Wednesday, February 17, 2016

(random note) Perilaku Menyimpang dan Toleransi

Akhir-akhir ini dunia maya ramai memperbicangkan dan memperdebatkannya soal perilaku seks menyimpang, iya, itu tuh yang ada empat jenis..el-ge-be-te. Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender. Saya menulis ini dengan harapan semoga saya gak ikut menambah populernya istilah tersebut, dan malahan membuat orang semakin terngiang-ngiang secara tak sadar dengan istilah yang amat beken saat ini. Saya hanyalah menyampaikan opini dan sikap saja... Apa sih pendapat saya soal riuh perilaku menyimpang ini?





Jujur mengenai dasar teori perilaku tersebut, saya kurang tahu mendalam...ya tahu secara umum saja lah ya. Perilaku menyimpang tersebut tidak sama seperti fitrah lain pada manusia yang seharusnya, di mana laki-laki semestinya tertarik dan kemudian menikah dan berhubungan badan dengan wanita (yang sudah sah loh ya), tapi malahan menyukai sesama jenis, atau malah menganggap jenis kelamin yang dimilikinya adalah kesalahan. 

Pada dasarnya, jelas sikap saya adalah MENOLAK dan tidak ingin perilaku menyimpang itu semakin menyebar luas. Kemudian ada yang bilang saya tidak toleransi dengan mereka? Tunggu dulu...sebelum bicara lebih lanjut sebagai seorang ibu, kita bicara sebagai sesama manusia dulu. 
Kalau ada saudara anda sakit dan harus mendapat terapi atau obat untuk menyembuhkan, apa yang anda lakukan? Apa lantas karena obatnya pahit, terapinya melelahkan, lantas anda biarkan saja dia tidak minum obat dan membiarkannya sakit terus-menerus sampai mati?
Anda tahu perilaku tersebut jelas menyimpang dari fitrah manusia (memang ada agama yang memasukkan perilaku tersebut sebagai jenis normal?), lantas masih menganggap itu hal yang wajar?
Kalau membiarkan saudara anda menderita atau di jalan yang salah, apa benar itu namanya menyayangi?
Apakah kita lupa bahwa semua orang adalah saudara?
Lalu ada yang merasa jenis kelamin yang dimilikinya adalah salah, apakah lantas berarti bermaksud menyalahkan Tuhan? Merasa jenis kelamin salah dan merubah sesuai kehendak sendiri demi alasan kebahagiaan? Lantas bagaimana bila kita memandang saudara kita yang lain...yang dengan tabah menerima bahwa dirinya tak dapat menatap indahnya dunia atau memijakkan kaki di bumi sepanjang hidupnya?

Apalagi teruntuk pecinta sesama jenis...toleransi apakah yang bisa kita berikan? Membiarkan saja mereka tetap menyukai sesama jenis?
Atau santai saja saat mereka mulai 'mengajak' saudara kita yang berorientasi normal menjadi seperti mereka? Toh anda tahu sasaran mereka kebanyakan adalah manusia sejenis yang awalnya berorientasi seks normal...

Sekarang berbicara sebagai seorang ibu. Apalagi. Tentu saya tidak mau ada anak-anak tidak berdosa menjadi korban atau terseret ke dunia penyimpangan ini.
Tidak cukupkah berita pdeofilia yang juga diakibatkan perilaku menyimpang ini?
Sama seperti juga bagaimana dengan dunia prostitusi yang juga dekat dengan dunia perilaku menyimpang ini? Bersikap...ah biarlah, toh kita yang penting enggak ikutan.
Apa bisa hanya membiarkan, sementara ada juga saudara-saudara kita yang terjebak ke dunia prostitusi tanpa dia inginkan? 
Bagaimana juga berbicara dengan orang-orang yang tidak sengaja terkena HIV/ AIDS seperti ibu dan bayinya yang tak berdosa lantaran tertular suaminya yang ternyata terjerumus dunia prostitusi atau perilaku menyimpang?

