Thursday, April 28, 2016

(beauty topic) Review #51 : Acnes Facewash - Complete White

Duluuu banget jaman kuliah saya salah satu orang yang pernah menggunakan produk dari Rohto ini untuk menghilangkan jerawat. Iya ya kalo dipikir-pikir jaman remaja dulu yang namanya jerawat gampang banget nangkring di muka hihihi...beda kalo emak-emak, sekarang yang ditakutin bukan jerawat tapi keriput! Wkwkwkwk...

Kembali ke topik. Bicara soal jerawat biarpun saya emang udah gak gampang jerawatan kaya abegeh lagi, namun beberapa produk terkait anti jerawat tetap setia saya pakai. Soalnya menurut saya mereka ini sekaligus produk anti bakteri yang setidaknya bisa membantu menggaransi saya bahwa muka saya bisa bersih gitu. Beberapa yang masih saya pakai contohnya Viva Toner Green Tea dan Pixy Cleansing Express Anti Acne.

Kemudian beberapa waktu lalu, sabun muka yang lagi saya pakai beberapa bulan terakhir, Biore Glowing Bright (hehe belum saya review ternyata) saya ketinggalan pas mudik. Beberapa hari tanpa sabun muka bikin muka saya berasa dekil, jadi kemudian saat ke supermarket saya memilih produk ini.



Mentholatum Acnes Natural Care
ACNES COMPLETE WHITE FACEWASH

Enhanches skin fairness for brighter skin looks
Natural active ingredient 
Triple whitening action
Keep skin moist & soft

- Kombinasi Blueberry ext, Mitracarpus Scaber ext, & Vit. C untuk mencerahkan kulit dan menyamarkan vlek serta noda jerawat
- Membersihkan wajah dari kotoran dan membantu melawan bakteri penyebab jerawat
- Menjaga kelembaban dan kelembutan kulit agar kulitmu tetap sehat berseri

Komposisi : 
Aqua, Glycerin, Palmitic Acid, Glyceryl Stearate, Butylene Glycol, Myristic Acid, Potassium Hydroxide, Lauric Acid, Olea Europaea Fruit Oil, Lauramide DEA, Potassium Cocoyl Glycinate, Lauryl Hydroxysulfobetaine, Potassium Chloride, Alcohol, Fragrance, Titanium Dioxide, Tocopheryl Acetate, O-Cymen-5-ol (Isopropyl Methylphenol), Dipotassium Glycyrrhizate Arctostaphylos Uva Ursy Leaf Extract, Mitacarpus Scaber Extract, Sodium Metabisulfite, Magnesium Ascorbyl Phospate, Lactic Acid, Arbutin, Sodium Acetylated Hyaluronate

NETTO 50 gr (Rp 12.000)

Peoduksi PT. ROHTO - Bandung
Atas lisensi Metholatum USA
POM NA 18141204784

REVIEW

Saya cukup percaya produk dari PT. Rohto itu berkualitas, soalnya sebelumnya saya juga pakai produk Rohto seperti Hada Labo dan Skin Aqua (tapi kalo yang kedua ini lisensinya dari perusahaan Jepang). Jadinya saya sih yakin muka saya bakalan gak ada masalah dengan produknya.

Pertama saat saya memilih jenis sabun muka Acnes, saya bingung lho karena sekitar dua tahun terakhir ini (CMIIW) varian sabunnya bermacam-macam. Kalau dulu sih cuma satu ya anti jerawat itu...kalo sekarang ditambah berbagai macam fungsi tambahan hehehe. Trus akhirnya saya pilih yang Complete White aja lah, - dasar banci putih - siapa tau muka makin cerah dan bersih.



Kemudian saat dipakai...voila! Saya surprise soalnya busanya lembuuut sekali dibanding biasanya saya pakai Biore Glowing Bright saya. Namun saat dibilas muka kerasa lho bersih dan lembut. Apa karena pakai olive oil alias minyak zaitun ya? Soalnya sih kalau saya maskeran ada campurannya olive oil emang pas bilas ada sensasi lembab gimana gitu.

Yang agak belum biasa untuk saya mungkin aromanya. Memang sih aromanya lembut, bau daun-daunan dan sedikit aroma berry, tapi saya mungkin terlanjur kebiasaan pakai sabun cuci muka yang gak wangi kali ya. Untuk yang suka aroma dedaunan mungkin suka dengan aroma Acnes Complete White ini ya, lagian sebenernya aromanya lembut kok. Saya bukannya gak suka, cuma belum biasa aja hehehe.

Untuk hasil mencerahkan, sebenernya sih menurut saya buat mencerahkan muka gak bisa mengandalkan sabun yang-cuma-mampir-dua-menit-di-muka ya hehe...teteup lah harus ada krim malam, sunblock dkk itu. Sabun cuma bantu seperkian persen buat menghilangkan sel kulit mati saja. Jadi ya saya gak berharap dari produk ini. 
(Lah trus tadi kenapa pilih ini?)
Abis bingung pilih yang mana hahaha...kali aja biarpun cuma bantu sepersekian persen bisa bikin kulit ane brighter hehe.

Kesimpulannya sih, saya puas dengan sabun muka ini. Sabun ini akan masuk ke dalam list sabun muka favorit saya, yang selama ini baru diisi dua merk, yaitu Hada Labo Gokujyun dan Biore Glowing Bright.

Oh ya, untuk fanpage Acnes bisa dilihat di sini.

Friday, April 22, 2016

(book pick) Resensi #15 : Blue Willow - Kisah Sebuah Piring

Baca buku lagi, yeiy...bukunya cerita anak lagi, tapi bagus dan menyentuh kalo kata saya biarpun gak sedih-sedih amat kok heheee...

