Tuesday, August 30, 2016

(mommies journal) Mainan DIY: Sate Kain Perca

Hai, kali ini saya ada ide bikin mainan dari kain perca. Daripada gak kepake, dipakai buat latihan meronce saja. Biar agak mudah buat Ka maka meroncenya pakai sumpit. 

Bahan-bahannya adalah :
2 batang sumpit
Potongan kain perca warna-warni (saya pakai flanel biar agak kaku jadi mudah dimasukkan sumpit)
Gunting buat ngepotong kain dan bikin lubang di tengah kain

Jadinya begini nih, 



Anak-anak tinggal bikin "sate" sesuai selera warna, mau yang warna apa duluuu?









Untuk Na, membuat "sate" ini adalah yang mudah. Jadi fokus dia sih masakah variasi warna saja. Dengan bermain ini anda juga bisa coba ke anak, misalnya belajar susunan warna. Sedangkan Ka yang lebih kecil masih belajar. Mainan ini melatih kesabaran dan ketelatenannya memasukkan sumpit tepat di lubang kain. 



Asik kan barang bekas bisa jadi mainan? Sampai jumpa di mainan DIY yang lain ya...!

Monday, August 29, 2016

(academic's diary) Informasi & Pengenalan ITS (IPITS)

Tanggal 30 Agustus diadakan IPITS di Gedung Pusat Robotika. Semacam MOS deh kalau buat murid sekolah, hehehe... Dan huahahaa, jadi ini pertama si Na dan Ka ditinggal rada lama, si emak udah jadi mahasiswi sayang, ahihihihi... Berangkat jam 07.50 karena tertulis mulai jam 08.00, tapi baru dimulai sekitar jam 08.30-an, 

fasilitas catat-mencatat 


konsumsi (satu asin, satu manis) dan ada juga air mineral yang gak terfoto

wefie bersama beberapa teman baru... 

Setelah pembukaan acaranya adalah sambutan dari Rektor ITS, bapak Joni Hermana.


Bapak Rektor memberikan sambutan yang isinya antara lain diharapkan dengan adanya peningkatan kapasitas dan penerimaan mahasiswa pascasarjana akan meningkatkan jumlah publikasi ilmiah. Bahkan ITS memberikan beasiswa untuk fresh graduated untuk meningkatkan daya tarik perkuliahan pascasarjana. Diharapkan ITS semakin banyak mengeluarkan publikasi dari pascasarjana.

Selanjutnya beliau menekankan perlunya mahasiswa memperluas wawasan sehingga mampu menghasilkan banyak publikasi, karena hal ini lah yang membedakan S1 dan S2. Dimana mahasiswa S1 masih dalah tahap membuat latihan penelitian sedangkan untuk S2 mahasiswa dituntut untuk belajar membuat publikasi internasional.

Selain itu beliau mengingatkan pula mengenai pendidikan akhlak, karena hal ini juga penting bukan sekedar pendidikan untuk akal pikiran yang didapat dari kampus. Karena itulah topik IPITS kali ini adalah mengembalikan niat ketika belajar, karena belajar tidak sekadar mencari gelar, tapi lebih dari itu. Nah apa dong? Antara lain adalah memberi manfaat untuk orang lain, karena hakikat hidup kita tidak hanya sekadar duniawi tapi juga mengingat kehidupan kita setelah di dunia. Jadi penting sekali menanamkan kebaikan kepada orang lain...

Oke sipp pak, saya setuju banget sama pak Rektor!!! Inget akhirat rek,




Pembukaan IPITS Pascasarjana semester Gasal 2016/2017 secara resmi


Acara selanjutnya adalah Stadium Generale dengan tema "Pembangunan Karakter Bangsa Berbasis Otak Sehat di Era Global"
oleh Prof. Dr. Suhartono Taat Putra, dr., MS. Beliau adalah profesor di bidang neuro-sains, guru besar Universitas Airlangga.



Sekilas berikut isi dari materi yang disampaikan beliau,

Dimulai dari "karakter", yang merupakan jati diri sebagai kekuatan jiwa manusia yang merupakan hasil proses belajar panjang yang muncul dalam ekspresi dan menjadi budaya. Itulah mengapa membentuk karakter anak amat dipentingkan oleh guru dan orang tua di negara maju...seperti pentingnya budaya antri pada anak, menghormati orang lebih tua, dll.