Ya, mungkin toleransinya adalah membiarkan mereka hidup seperti kita. Tak ada hak kita melarang mereka hidup, makan, minum, sekolah, bekerja, dll. Saya juga tidak berhak mencemooh, mencibir apalagi melakukan tindakan kasar ke mereka. Aku mau apa atuh... Emang saya manusia sempurna berhak menghina yang lain? Tapi mengupayakan mereka kembali ke jalan yang benar selagi jalan itu masih ada, apakah itu hal yang salah dan dianggap tidak toleransi? 

Mungkin, saya memang masih belum terlalu paham bagaimana terapi untuk menyembuhkan mereka. Saya juga bukan pakar bidang tersebut dan belum tahu apa sih metode membawa mereka kembali kepada fitrahnya. 
Tapi sebagai manusia beragama (ya, mungkin ketakwaan saya pun belum sempurna), salahkan saya berharap dan mendoakan mereka kembali kepada fitrah mereka sebagai manusia, karena suatu saat kita akan kembali kepada Tuhan, pencipta kita, Yang Maha Memiliki atas raga kita beserta penggunaannya...? Salahkan kalau saya menolak hal-hal yang membiarkan perilaku menyimpang ini makin meluas?

Mungkin tidak semua bisa terlibat dalam organisasi atau aktivis yang mampu membuat mereka tidak berperilaku menyimpang. Tapi setidaknya cukuplah kita berdoa dan sebisa mungkin menerapkan agama di lingkungan terdekat kita. Senantiasa mengingat bahwa kita adalah mahkluk Tuhan...Dan suatu saat akan pergi dari dunia ini dan kembali kepadaNya.



El-ge-be-te...bukan sekedar masalah kelamin. Ini masalah kemanusiaan dan keTuhanan.




(our family story) Bermain Bersama Angsa & Ikan di Kampus

Bingung mau ngasih judul apaan hehehe...apa coba maksudnya angsa, ikan dan kampus? Jadi kali ini saya menulis lagi tentang lokasi spot bermain anak, yang gak harus di kidszone mall atau taman hiburan dengan biaya tertentu. Ini gratis, tapi tetap bikin anak hepi. Kali ini kami berkunjung ke Universitas Airlangga (Unair) kampus C di daerah Mulyorejo. Seperti yang kita tahu, Unair adalah salah satu universitas besar di Jawa Timur. Kampusnya terbagi 3 area, A, B dan C. Untuk kampus C ini isinya kalo gak salah fakultas MIPA, Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Hewan. Kampus ini kebetulan memiliki danau yang cukup luas beserta taman. Terakhir saya ke sini jaman masih anak kuliahan ngajak adek-adek saya. Eh sekarang ke sini lagi dan taman di sana makin rapi dan bagus. Tak heran ternyata hari Minggu ramai juga pengunjungnya. Penjual makanan juga banyak, tapi hanya di pinggir pagar samping saja, kayaknya sih gak dibolehin masuk ya...



Dan yang bikin seru adalah di danau ini ada banyak sekali angsa dan ikan yang dibudidayakan. 



Banyak pengunjung (mayoritas sih keluarga dengan rombongan anak-anaknya) sengaja membawa roti atau makanan ikan untuk diberikan ke angsa dan ikan di danau. Karena kami gak persiapan bawa, hampir aja si Na sedih ga bisa ikutan ngelemparin makanan ikan. Untungnya ada juga yang ngejual roti murah, Rp 1.000-an seplastik, yang emang ditujukan untuk makanan ikan di sana. 



Si Na dan Ka seneng sekali bisa ngasih makan ikan. Kalo si Na kan udah bisa karena uda lebih gede, nah yang lucu adalah ngajarin si Ka. Dia baru kali ini tau asyiknya ngasih makan ikan. Karena belum pah, awalnya roti selembar gede langsung aja dia cemplungin ke danau (padahal maksud si ayah dicuil kecil-kecil gitu biar lempar-lemparnya lebih seru). Dan yang saya shocked ngeliat siapa yang memakan 'umpan' roti jumbo lemparannya Ka, seekor ikan dengan tentakel...saya teriak ke mas Suami, "Mas, ada gurita!" Otomatis suami saya ketawa, "Mana ada gurita di danau, itu tadi kumisnya lele dumbo," OMG suer saya ketawa sekaligus takjub, hahaha abis lelenya hampir segede badan Ka sih!