DATA BUKU
Judul : BLUE WILLOW - KISAH SEBUAH PIRING
Penulis : Doris Gates, 1940
Ilustrasi : Paul Lantz
Alih bahasa : Rahmat Widada
Penerbit : Liliput, Yogyakarta
Tebal : 189 halaman
ISBN 979- 38130-7-5



Blurb
Hanya di mata Janey piring itu tampak sempurna. Hanya bagi Janey piring itu mempunyai kekuatan untuk mewujudkan sesuatu yang membosankan menjadi indah. Hanya kepada kehidupan yang kosong dan menjemukan piring itu menimbulkan perasaan kagum dan gembira. Dengan membungkuk di atas piring itu, Janey dapat merasakan keteduhan pohon-pohon willow. Dapat didengarnya gemericik sungai kecil ketika airnya mengalir di bawah jembatan yang melengkung. Semua keindahan sebuah taman di negeri Cina itu adalah nikmatnya yang dinikmati. Ke dalam piring biru itu Janey seolah-olah telah melangkah menuju dunia lain yang benar-benar nyata, sama seperti dunianya, dan lebih menyenangkan.

Untuk sesaat Janey benar-benar melupakan Lupe. Barulah ketika sepotong telunjuk memdarat di atas jembatan melengkung di dalam piring itu dan sebuah suara lirih berkata ragu-ragu, "Ini piring cantik," maka Janey tersentak kembali ke dunianya yang nyaya, dengan cuacanya yang panas, bau sabun cuci, dan kemiskinannya. 

"Semua itu puny makna," Janey menjelaskan. "Piring itu menyimpan cerita. Ayah telah menceritakannya berkali-kali."
Maukah kamu mendengarnya?



SINOPSIS & RESENSI

Buku ini menceritakan kehidupan seorang anak yang tinggalnya berpindah mengikuti tempat dimana orangtuanya bekerja. Janey Larkin harus tinggal mengikuti dimana sang ayah, pekerja serabutan pertanian mendapat pekerjaan. Hidup berpindah sudah sekitar empat tahun dilaluinya, tanpa keluhan. Sampai suatu ketika dia pindah ke Ngarai San Joaquin. Walaupun awalnya merasa kesepian tinggal di sebuah pondok kecil tak terpakai di sebuah ladang, namun perlahan kesepian itu hilang saat kemudian dia menemukan teman baru yang tinggal di seberang jalan pondok itu. Namanya Lupe Romero, dan keluarganya yang ramah. Apalagi setelah beberapa waktu kemudian Janey melihat sebuah pohon willow yang tunbuh di dekat sebuah sungai. Pemandangan yang benar-benar mirip dengan gambar di piring willow kesayangannya! Janey seakan tidak ingin pindah lagi, berharap sang ayah akan selalu mendapatkan pekerjaan di San Joaquin.



Mari bicara kembali soal piring willow Janey. Itu memang hanya sebuah piring, namun sangat berharga bagi Janey. Dia selalu ikut kemanapun Janey pergi, selalu terjaga dengan aman. Setiap kali Janey kesepian, Janey akan memandangi piring willow-nya, membayangkan dan menikmati suasana yang tergambar di piring itu. Hanya itu yang mampu membuatnya lebih tenang. 

Waktu demi waktu berlalu di kehidupan Janey. Janey mulai menikmati kehidupan di pondoknya, sekolah kamp-nya yang baru serta bermain bersama dengan Lupe tentunya. Sampai suatu ketika ibu tiri Janey sakit dan ayah Janey mulai kehabisan pekerjaan. Pada saat bersamaan mandor penjaga ladang menagih uang sewa pondok. Janey memilih menggadaikan piring willow-nya supaya sang mandor memberi tenggang waktu untuk orangtuanya. Itulah saat pertama kali Janey berpisah dengan piringnya.

Saat akhirnya uang keluarga Janey benar-benar menipis, maka keluarga Larkin memutuskan pindah dari pondok. Saat membereskan perabot, Janey diam-diam pergi ke rumah pak Anderson, pemilik ladang dan pondok, berharap dapat mengucapkan perpisahan dengan piring willow-nya. Namun alangkah bahagianya Janey ketika ternyata pertemuannya dengan pak Anderson memberikannya sebuah kejutan besar.

Ternyata selama ini mandor tuan Anderson mengambil uang sewa pondok tanpa seizin tuan Anderson. Bahkan pekerjaan yang semestinya dilakukan sang mandor pun tak pernah dikerjakannya. Akhirnya tuan Anderson memutuskan memecat mandor dan meminta pak Larkin, ayah Janey untuk menggantikan pekerjaan si mandor, mengurus ladang dan ternak tuan Anderson. Itu berarti Janey akan selalu tinggal di San Joaquin, tidak akan berpindah lagi dan akan selalu dapat berteman dengan Lupe! Janey dapat masuk ke sekolah distrik seperti impiannya selama ini (ya, Janey anak yang pandai, dan dia amat suka membaca buku)-Bahkan keluarga Larkin sementara dapat tinggal di gudang peternakan Anderson, yang letaknya tak jauh dari sungai dan pohon willow yang selalu dipandangi Janey seperti gambar di piringnya. 