Nah, selanjutnya yang membedakan otak normal dan otak sehat adalah, apabila otak normal adalah otak yang berfungsi sehat secara fisik, sedangkan otak sehat memikirkan apa yang dapat dilakukan untuk kebaikan orang lain di sekitarnya. Dalam membentuk otak sehat ini pun sebenarnya Tuhan sudah memberi kita petunjuk. Seperti misalnya untuk umat Islam maka Allah SWT telah menurunkan wahyu Al Quran serta sunah Rasul yang harus kita pelajari. Jadi dalam pembentukan otak sehat ini dilakukan dengan mempelajari agama kita dengan baik, memahami hakikat hidup sebenarnya. Disamping itu, kita harus berpegang bahwa kebenaran absolut adalah milik Allah semata, sehingga dalam kehidupan kita harus senantiasa memperbaiki diri ke arah yang lebih baik.

Masalah saat ini adalah karakter yang rusak seperti saat ini di bangsa kita banyak permasalahan karena krisis narkoba, korupsi dan pornografi (kerusakan prefrontal cortex - tempat nilai-nilai luhur pada otak yang mengendalikan emosi). Padahal negara ini memiliki SDA melimpah (yang akhirnya lebih banyak dinikmati asing) dan letak geografis strategis (namun belum dimanfaatkan).

Otak sehat terbentuk dari pendidikan yang didapat dari 3 pilar, yaitu: orang tua, institusi pendidikan dan masyarakat.

Orang Tua; menanamkan kejujuran, kebersamaan, disiplin, empati, saling menghargai, kasih sayang, dll. Orang tua merupakan pondasi akhlak. Contoh mudah membentuk adalah memberikan kasih sayang pada anak, misalnya memeluk anak ketika pulang sekolah sehingga sang anak merasa bahagia dan menceritakan pengalamannya di sekolah. Hal ini memberikan anak kenyamanan dan perasaan bahagia. Dan hal ini dibentuk dalam waktu lama, membutuhkan kesabaran luar biasa dari orang tua.

intinya dibutuhkan Cinta Sejati kalau jadi orang tua (ternyata acara ini mengandung ilmu parenting juga hehehe)



Institusi Pendidikan; yaitu guru sebagai figur panutan. Memantapkan akhlak dan karakter, serta membina kecerdasan intelektual.


butuh IQ hanya 15%, 
EI dan SI jauh lebih butuh banyaaak
---> Orang berotak sehat memiliki kecerdasan majemuk



Disamping itu, kita juga harus mengamalkan gaya hidup sehat untuk mendapat kecerdasan majemuk. Antara lain caranya adalah : makan secukupnya (mulai makan setelah lapar dan berhenti sebelum kenyang), olahraga teratur, tidak merokok & minum alkohol serta berpikiran positif.

Dalam bidang pendidikan, menurut beliau Indonesia sudah memiliki falsafah pendidikan yang baik dari Ki Hajar Dewantara yang sangat cocok dengan kultur budaya kita yaitu 
Ing ngarso sang tulodho, 
Ing madya mangun karso, 
Tut wuri handayani...
(hayooo, jangan bilang gak tahu artinya, ini penting lho dan harus diupayakan penerapannya)


sesi tanya-jawab

Beliau juga memberi banyak contoh etika yang perlu diperbaiki. Misalnya ketika kendaraan murid lebih baik daripada guru, padahal di masa lalu murid akan merasa sungkan bisa kendaraannya lebih mahal dari guru. Hal ini adalah contoh sederhana banyak murid kurang menghargai posisi guru. Juga sebaliknya, untuk menjadi guru diperlukan kesabaran panjang dalam membentuk karakter murid. Itulah sebabnya posisi memberi teladan harus selalu pula dilakukan guru. Seperti contoh saat melihat anak membuang sampah sembarangan, maka bila ditegur tidak bisa, bisa pula memberi contoh langsung membuang sampah tersebut.