Tapi walaupun ada lele dumbo, kebanyakan ikan yang saya liat adalah ikan koi dengan warna-warnanya yang ngejreng seperti oranye dan merah. Ada juga sih ikan mirip gurami, entah gurami entah bukan hahaa...yang jelas guede juga. Ikan di sana sih ukurannya segede paha orang dewasa semua. Syereeem...

Kejadian yang juga bikin puyeng adalah ketika Ka ngambek dan marah. Ya ampyuuun masa dia pengen renang sama ikan! Hahaha...aih dasar anak bayi. Dan yang puyeng juga ketika si Ka maksa pengen nyobain makan roti makanan ikan. Whoalaaah adeeek...



Sebelum pulang jangan lupa foto di depan arca Airlangga-nya...(abaikan si Ka yang mulai ngantuk)





Ok, sampai jumpa lagi di tempat yang lain yaaa...


(mommies journal) Belanja Sambil Bermain

Buat ibu-ibu, kegiatan berbelanja di swalayan bisa dijadikan acara keluarga lho. Selain bisa pergi bareng-bareng sama anak dan suami, bentuk swalayan cukup menarik perhatian bagi anak-anak (terutama anak-anak saya sih haha). Mereka ngerasa ngeliat mainan aja liat rak-ral barang berjejeran.

Buat saya yang tiap hari harus ngejagain anak-anak selagi mas Suami kerja, maka waktu berbelanja adalah waktu dimana saya bebas gak momong anak hihihi... Soalnya saya sibuk ngisi troli belanjaan sambil cuci mata, nah mas Suami ngejagain anak-anak. Hehe lumayan merepotkan lho nungguin 2 monster saya ini di supermarket, karena mereka lumayan pinter bikin perabot porak-poranda. Sing sabar ya Boss *niru logat Sopo di serial Adit Sopo Jarwo, hihihi... 






Buat anak-anak, mereka hepi juga kalo bisa ngincip naik sepeda ato mainan yang dipajang.




Nah tapi namanya bawa anak-anak tetap harus ekstra hati-hati. Apalagi daerah swalayan yang besar dan bertingkat. Makanya saya sekarang rada males kalo disuruh masuk mall gede. Kedua monster ini lumayan heboh tiap liat eskalator. Makanya hanya ada beberapa tempat yang saya pilih buat belanja bulanan. Nyari tempat yang simpel, dan kalo bisa gak pake eskalator deh...elevator aja cukup!

Paling asyik juga pergi ke supermarket yang trolinya berbentuk mobil dengan rak seperti ini, hihihi. Lumayan lah saya gak perlu ngajak mereka ke kidszone atau naikin odong-odong lagi, duitnya bisa dipake beli minyak goreng. #emakHemat.



Nah, begitulah acara "belanja sambil bermain" menurut saya. Gimana dengan.ibu-ibu yang lain? 

Wednesday, February 03, 2016

(book pick) Resensi #11 : Second Childhood (Coba Lagi)

Judul : SECOND CHILDHOOD (Coba Lagi)
Penulis : Morris Gleitzman, 1990
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, 2005
Tebal 144 halaman
ISBN 979-22-1279-5




BLURB

Sejak masuk sekolah menengah, Mark merasa tertekan. Ayahnya ingin ia selalu jadi juara seperti di sekolah dasar dulu. Padahal menurut Mark, sekolah menengah jauh lebih sulit. Untunglah ia mendapat kesempatan untuk memperbaiki nilai ketika gurunya memberi tugas membuat karya tulis. 
Saat mencari data untuk tugas ini, Mark dan teman-temannya mengetahui soal reinkarnasi. Biarpun awalnya tak percaya, mereka akhirnya sangat bersemangat, ketika tahu mereka dulu tokoh-tokoh penting dan terkenal dalam sejarah!