Begitulah kehidupan keluarga Larkin yang berubah. Janey juga akhirnya mengetahui bahwa di balik kedisiplinan ibu tirinya, ternyata ibu tirinya amat menyayanginya. Itulah kenapa dia selalu menyimpan piring willow itu untuk Janey, karena itu peninggalan ibu kandung Janey. Bahkan ibu tiri Janey memiliki impian...untuk memajang piring itu di tempat yang pantas, saat mereka sekeluarga sudah memiliki sebuah rumah yang layak. Dan alangkah bahagianya lagi Janey, setelah kelulusan sekolah, ternyata keluarga Larkin sudah memiliki rumah baru. Sebuah rumah bata di dekat pohon willow. Dan si piring willow akhirnya punya tempat terhormatnya, di rak atas perapian.

***

Membaca buku ini membuat saya cukup hanyut ke dalam suasananya, merasakan bagaimana kejenuhan dan kesunyian yang dirasakan anak kecil yang baru pindah rumah. Apalagi sebenarnya kepindahannya pun ke sebuah rumah yang dapat dikatakan tidak layak, sebuah pondok kecil dan perabotan seadanya. Itupun sebelumnya Janey sudah seringkali pindah rumah, dengan kondisi seadanya. Hmm, di negara kita pun sebenarnya banyak pula yang kehidupannya di bawah garis kemiskinan seperti ini, dimana anak-anak tinggal di gubuk seadanya yang mungkin kurang nyaman dan kurang sehat. Karena itu saya seperti dapat memahami pikiran Janey. Dan kemudian saya bahkan ikut senang saat membaca kisah ini. Ketika Janey mendapat sahabat baru - Lupe yang periang, berkenalan dengan guru kamp yang baik, menemani sang ayah ikut lomba memetik kapas... Kehidupan anak-anak yang alami di pedesaan. 

Kemudian saya juga turut membayangkan suasana di piring willow Janey. Memiliki rumah sederhana di dekat pohon willow, yang di sampingnya ada sungai kecil yang indah...wow nampaknya menyenangkan ya. Saya juga pernah punya bayangan rumah impian semacam ini saat masih kecil. Punya rumah dengan pohon yang rindang. Hihihi. Makanya saya seperti mampu membayangkan apa yang Janey rasakan. Sangat wajar bagi anak seperti Janey yang mendambakan sebuah rumah dimana dia dapat merasakan kehidupan yang nyaman...

Menurut saya, penulis bagus sekali dalam membuat cerita ini. Membuat saya sebagai pembaca hanyut dalam cerita. Memahami kehidupan sosial di sekitar kita beragam. Masih banyak anak kecil yang hidup di tempat yang bukan impian mereka. Mungkin anak yang seperti Janey masih bisa bersyukur masih berada di alam 'damai'. Namun bagaimana kehidupan anak kecil yang berada dalam pengungsian perang atau bencana alam? Sudah tidak nyaman, tidak aman pula...

Sejenak kita diingatkan untuk melihat kehidupan di sekitar lingkungan kita, supaya mensyukuri apa yang sudah kita miliki. Syukur-syukur lagi kalau kita bisa berbuat lebih untuk mereka yang belum beruntung. 

Untuk karakter utama di buku ini, Janey cukup membuat saya salut. Di tengah kemiskinan dan ketidaknyamanan hidupnya, dia tetap menyanyangi ayah dan ibunya (walaupun ibu tiri). Selain itu semangat belajarnya cukup tinggi, dia rajin membaca (ini dengan dukungan ibu dan ayahnya juga) serta tetap bersekolah walaupun hanya di sekolah kamp (sekolah sementara untuk kaum nomaden). Selain itu keikhlasannya berkorban barang yang paling disayangi demi ayah dan ibunya juga patut dicontoh. Berkat pengorbanan dan keberaniannya, malahan secara tak sengaja dia berhasil mengubah jalan hidupnya. Memang, dalam hidup ini kita harus senantiasa bekerja keras.

Oh ya, penulis buku Dorris Gates (1901-1987) ini pun mendapat inspirasi menulis buku ini dari kisah nyata. Karena dia adalah seorang pustakawan di penampungan anak-anak pengungsi. Kisah ini diambil dari pengalaman pribadinya bersama anak-anak. Dan buku ini mendapat penghargaan Newbery Medal sebagai buku anak-anak terbaik tahun 1940. Sangat pantas!

Selain itu saya juga menyukai ilustrasi yang ada di buku ini. Paul Lantz memang seringkali membuat saya semakin nyaman dalam membaca buku. Saya suka sekali sih ilustrasi klasik semacam ini. 

Akhir kata, selamat membaca ya! Bahkan membaca buku terbitan tahun sebelum tahun kelahiran kita pun tetap menyenangkan lho...

Thursday, April 21, 2016

(beauty topic) Review #51 : The Body Shop Body Butter - Moringa

Ketemu lagi sama topik incip-incip bodycare disini, hihihi...yang kenal saya pasti hafal kalo saya paling gampang penasaranan sama body lotion dan sebangsanya haha. Termasuk adek saya, kali ini menghibahkan salah satu body butter buat saya, aroma melati.