Oh ya, di acara ini ada pula pembicara tambahan, topiknya : Neuro-sains for Parenting. Berikut sedikit penjelasannya,

Membangun karakter tidak lain adalah dengan membangun otak kita. Otak yang sehat akan membangun karakter sehat. Jadi salah satu tips membangun karakter bisa dimulai sejak dalam kandungan bahkan bisa pula dimulai sejak memilih pasangan hidup sebelum membentuk keturunan. Percepatan otak anak sangat cepat sehingga para ahli neuro-sains maka pendidikan harus dibentuk sejak usia 0 tahun sampai 7 tahun (perkembangan emosi anak). Karena otak anak akan terbentuk sangat baik di usia ini. Misalnya jangan sering mengomeli anak, tetapi lebih memberi contoh anak. Sehingga amigdala (bagian otak yang mengatur emosi) akan mengenal berbagai emosi, bagaimana berinteraksi dengan orang serta empati. Sedangkan kognitif akan mulai berkembang sejak umur 3,5 tahun sehingga di bawah usia tsb dilarang untuk belajar calistung. Karena itulah anak tidak perlu ditargetkan untuk akademik saja, namum lebih penting dalam pembentukan empatinya (hehehe, lagi-lagi malah dapat ilmu parenting).

Ada pula sistem yang diajarkan mengenai otak. Pribadi baik adalah ketika prefontal cortex dapat mengintrol amigdala. Bahkan prefontal cortex ini adalah pembentuk peradaban. Maka itu penting sekali menjaga otak sehat. Bahkan salah satu contoh rusaknya prefontal cortex ini adalah ketika kita terbiasa melanggar peraturan dan mengulanginya terus-menerus, maka setahun kemudian emosi kita akan hancur. Namun ada pula tips untuk menjaga hal ini, untuk umat beragama dengan memperbanyak ibadah sehingga dapat menjaga kondisi syaraf kita... (nah lo, ujungnya semua kembali ke Tuhan juga).

Acara selanjutnya adalah pemberian cindera mata. 


Kemudian dilanjutkan dengan acara penerimaan mahasiswa pascasarjana secara resmi oleh Direktur Pascasarjana, bapak Jauhar. Serta penjelasan administasi oleh Asisten Direktur Pascasarjana.




Terkait penjelasan akademik sih saya ambil inti-intinya di foto ini,







Setelah acara penutupan (ada beberapa sesi tidak dapat saya lanjutkan karena ada keperluan), maka agendanya selesai dan ishoma. Kalau saya sih setelah ini masih ada acara di jurusan, jadi nanti ada lagi deh liputannya.





Sekian acara tadi, intinya sih sebenarnya, kalau udah kuliah nanti jangan lupa disiapkan ini, 


alamaaak, mana topik thesis-mu nduk???








(our family stories) Jalan-jalan Pagi & Bazaaaar

Yuhuuu, wiken kemarin ini acaranya jejepe (jalan-jalan pagi) sama mencoba ikutan bazaar lagi.

1. JJP

Ini jejepe sama anak-anak di area perumahan. Anak-anak dan bapak lari pagi, sang emak cukup foto-foto hehehe,

ayooo lari-lari semua


si kakak ngegodain si adek


mainan rumput aja udah cukup bikin Na hepi, si Ka ikut-ikutan main rumput juga

2. Bazaar

Hahaa, lumayan lah kemarin pas ada bazaar Agustusan nyambi jadi penjual nasgor migor. Cuma masak sekitar 25 kotak, sama 30 es kacang ijo. Alhamdulillah abisss cuma sisa nasgor sekotak dan kacang ijo 3 gelas yang akhirnya dimakan sama yang jaga stan, wkwkwk...


sempat ngefoto belakangan hayayaaa...


seperti biasa ada panggung hiburan




suasana peserta jalan sehat yang sedang belanja sarapan

Kesimpulannya, wiken ini seruuu biarpun di rumah aja. Sampai jumpa lagi di cerita wiken yang lain!

Friday, August 26, 2016

(mommies journal)DIY Today : Origami, Sorting Box & Ikan

Kali ini saya main-main lagi bikin mainan DIY sama anak-anak. Ceritanya saya beli kertas lipat, mau bikin origami gitu...kok kangen main lipat-lipat. Harganya Rp 4.000 dapat 100 lembat ukuran 120x120 mm.


