pediatric nutrition support. Jones & Bartlett, Boston 2007.
Penulis : Aryono Hendarto dan Keumala Pringgadini
Sumber : Buku Bedah ASI
Label:
'ASI,
(learn from article)
(learn from article) Nilai Nutrisi ASI part. 01
Keunggulan dan keistimewaan Air Susu Ibu (ASI) sebagai nutrisi untuk bayi
sudah tidak diragukan lagi. Masyarakat luas khususnya kaum ibu telah paham benar
kegunaan dan manfaat ASI, berbagai tulisan yang membahas masalah ASI telah
banyak dipublikasi. Dalam makalah ini akan dibahas nilai nutrisi yang terkandung
dalam ASI dan keunggulannya dibanding nutrisi lain untuk bayi, dengan demikian
diharapkan para ibu akan lebih percaya diri dalam memberikan ASI kepada
bayinya.
Seperti halnya nutrisi pada umumnya, ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrien. Yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat, protein dan lemak sedangkan mikronutrien adalah vitamin & mineral. Air susu ibu hampir 90%nya terdiri dari air. Volume dan komposisi nutrien ASI berbeda untuk setiap ibu bergantung dari kebutuhan bayi. Perbedaan volume dan komposisi di atas juga terlihat pada masa menyusui (kolostrum, ASI transisi, ASI matang dan ASI pada saat penyapihan). Kandungan zat gizi ASI awal dan akhir pada setiap ibu yang menyusui juga berbeda. Kolostrum yang diproduksi antara hari 1-5 menyusui kaya akan zat gizi terutama protein.
ASI transisi mengandung banyak lemak dan gula susu (laktosa). ASI yang berasal dari ibu yang melahirkan bayi kurang bulan (prematur) mengandung tinggi lemak dan protein, serta rendah laktosa dibanding ASI yang berasal dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. Pada saat penyapihan kadar lemak dan protein meningkat seiring bertambah banyaknya kelenjar payudara. Walapun kadar protein, laktosa, dan nutrien yang larut dalam air sama pada setiap kali periode menyusui, tetapi kadar lemak meningkat.
Jumlah total produksi ASI dan asupan ke bayi bervariasi untuk setiap waktu menyusui dengan jumlah berkisar antara 450 -1200 ml dengan rerata antara 750-850 ml per hari. Banyaknya ASI yang berasal dari ibu yang mempunyai status gizi buruk dapat menurun sampai jumlah hanya 100-200 ml per hari.
Komposisi
ASI mengandung air sebanyak 87.5%, oleh karena itu bayi yang mendapat cukup ASI tidak perlu lagi mendapat tambahan air walaupun berada di tempat yang mempunyai suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi, sedangkan susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang mendapat susu formula.
Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula. Namun demikian angka kejadian diare yang disebabkan karena tidak dapat mencerna laktosa (intoleransi laktosa) jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik dibanding laktosa susu sapi atau susu formula. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Sesudah melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil.
Protein
Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein Whey dan Casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein Whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein Casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah protein Casein yang terdapat dalam ASI hanya 30% dibanding susu sapi yang mengandung protein ini dalam jumlah tinggi (80%). Disamping itu, beta laktoglobulin yaitu fraksi dari protein Whey yang banyak terdapat di protein susu sapi tidak terdapat dalam ASI. Beta laktoglobulin ini merupakan jenis protein yang potensial menyebabkan alergi.
Kualitas protein ASI juga lebih baik dibanding susu sapi yang terlihat dari profil asam amino (unit yang membentuk protein). ASI mempunyai jenis asam amino yang lebih lengkap dibandingkan susu sapi. Salah satu contohnya adalah asam amino taurin; asam amino ini hanya ditemukan dalam jumlah sedikit di dalam susu sapi. Taurin diperkirakan mempunyai peran pada perkembangan otak karena asam amino ini ditemukan dalam jumlah cukup tinggi pada jaringan otak yang sedang berkembang. Taurin ini sangat dibutuhkan oleh bayi prematur, karena kemampuan bayi prematur untuk membentuk protein ini sangat rendah.
ASI juga kaya akan nukleotida (kelompok berbagai jenis senyawa organik yang tersusun dari 3 jenis yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan fosfat) dibanding dengan susu sapi yang mempunyai zat gizi ini dalam jumlah sedikit. Disamping itu kualitas nukleotida ASI juga lebih baik dibanding susu sapi. Nukleotida ini mempunyai peran dalam meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus, merangsang pertumbuhan bakteri baik dalam usus dan meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh.
Lemak
Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi dan susu formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Terdapat beberapa perbedaan antara profil lemak yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi atau susu formula. Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI. Disamping itu ASI juga mengandung banyak asam lemak rantai panjang diantaranya asam dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina mata.
Susu sapi tidak mengadung kedua komponen ini, oleh karena itu hampir terhadap semua susu formula ditambahkan DHA dan ARA ini. Tetapi perlu diingat bahwa sumber DHA & ARA yang ditambahkan ke dalam susu formula tentunya tidak sebaik yang terdapat dalam ASI. Jumlah lemak total di dalam kolostrum lebih sedikit dibandingkan ASI matang, tetapi mempunyai persentasi asam lemak rantai panjang yang tinggi.
ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang dibanding susu sapi yang lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Seperti kita ketahui konsumsi asam lemah jenuh dalam jumlah banyak dan lama tidak baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Karnitin
Karnitin ini mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. ASI mengandung kadar karnitin yang tinggi terutama pada 3 minggu pertama menyusui, bahkan di dalam kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi lagi. Konsentrasi karnitin bayi yang mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapat susu formula.
Label:
'ASI,
(learn from article)
Saturday, February 16, 2013
(learn from article) Apps Blogger on Android
Tadi saya geregetan banget gara-gara bawa laptop tapi ga bawa charger, jadi otomatis saya ga bisa online lama-lama karena dalam waktu sejam, laptop yang awalnya tinggal 47% jadi habis dan mau gak mau saya harus berhenti ngeblog di blogger baru saya hiks!
Eh akhirnya nglirik si Samsung Galaxy Ace ini, hehe...ada Android kan ya? aseek coba deh search di Play Market, ada engga apps Blogger. Dan ternyata ada!
Nah jadi saya coba bikin posting ini untuk trial hasilnya.
Well, cekidot...
Eh akhirnya nglirik si Samsung Galaxy Ace ini, hehe...ada Android kan ya? aseek coba deh search di Play Market, ada engga apps Blogger. Dan ternyata ada!
Nah jadi saya coba bikin posting ini untuk trial hasilnya.
Well, cekidot...
Label:
(learn from article)
Subscribe to:
Posts (Atom)