The Body Shop Body Butter (mini) - MORINGA


Ingredients:
Aqua, Butyrospermum Parkii (Shea Butter), Cyclopentasiloxane, Glycerin, Cetearyl Alcohol, Glyceryl Stearate, PEG-100 Stearate, Vitis Vinifera (Grape) Seed Oil, Lanokin Alcohol, Moringa Pterygosperma Oil, Sesamum Indicum (Sesame) Seed Oil, Mel/ Honey, Bertholletia Excelsa Seed Oil, Theoboroma Cacao Seed Butter, Parfum, Phenethyl Alcohol, Caprylyl Glycol, Xanthan Gum, Linalool, Hexyl Cinnamal, Butylphenyl Methylpropional, Tocopherol, Disodium EDTA, Benzyl Salicylate, Geraniol, Hydroxycitronellal, Sodium Hydroxide, Isoeugenol, Citric Acid, Caramel, CI 19140/ Yellow 5

Support community trade :
Shea butter and cocoa butter from Ghana
Brazil nut oil from Peru
Sesame seed oil from Nicaragua
Honey from Ethiopia

Made in Thailand
Dist. PT Monica Hijau Lestari - Tangerang
Netto 50 ml
POM NA 01120101108

Kalau nginget body butter Moringa ini jadi inget, jaman masih belum merrid saya pernah beli nih body butter, ukuran yang 200 ml malahan. Trus saya endus-endus... malah saya mikir kok baunya melati banget, terlalu ibu-ibu. Sampe saya jualin ke temen saya trus saya beli lagi aroma lain. Sekarang kemakan omongan sendiri, kok jaman udah jadi ibu-ibu baunya kerasa enak ya, hahahaaa (ato hipotesa saya jaman dulu itu bener?). Lagian dipikir-pikir ngapain dulu saya protes soal aroma melatinya? Lah namanya juga Moringa masa mau bau mangga? Ah, payah ane ini mah...


Bicara soal kemasan, emang enak sih ada kemasan mini kaya gini, buat coba-coba lah. Kalau terlanjur beli besar dan gak cocok kan ya bingung mau diapain, hehe kalo dulu untung masih bisa saya jual lagi. Selain itu kemasan mini buat orang macam saya yang penasaran-an sama bebauan juga amat menguntungkan, ketimbang beli 1 jar besar duitnya mending buat beli 2 ato 3 jar kecil aja tapi aromanya beda-beda. Menguntungkan juga kalo lagi bokek, masih bisa beli lah tapi yang kecil aja yaaa...sisanya buat beli minyak goreng.



Trus bicara kualitas, ya semua mungkin tahu ya Body Butter keluaran TBS sih uda terkenal kualitasnya, ciamik lah soal fungsinya dalam melembabkan kulit. Bisa juga kok diliat dari komposisinya... proporsi terbesar isinya bahan alami seperti Shea Butter, Grape Seed Oil, dll (oil-oil yang lain) yang memang uda terkenal fungsinya untuk kulit.

Biarpun termasuk mahal (buat saya, sekitar Rp 80.000 untuk jar seupil) dibanding merk lokal, tapi masih worthed it karena cukup dioles tipis udah cukup melembabkan semalaman kok (iya, kalo saya mah pakenya kalo pas tidur malem aja). Kalo kebanyakan malah ga enak, berasa 'badan kebanyakan mentega' dan terlalu wangi ntar heheee. Apalagi kalo cuaca panas, whueleh...mendingan gak saya pake deh pake body lotion aja. 

Nah, apa kalian juga suka pake lotion sebelum tidur? Atau kalian termasuk penggemar produk TBS?






Tuesday, April 19, 2016

(book pick) Resensi #14 : Lion Boy - Pelarian (Buku II)

 

Buku II : LION BOY - Pelarian
by Zizou Corder, 2004
alih bahasa B. Sentra Tanuwidjaja
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN 979-22-2274-x
288 halaman

Blurb

Charlie dan singa-singa terjebak! Setelah lari dari sirkus, mereka bukannya bebas pergi ke Afrika, tapi malah terkurung di Venesia. Charlie juga belum berhasil menemukan orangtuanya yang diculik. Ia berusaha keras mencari tahu dari para kucing. Tapi ke mana sahabat-sahabatnya itu? Yang jelas petualangan Charlie dan para singa jadi makin seru dan menegangkan.

SINOPSIS & REVIEW





Petualangan Charlie di buku lanjutan ini ternyata tidak kalah seru. Oleh Edward, asisten Raja Boris, ternyata Charlie dan 7 singa malahan akan dimanfaatkan untuk kepentingan perdamaian dengan rakyat Venesia. Seekor singa aneh yang mendadak ikut dalam rombongan Charlie, si Primo malahan didandani sebagai St. Mark, ikon kota Venesia, singa yang dipuja seluruh Venesia. 

 

Terungkap pula kisah Primo, bahwa ternyata dia adalah seekor Smilodon fatalis, jenis singa purba! Lantas bagaimana bisa ada singa purba di sana? Malangnya ternyata dia adalah singa hasil kloning yang melarikan diri. Bagi hewan hasil kloning, sungguh menyedihkan nasib mereka karena mereka dilahirkan dengan cara menyalahi kodrat, berada di jaman yang tak seharusnya dan mengalami kebingungan mengenai kehidupan mereka sendiri... Ya, saya juga amat sangat tidak setuju teknologi kloning ini. Hal yang menyalahi fitrah Allah sesungguhnya hanya akan menimbulkan kekacauan di muka bumi.

Sementara itu Charlie terus mencari dimana orang tuanya. Dengan mengandalkan bahasa kucing, dia mencari tahu gosip dimana dan mengapa orang tuanya diculik. Dari seekor kucing aneh dan buruk rupa bernama Sergei, akhirnya sedikit demi sedikit terkuaklah rahasi itu...rahasia Allergeny.