Niatnya mau bikin kodok lompat, haha, nyoba berkali-kali gagal mlulu euy. Akhirnya bikin kodok biasa aja yang gak bisa lompat.


yang satunya kucel karna telah melalui berbagai lipatan

Akhirnya saya ganti deh bikin tali yang ditempelin ikan. Yang gampil aja haha kasian si Na uda pengen mainan. Yang ini saya keinget jaman TK duluuu pernah bikin beginian. Sekarang bikin trus diikat di jemuran biar berkibar kalau ditiup angin.


kaya ikan pindang dijejerin... 
(yang ini punya Na)


yang ini punya Ka

Haha, yang penting asik-asik sama anak-anak deh. Trus saya akhirnya saya sempet bikin sorting box buat anak-anak. Mainan simpel banget tapi mereka juga suka.


tinggal masuk-masukin aja potongan kertas ke lubang yang sesuai bentuknya

Kalau Na mainan ini sih udah mahir banget, tapi dia tetep aja suka main ini. Nah, si Ka yang excited banget soalnya baru bisa main beginian... Sayangnya gak sempet ngefoto mereka sama mainannya hehe saya masih sibuk gunting-gunting sih. Karena mainan kali ini fresh from the oven, begitu jadi langsung berebut mainin hehe jadi saya sibuk bener bikin mainan selanjutnya.

Dan terkait origami, akhirnya sore hari waktu ayahnya anak-anak datang baru deh bisa bikin origami beneran, hehehe...


ini nih simbol origami hahaha, burung kertas

Sebenernya sih mas Suami bikin berbagai mainan tapi malah diprekes sama si Ka, haha...dia belum ngeh. Tapi kapan-kapan saya mau belajar lipat-lipat lagi kok buat pamer di mari.

Nah, yang untuk mas Suami saya bikinin DIY gorengan, hihihi...ini makanan bukan mainan kok.


tempe goreng tepung dan bakwan sayur a.k.a ote-ote

Hari ini seru! Tunggu cerita kami di hari lain ya! Buat penutup ini saya kasih foto mereka berdua pas di sekolah aja deh, hehehe...




sebelum bel masuk si Ka masih bisa nebeng mainan di Playgrup hehe


See you teman-teman!!!

Thursday, August 25, 2016

(book review) Resensi #19 : Metamorfosa Oase

Kali ini saya membaca buku Metropop lagi, hehehe lagi pengen aja bacaan tentang wanita single yang berusaha menemukan cinta. Berikut sedikit data bukunya :

Data Buku

Judul : METAMORFOSA OASE
Penulis : Retni SB
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN 979-22-2115-8
*) Juara II Novel Metropop 2006

Blurb

Bunga, si mungil cantik 29 tahun, tiba-tiba harus bertemu lagi dengan Aria, mantan pacar yang telah menjadikannya single parent. Masa lalu yang susah payah dikubur tiba-tiba menghantui kembali.

Zerlin, lajang yang masih perawan pada usia 34 tahun, merasa menemukan pria idaman yang diharapkan akan menjadi calon jodohnya: Nandaz. Si pesolek dan penggemar aktivitas after-hours ini pun melakukan bermacam upaya agar bisa menarik perhatian Nandaz.

April, penggiat teater dan penulis novel yang produktivitasnya angin-anginan, gelisah dengan pencariannya. Beberapa nama cinta tak juga menjawab kegelisahannya. 

Seiring perjalanan waktu dan interaksi tiga sahabat itu dengan pria-pria yang masuk dalam kehidupan mereka, persahabatan yang dulunya menyerupai oase sekarang tak lagi nyaman.

Sebab mereka menyadari ternyata persahabatab itu kini menjadi tirani. Mengekang perasaan dan menghambat gerak, bagi cinta yang tumbuh di luar rencana. 

Ini menggelisahkan. Melelahkan. Membuat hampir gila!