Sinopsis dan Review

Sebenarnya buku ini menceritakan bagaimana imajinasi anak-anak. Ya, kalau anda ingat masa kecil, tentu semua anak punya imajinasi. Kali ini imajinasi mereka adalah tentang reinkarnasi. Anak-anak ini membayangkan bahwa sebelumnya mereka sudah pernah hidup di dunia, menjadi seorang tokoh. Mereka akhirnya tidak sekedar membayangkan, tapi merasa seolah-olah tokoh tersebut adalah diri mereka.

Diawali dari Mark yang kebingungan memperbaiki nilainya di sekolah menengah. Padahal dulu di sekolah dasar ia adalah juara, dan Dad amat berharap Mark akan menjadi juara lagi di sekolah menengah. Kebetulan ada tugas dari Mr. Cruickahank, membuat biografi tokoh. Semua murid bebas berkhayal menjadi tokoh apa saja (mulai dari ilmuwan, pengelana, raja atau tokoh lain) di masa lampau dan menceritakan kembali biografi mereka sesuai sejarah. 

Mark ingin nilainya terbaik di tugas itu, sehingga dia harus memutuskan siapa tokoh yang akan dia pilih. Sampai dia mengenal Annie, kawan sekelasnya lebih dekat, yang merasa bahwa dia adalah reinkarnasi Phar Lap, seekor kuda pacuan di era '80-an yang amat sering memenangkan lomba. Annie membuat tugas dengan biografi Phar Lap, dan selama ini dia memang merasa dirinya adalah reinkarnasi kuda itu sejak dia melihat foto kuda itu dan merasa itu adalah dirinya! Mark pun mencoba mencari tahu siapa reinkarnasi dirinya, dan dengan metode aneh, memandangi gambar setiap tokoh, akhirnya dia merasa dirinya adalah Henry Ford, pendiri pabrik mobil. Awalnya dia bangga, namun dia kemudian merasa bersalah. Mark menganggap polusi di dunia adalah kesalahan fatal yang dibuatnya, akibat ada banyak mobil di dunia.

Dari yang semula memikirkan tugas sekolah, kini Mark memikirkan 'nasib dunia' akibat mobil!






Tuesday, February 02, 2016

(our family story) Main Air di Depan Balaikota Surabaya

Awalnya saya gak ngeh waktu Mas ngajak anak-anak main air mancur di depan kantor Balaikota. Eh gak tahunya emang disana, di jam dan hari tertentu (kayaknya weekend, setahu saya, jamnya sekitar jam 6 pagi dan 3 sore) air mancur di trotoar dinyalakan dan wuss...rupanya banyak banget anak-anak kecil berdatangan untuk main air disini! Haha, jadilah depan kantor ini sebagai tempat main air gratis buat anak-anak. Dan saya juga baru tahu, ternyata banyak juga pedagang kaki lima dan asongan disana. Hmm, memanfaatkan peluang pastinya. Secara anak-anak kan butuh cemilan, hehe. Jadi buat yang pengen nyemil lumpia, kue, puding, dan aneka makanan ringan juga tersedia. Bahkan penjual nasi bungkus juga ada.





Waktu saya ke sana dulu, si Ka uda ketiduran di jalan. Jadi begitu sampe tempat dia masih rada gak sadar gitu, bingung dan malah takut liat air. Begitu lama-kelamaan sisa ngantuknya ilang, dia mulai semangat main air. Eh gak taunya jam nyala airnya berhenti, hahaha. Jadinya kuciwa deh si Ka, hihihi...kasian. Kalo si Na gimana? Dia sih malu-malu gitu, maunya main air tapi gak mau bajunya basah. Jadi cuma basahin tangan doang.



Itu tadi sekilas tentang salah satu spot bermain anak di Surabaya. Mau coba yang gratisan? Monggo mampir..  

Oh ya, biarpun masih anak-anak, jangan biarkan mereka mainan air di tempat terbuka dengan baju dalam atau malah gak pake baju ya. Selain itu, kalaupun gantu baju, pilih tempat yang tertutup atau tidak terlalu terlihat orang. Hmm, satu lagi tips kalau main air. Jangan lupa tetap bawa sabun dan handuk buat mereka bilas badan ya. Selamat bermain air! 
 
catatan Miss Putri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template