Pada masa itu, rupanya asma adalah suatu penyakit yang cukup mewabah di Eropa dan pengobatannya cukup mahal. Tentunya keuntungan obat amat menggiurkan bagi Korporasi. Dan rupanya, ada sindikat yang menyebarkan asma supaya lebih mudah kambuh, dengan menciptakan Allergeny, gen pembuat alergi. Allergeny diberikan kepada induk kucing di beberapa wilayah, membuat induk kucing melahirkan tanpa jelas siapa pejantannya. Menghasilkan kucing buruk rupa seperti Sergei, yang memicu asma, yang membuat obat asma selalu laku. Ternyata Magdalen dan Aneb menemukan Allergeny dan berencana mencipatkan penawarnya, karena itulah Magdalen dan Aneba diculik Korporasi. Di dunia kucing sendiri, jasa orang tua Charlie amat mereka harapkan bisa mengembalikan keadaan seperti semula. Karena sejak ada Allergeny, semua kucing seolah dimusuhi manusia, karena semua kucing dianggap penyebab asma. Sedangkan para kucing 'normal' akhirnya memusuhi kucing Allergeny seperti Sergei karena dianggap sebagau pemicu masalah sosial mereka. 

Petualangan berlanjut. Singkat cerita orang tua Charlie berhasil kabur berkat bantuan Sergei dan mencari info mengenai Charlie dari rombongan Circe. Namun malahan Magdalen bertemu Mabel, kakaknya yang adalah kekasih Maccomo - si pawang singa yang singanya diajak kabur Charlie itu hihihi. Akhirnya semua memutuskan menunggu Charlie di Moroko, dengan keyakinan di sanalah singa berasal dan kemungkinan keenam singa ingin pergi ke Moroko...

Sementara itu, Primo yang telah didandani sebagai St. Mark membuat heboh Venesia ketika hari diperkenalkannya ketujuh singa di depan umum. Semua rakyat takjub melihat smilodon yang bersayap, bagai St. Mark yang asli. Bahkan kehadirannya mampu menimbulkan revolusi di Venesia, menggulingkan kekuasaan Doge, pemimpin lalin di sana. Saat kehebohan berlangsung, diam-diam Charlie, Sergei dan enam singa menyelinap kabur menggunakan kapal yang sudah disiapkan sahabat baru Charlie, Claudio si penarik gondola. Dengan kapal tersebut, mereka bermaksud pergi ke Afrika untuk menuju kebebasan singa.

Berhari-hari kapal Charlie berlayar, sampai akhirnya suatu hari naas terjadi. Kapal mereka rusak dan terdampar di suatu pulau...yang tidak mereka sadari adalah di Moroko, tepatnya Essauori, yang sebenarnya adalah tempat asal keenam singa! Walaupun mereka semua sempat sekarat karena dehidrasi, berkat tekad kuat akhirnya mereka selamat. Kabar kucing bahkan membantu menunjukkan bahwa orang tua Charlie ada di sana, meskipun masalah tak lansung usai karena masih ada musuh yang ternyata juga ada di sana. Rafi yang ingin menculik Charlie kembali, serta Maccomo yang ingin mengambil enam singa lagi.

 

Berbagai perjuangan dilalui lagi. Namun persahabatan Charlie, Sergei dan enam singa mampu membuat mereka sanggup melaluinya. Charlie akhirnya bertemu orang tuanya lagi dan para singa kembali ke hutan tempat lahir mereka lagi.

Yap, kalau kamu membaca buku ini memang suatu petualangan yang panjang ya. Namun saat membaca buku ini seolah kita berada di Venesia pada masa itu, menikmati keromantisan kotanya. Lalu juga turut merasakan bagaimana rasanya terombang-ambing di lautan besar, bagaimana anak kecil berusaha mencapai mimpinya walaupun kenyataannya amatlah sulit dan susah ditebak keberhasilannya, namun berusaha adalah hal terpenting...

Selain itu mengenai permainan gen, seperti timbulnya Allergeny dan kloning juga ditampilkan di sini. Menunjukkan betapa buruknya permainan gen dan dampaknya bagi lingkungan, serta ternyata hati nurani para hewan tak bersalah yang mungkin tak terpikirkan...apalagi hal tersebut semata ujungnya hanyalah untuk kepentingan bisnis! 

Ya, selain petualangan seru dan imajinatif -masih sulit saya membayangkan rombongan anak kecil dan setengah lusin singa- mampu menempuh perjalanan ratusan mil, buku ini memberikan beberapa pengetahuan juga untuk saya. Menarik! Selain itu, membayangkan tinggal di Pallazo Bulgaria di Venesia, istana milik Raja Boris tempat Charlie sempat tinggal atau menikmati perjalanan romantis dengan gondola disertai alunan lagu Claudio nampaknya cukup menggoda untuk dibayangkan, hihihi...

 


 

Sekian sudah review dari dua buku petualangan ini. Selamat untuk Isabel, sang pengarang buku yang brilian.

Monday, April 18, 2016

(book pick) Resensi #13 : Lion Boy ~ Petualangan Dimulai (Buku I)

Buku ini ditulis oleh Zizou Corder. Dari namanya saya kira penulisnya laki-laki. Ternyata itu hanya nama pena, karena penulisnya seorang anak dibantu ibunya, Louisa Young & Isabel Adomakoh Young. Hehehe, dan Zizou itu nama kadal peliharaan mereka. 



 Berikut mengenai buku Lion Boy

Buku I : LION BOY - Petualangan Dimulai
by Zizou Corder, 2003
alih bahasa B. Sentra Tanuwidjaja
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN 979-22-2274-x
228 halaman

Blurb

Petualangan Liar dan Persahabatan yang Luar Biasa

Charlie Ashanti mampu berbicara bahasa Kucing. Ia menganggap kemampuan itu biasa saja - tapi saat ibu dan ayahnya menghilang, ia hanya bisa mengandalkan kucing. Dengan tekad menemukan orangtuanya, diam-diam Charlie menumpang kapal sirkus besar yang berlayar ke Paris. Di kapal ia bertemu enam singa angkuh yang butuh bantuannya. Dengan bahaya mengancam dan ketidakpastian membentang di depan, mereka bersama-sama menempuh petualangan terhebat sepanjang masa.