** RESENSI DAN REVIEW ***

Buku ini menceritakan persahabatan 3 wanita; Bunga, April dan Zerlin. Walaupun akhirnya sedikit lebih banyak membahas mengenai Bunga (yang menurut saya memang paling kelam masa lalu dan masalahnya). Bunga, 29 tahun, memiliki pekerjaan yang sudah cukup mapan untuk wanita single seukuran dirinya. Namun di balik kelembutannya tersimpan luka masa lalu yang besar. Ketika berusia 20 tahun dia harus menjadi seorang ibu akibat 'pacaran kebablasan' dengan pacarnya semasa kuliah, dan harus menjadi single parent di usia muda karena sang pacar tidak bertangung jawab. Setelah menitipkan sang anak ke orangtuanya di kota asalnya, Yogyakarta, dia melanjutkan hidup kembali ke Jakarta. Meneruskan kuliahnya yang sempat cuti lalu mencari pekerjaan sampai mendapat tempat yang nyaman di kantor yang sekarang. Namun masalah besar mendadak muncul saat ternyata ada orang baru masuk kantornya. Dan tak lain tak bukan adalah sang pria yang paling dibencinya itu. Sembilan tahun berlalu tak membuat luka Bunga sembuh. Luka di hatinya seolah basah kembali dan menimbulkan kebimbangan ke mana dia harus melangkah.

Ada pula April, seniman dan novelis yang nyentrik. Tak pernah bisa jatuh cinta. Berbagai pria datang dan pergi namun tak kunjung menggetarkan hatinya. Namun saat bertemu dan berkenalan dengan Aria yang sedang frustasi karena ingin mempertanggungjawabkan perbuatannya di masa lalu hatinya terasa bergetar. Masalahnya Aria adalah pria masa lalu Bunga, sahabatnya sendiri...

Lain pula dengan Zerlin. Cantik, modis, bekerja di sebuah perusahaan periklanan Berada di usia 34 dan tak kunjung menemukan cinta membuatnya gelisah. Sampai dia berkenalan dengan Nandaz yang membuat harinya berbunga-bunga. Saat sedang berusaha merajut mimpinya, kenyataan berkata lain. Nandaz malah jatuh cinta pada Bunga saat mereka terlibat pekerjaan bersama. Apa yang harus diperbuat Zerlin?

Persahabatan satu windu ketiga wanita ini hampir kandas saat akhirnya mereka menyadari bahwa kejujuran harus dilakukan. Bunga menyadari sudah tidak ada cinta di hatinya untuk Aria, dan begitupun sebaliknya menurut Bunga hanya ada rasa tanggung jawab dan penyesalan dari Aria untuk Bunga. Akhirnya April pun berani menerima kenyataan bahwa memang dirinya telah jatuh cinta pada Aria. Begitu pula Zerlin yang akhirnya merelakan mimpinya untuk mendekati Nandaz, karena dia sudah tahu di hati Nandaz hanya ada Bunga. 

Di akhir cerita Bunga memutuskan kembali pulang ke Yogyakarta. Meninggalkan Jakarta dan kedua sahabatnya...Untuk menjalani hidup baru dan berkosentrasi pada sang anak yang selama ini jarang dia kunjungi. Dan di saat itulah dia menerima Nandaz, yang diam-diam membuntutinya di kereta menuju Yogyakarta.

 ***
Yap, persahabatan antar wanita selalu seru. Kadang tertawa bareng, nangis nareng, kadang pula bisa berantem hebat! 

Sewaktu membaca buku ini, di awal saya sengaja gak baca blurb-nya supaya gak punya gambaran ceritanya sama sekali. Awalnya saya mikir sepertinya ceritanya biasa saja, palingan tentang persahabatan wanita yang dibumbui konflik cinta. Namun lama-kelamaan menjadi menarik saat konflik tokoh Bunga dimunculkan. Membaca bagian flashback hidup Bunga di masa lalu. Sewaktu baca bagian kenapa Bunga benci sekali sama Aria, langsung ngeh deh. Pantesan... Wah, pasti jadi Bunga berat sekali.  Harus melahirkan bayi di luar nikah di usia muda, dicampakkan begitu saja oleh orang yang semestinya bertanggung jawab. 