<

SINOPSIS & REVIEW


Buku ini menceritakan Charlie, anak pasangan ilmuwan Aneba dan Magdalena - percampuran kulit putih dan Afrika yang punya kemampuan spesial, mampu berbicara bahasa Kucing (termasuk kerabatnya kucing, macan!). Konon ini didapatkannya karena saat kecil ketika terluka darah Charlie terpercik ke kulit anak macan terluka yang sedang ditolong ayah Charlie di hutan, dan sebaliknya darah anak macan itupun terpercik ke luka Charlie. Mungkin 'pertukaran darah' ini yang membuat Charlie dan bangsa kucing saling memahami.

Suatu ketika orang tua Charlie menghilang. Dan Charlie hanya mendapat surat berisi pesan rahasia dari ibunya (ya, inilah yang membuat yakin ada yang tak beres dari menghilangnya orang tuanya). Berbekal tas dan beberapa obat penting ciptaan ibunya, Charlie berkelana setelah hampir diculik Rafi (ini juga dicurigai Charlie sebagai anggota komplotan penculik ayah ibunya) serta sebuah perkamen -yang ternyata amat berharga. Saat itu pula Charlie mendapat pesan dari para kucing, bahwa orangtuanya diculik dan dibawa ke Paris. Sehingga Charlie menumpang sebuah kapal sirkus besar, Circe demi dapat sampai di Paris.



Di dalam Circe, Charlie akhirnya dipercaya sebagai asisten pawang singa, Moccomo. Moccomo memiliki enam singa yang dilatih untuk pertunjukan. Saat Charlie bercakap-cakap dengan salah satu singa, dari situlah Charlie tahu bahwa keenam singa merasa tak berdaya dan jemu berada di sirkus. Mereka merindukan kampung halamannya!
Sejak itulah misi Charlie bertambah, mencari orang tuanya dan membebaskan singa di Circe! 



Pada hari sesampainya rombongan sirkus tiba di Paris, maka misi Charlie pun dimulai. Para kucing di Paris mengabarkan bahwa orang tua Charlie sedang menuju Venesia. Maka Charlie pun berusaha mencapai Venesia sambil membawa keenam singa itu. Ya, dengan cara yang pastinya kalian akan takjub kalau membaca buku ini, maka Charlie, 6 singa ditambah seekor singa asing akhirnya dapat menyusup ke Orient Express, ke gerbong eksekutif khusus dimana Raja Bulgaria, Boris ditempatkan.


Apa reaksi Raja Boris dengan tamu asing di gerbongnya? Setelah menjelaskan penjelasan Charlie, rupanya sang Raja malah berbaik hati menutupi penyusupan ini dari petugas kereta, dan malah berjanji akan memberikan singa tempat tinggal di Venesia. 

Bagaimana cerita selanjutnya? Apakah Charlie akan menemukan orang tuanya? Apakah para singa dapat menemukan kebebasan yang mereka impikan?

Eh ternyata ini ada di buku II, kelanjutannya... Jadi tunggu di postingan selanjutnya ya!

Tapi saya bisa sedikit review mengenai buku Lion Boy sedikit nih. Untuk ukuran anak-anak yang membuat buku petualangan ini, tentu Isabel hebat sekali memiliki ide petualangan seorang anak kecil dengan para hewan. Imajinatif! Di buku ini selain menceritakan keluarga Charlie,  banyak sekali diceritakan detail soal sirkus. Ya, menurut saya rombongan sirkus amatlah unik. Bagaimana rombongan dapat hidup nomaden untuk mencari pendapatan, dengan melakukan keterampilan yang tentunya amazing dan unik. Seperti melakukan akrobat, berjalan di atas tali tinggi, melatih keterampilan hewan, menari, dll. Kalo saya sih herrr ngeri ya, gimana itu belajarnya sampe bisa ahli? Heheheee...

Selain,itu di buku ini terdalat beberapa diagram peta yang cukup membantu pembaca dalam menginajinasikan jalan cerita. Gimana sih besarnya Circe? Gimana sih bentuk Orient Express dan alur rute sembunyi para singa? Nah, terima kasih pada Fred van Deelen...saya amat suka tambahan ilustrasi seperti ini. Bagus, dan bikin seru! Selain itu bahkan ada musik-musik (yang kalau dimainkan) bisa semakin menajamkan gambaran jalan cerita saat kita membaca lho, komposisi ini dibuat oleh Robert Lockhart. Keren ya,





Karena baru buku pertama tentu harus lanjut buku kedua untuk bisa melanjutkan bahasan ini. Ayo ke postingan selanjutnya!

(healthy life) OB Herbal, Obat Asyik untuk Ibu Batuk

Hihihi, bingung mau ngasih tagline apa ke postingan ini. Masa #healthylife malah review obat? Tapi gimana dong, saya sekedar ingin berbagi saja, bagaimana gundah-gulananya seorang ibu kala sakit batuk.

Yang udah jadi emak rempong pasti tau ya, sakit itu rasanya haram deh. Jadi ibu gak boleh sakit! Soalnya kalo sakit siapa yang masak, bersihin rumah, ngurus cucian, nyuapin anak, ngecek kebutuhan suami, de es bre... Mau istirahat bobo-bobo juga gak bisa (ini terutama IRT tanpa ART ya), gimana bisa tidur kalo anak-anak belum makan ato-ngajak main puzzle?