Mengenai latar belakang cerita, seperti biasa metropop menghadirkan kehidupan urban ala Jakarta, yang bernuansa persaingan, materialistis, kesibukan, sampai kemacetan jalan raya. Begitu pula kehidupan ketiga sahabat ini. Mengalami persaingan hidup berat seperti April yang harus meningkatkan produktivitas menulisnya kalau tidak ingin menghadapi "serbuan pertanyaan" keluarganya di kampung, Zerlin yang selalu dikejar target marketing dan kehausannya akan dunia fashion dan kecantikan yang membuat gajinya cepat ludes, serta Bunga yang kebingungan harus mencari kerja setelah resign karena ada tanggungan kebutuhan anak di kampung. Bahkan untuk dapat 'reuni' kecil-kecilan pun mereka susah sekali menemukan waktu yang tepat karena kesibukan masing-masing. Namun di balik kerasnya Jakarta mereka sangat menikmati persahabatan ini, karena tidak semua orang dapat mereka percayai untuk menceritakan kisah pribadi mereka.

Di akhir cerita, saya memiliki pendapat yang sama dengan Bunga, bahwa betapa sulit menaklukkan kota Jakarta. Sulit bertahan hidup di Jakarta tanpa kerja keras, sedikit egoisme, dan dibumbui keberuntungan. Namun Jakarta pun adalah kota yang menarik, dimana dia merasa beruntung dapat menggunakan topeng 'bujangan' dimana sebenarnya dia adalah single parent yang dicampakkan mantan pacar. Bertahan hidup di desa, tentu dia tak akan sanggup mendengar gunjingan para penduduk di sekitarnya. Walaupun pada akhirnya, untuk memperoleh ketenangan pun Bunga memilih kembali ke kampung halamannya, untuk hidup bersama anak yang di cintai, di Yogyakarta. Aih, buat saya yang bukan warga Yogya pun, saya pun merasakan bahwa kota yang satu ini selalu membuat siapa yang pernah kesana merindu...


Monday, August 22, 2016

(mommies journal) Bermain dengan Waterbeads

Saya mendadak ingat sama mainan ini, si waterbeads. Semacam beads yang kalau sudah direndam beberapa jam akan mengembang dan jadi bulet lucu semacam ini nih,


saya tunjukin nih aslinya segini awalnya, kecil kaya manik-manik kecil...saya pakai cuma 1 bungkus saja, sisanya disimpen dulu ah


harganya murce pulak

Trus saya jadi inget juga pas adek saya, Yusuf masih SD dia juga pernah beli mainan kaya gini dan karena saya gak ngeh ini apaan malah saya ngeri, "dek kok bisa ngembang gini sih?" Hahaa, dasar katrok. Padahal ya semacam bahan ini lah isi dari diapers anak kita, makanya popok bisa nampung pipis bayi...

Nah, beginilah reaksi si Na dan Ka pas saya bawain waterbeads yang udah jadi (uda saya rendem kemarin, soalnya pengalaman pas saya tunjukin waterbeads yang masih belum ngembang malah pada onar.


langsung berebut 


dipindah tempat

Dan ternyata karena umur dan instingnya beda, maka penggunaan mainannya pun berbeda. Kalau si Ka lebih tertarik ngeremet-remet alias mengaktifkan otot motoriknya (halah, bahasane), sedang si Na tertarik memakainya sebagai bahan 'masakan'.


kegiatannya si Ka, secara cepat langsung ngeremesin mainannya


kegiatannya si Na, sibuk nyendokin





Dan beginilah hasil akhir kerja mereka,


kata si Na, "masak es"


udah mulai hancur bola-bolanya hahaha

Faedah mainan ini apa ya? Hahaaa kurang tahu sih, tapi bikin mereka hepi untuk sekian waktu. Setidaknya postingan kilat ini jadi saat nemenin mereka mainan. Mungkin untuk Ka ini merangsang otot motoriknya, dia kan penasaran gitu ini kenyel-kenyel apaan yak. Sedangkan si Na melatih imajinasinya dalam bermain masak-masakan. 

Sekian postingan saya tentang mainan anak. Murah meriah yang penting seru ya!


PS : waterbead katanya bisa untuk media tanam.juga lho, tapi saya sih belum coba...
 
catatan Miss Putri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template