Makanya jadi ibu harus bisa banget jaga kesehatan di tengah kesibukan. Tapi ya tapi, namanya manusia berikhtiar, kadang pun tetap saja kita bisa sakit. Sakit kan juga pemberian Tuhan yang harus dihadapi dengan senyum. Termasuk kalo ibu kena sakit batuk pilek. Iya nih batuk pasti sepasang sama pilek kalo di saya, hehehe. Udah apal bener. Nah kalo kena batuk pilek saya pasti mikir-mikir, enaknya minum obat apa ya? Apalagi biasanya obat di pasaran mengandung CTM yang bikin zzz...zzzz. Hehe, ya iya sih sebenernya biar si pasien banyak istirahat dan cepet pulih. Tapi jadi ibu harus pilih jam ngantuk, jadi saya pilih obat yang gak pake CTM aja. Selain itu, saya biasanya males pake obat bahan kimia...apalagi jaman hamil hehe. Rada males gitu. Jadi selektif milih obat batuk pilek.

Dan cap-cip-cup, setelah nongkrongin berbagai merk obat batuk pilek di sebuah etalase apotek, akhirnya saya pilih ini... 


OB Herbal

Diformulasikan dari ekstrak tanaman obat yang berkhasiat meresakan batuk karena alergi atau masuk angin. Kandungan bahan-bahan alami telah diteliti di laboratorium, mengandung bahan-bahan yang berkhasiat dan tepat untuk mengatasi masalah batuk serta diproduksi dengan sistem teknologi ekstraksi modern, dengan peralatan yang memenuhi standar GMP. OB Herbal telah mendapat sertifikat OHT, telah melalui uji prakilinis sehingga terbukti aman.

Komposisi
- Citrus Aurantifoliii Fructus : berkhasiat mengencerkan dahak
- Licorice : membantu meredakan peradangan sehingga dapat melegakan nafas
- Zingiberis Rhizoma : memberikan rasa hangat di tenggorokan
- Thymi Herba : berkhasiat meredakab bronchitis
- Menthae Folia : melegakan nafas
- Kaempferia Rrhizoma : berkhasiat mengencerkan dahak
- Myristicae Semen : berkhasiat meredakan batuk

Peoduksi PT. Deltomed
POM HT 112 600 131



Netto 60 ml, Rp 11.000

Nah, jadi itu salah satu obat andalan saya batuk (pastinya batuk ringan ya, ato batuk pilek yang biasa saya alami). Lumayan bikin lega tenggorokan tanpa bikin ngantuk hihihi. Buat ibu hamil, insya Allah sih aman ya gak perlu khawatir karena kandungannya alami. Namun tetap, selalu jaga kesehatan yaaa!

(movie/serial) Review #01 : Babar - King of the Elephants

Karena nemenin anak-anak nonton DVD,
maka saya jadi ikutan nonton deh film kartun yang satu ini. Eh, tapi sebenernya DVD ini saya beli pas jaman kuliah, hehehe...entah kenapa juga kok saya beli film Babar ini. Ya walopun ternyata isi ceritanya beda sama tebakan saya pas liat covernya.




This is the story of a young elephant whose happy life shattered by tragedy. Through many hardships and adventures, the bewildered Babar finds the strenght to rise above his misfortunes. Babar uses what he's learned to help the elephants and in return, they make him their king. Hehas great plans and builds Celesteville, the City of the Elephants. Babar realizes that his adventures have only just begun when he becomes a father himself and learns the greatest lesson of all: even in a life full of misfortunes, great things are possible if one never gets discouraged. Long love happiness! 

Laurent de Brunhoff Babar
Produksi Nelvana, 1999



SINOPSIS

Ceritanya diawali dari seekor anak gajah yang pada awalnya hidup selayaknya anak gajah di hutan bersama koloninya. Namun dia mengalami kejadian tragis, kehilangan ibunya (ditembak pemburu di hutan). Si anak gajah melarikan diri dan tanpa disadarinya dia sampai di batas hutan dan melihat bagaimana kehidupan manusia di perkotaan. Babar, si anak gajah sangat takjub dengan cara hidup manusia kota yang amat berbeda dengan kehidupan hutan. Saat berkeliling kota dia bertemu seorang ibu tua yang dipanggilnya Madame, yang memberinya tas branded untuk ditukar ke toko supaya Babar bisa memiliki pakaian. Akhirnya di sebuah toko baju, Babar mendapatkan satu stel tuxedo lengkap dengan sepatu dan topi! Setelah itu, Madame mengizinkan Babar tinggal di rumahnya yang besar dan mengajarinya berbagai pengetahuan menjadi manusia seperti membaca, menulis, manner makan, etika, dll.

Dua tahun berlalu dan Babar sudah menjadi gajah dewasa. Saat itulah Babar memutuskan pulang kembali ke hutan, ke kelompok gajahnya. Pada saat itu kelompok gajah sedang bermasalah dengan kelompok badak. Babar, dengan kecerdikannya berhasil menyelesaikan masalah tersebut tanpa perang. Karena itulah kemudian pemimpin gajah yang telah tua, memberikan posisinya pada Babar, untuk menjadi raja gajah yang baru. 

Nah, kemudian hal menarik dilakukan oleh Babar. Dia berniat membuat sebuah kota gajah dengan cara baru, menjadi kota seperti kota manusia. Para gajah dididiknya untuk memiliki keahlian masing-masing; mulai guru, pemusik, ahli bangunan, montir, dokter, dll...pokoknya mereka dilatih kaya manusia deh hihihi. Bahkan cara berjalan pun diubah, enggak jalan pake 4 kali tapi pakai 2 kaki hehe. Babar menamai kotanya Celesteville, diambil dari nama istrinya - Celeste. 

Ya begitulah dan kota ciptaan Babar pun berjalan dengan berbagai problematikanya. Kadang ada suka, duka, ada juga hal-hal mengejutkan. Dan Babar pun menyadari, begitulah adanya hidup...kadang sedih kadang gembira.

REVIEW

Awalnya saya kira ini cerita gajah biasa, eh ternyata gajah luar biasa hehe maksudnya unik sih gajah niru manusia. Ya walopun secara cerita kalo kata Mas suami kreatif sih, tapi kalo dibayangin enggak banget... Masa gajah jalan pake 2 kaki, pake setelan jas, belajar duduk, bikin perkotaan pula, hehehe. Tapi ya anak-anak sangat menikmati film ini sih. Pertama karena musiknya cukup menarik nampaknya bagi mereka, membantu mereka memahami nuansa ceritanya, apakah itu suasana sedih (wajahnya ikutan sedih) atau cerita gembira. Setidaknya Na ikutan berempati, sedih ketika adegan Babar menangis saat ibunya meninggal... (hiks saat pertama menonton saya juga sedih).

Hikmah film ini apa ya, ya mungkin salah satunya adalah kesimpulan Babar, bahwa kehidupan bisa beragam...bisa sedih, bisa gembira, kadang terjadi tragedi, kadang malah komedi. Berbagai kejadian bisa terjadi, namun dibutuhkan kebijakan untuk menghadapi semuanya.



Kalo kata si Na, ini film Gajah.

(beauty topic) Review #50 : Pixy Cleansing Express - Brightening

Saya pecinta dan pengguna setia Pixy Cleansing Express. Awalnya hanya mencoba yang seri Anti Acne. Kemudian karena lagi suka sama whitening (bahahahaa) dan lagi pake krim perawatan wajah, jadinya saya tertarik sama si Pixy biru ini...

PIXY CLEANSING EXPRESS - BRIGHTENING

Ingin pembersih wajah yang praktis, membuat kulit tampak lebih cerah dan tidak kering? Gunakan Pixy Cleansing Express BRIGHTENING. Pembersih sekaligus Penyegar yang tidak mengandung alkohol sehingga lembut untuk membersihkan kotoran dan make-up. Dapat digunakan untuk daerah sekitar mata dan bibir.


Dengan formula 2-WAY BRIGHT.
- Natural Whitening Extract, membuat kulit tampak lebih cerah
- Mengandung Soya Bean Lecithin & derivat Vitamin C, membersihkan kulit, mengangkat kotoran, make-up dan minyak berlebih di wajah tanpa membuat kulit kering sehingga kulit bersih, lembut dan terasa lembab.

Dapatkan kulit bersih, terasa lebih lembut dan tampak lebih cerah.

Ingredients : 
Water, Propylene Flycol, PEG-6 Caprylic/Capric Glycerides, PEG-7 Glyceryl Cocoate, Pachyrrhizus Erosus Root Extract, Phenoxyethanol, PEG-50 Hydrogenated Castor Oil, Methyparaben, Fragrance, Sodium Citrate, Tocopheryl Acetate, Disodium Cocoyl Glutamate, Disodium EDTA, Citric Acid, Magnesium Ascorbyl Phospate, Ethylhexyl Methoxycinnamate, Styrene/ VP Copolymer, Butylene Glycol, Glycerin, Hydroxylated Lecithin, Lactic Acid, Glycine Soja (Soybean) Seed Extract, BHT

Produksi PT. Mandom Indonesia - Bekasi
BPOM NA 18151201460

Netto : 100 ml
Rp 10.500

REVIEW

Untuk tingkat hasil pembersihan wajah, yang jelas saya sih uda percaya ama Pixy. Sama seperti Pixy Cleansing Express Anti Acne yang warnanya hijau sama kok daya pembersihnya. Dan dari segi kepraktisan, ini amat membantu sangat. Soalnya saya gak selalu sempat (dan rajin) untuk double cleansing ala cleanser - face wash - toner, maka Pixy ini penyelamat darurat muka saya heheheee. Cukup sret-sret-sret langsung deh bobo tanpa khawatir besok pagi jerawat nongol.

Untuk yang Pixy biru ini mungkin kelebihannya adalah lebih lembut daripada Pixy hijau. Namun untuk menyerap kelebihan minyak sih lebih menang yang Pixy hijau (ya iyalah memang jenis komposisi produknya pun berbeda lho kalau kamu jeli membaca). Jadinya sih saya stok keduanya, kalo muka gak terlalu kotor saya pake yang biru, kalo abis make-up rada tebel atau berasa minyak di wajah lagi numpuk saya pake yang hijau.

Oh ya, apa lagi kelebihan Pixy Cleansing Express ini? Selain praktis, saya selalu suka baik varian hijau atau biru karena Pixy ini non-alcohol. Konon katanya, eh maksud saya berdasar riset, keseringan pake produk beralkohol dalam jangka waktu panjang bikin muka mudah berkeriput. Keriput? Oh no, itu menyeramkan untuk emak-emak macam saya hehehe. Lah muka pas-pasan kalo ditambah keriput bisa berbabe.

Sekian deh review singkat saya. Apa pembersih muka andalan kamu?



(beauty topic) Review #49 : Herborist Natural Scent - Morning Green Tea

Pernah pada masa kehamilan si Ka, saya suka banget sama aroma green tea. Jadi mulai sabun, lotion sama body mist saya berusaha nyari yang aromanya green tea ini, hihihi. Ya, bawaan orang hamil kali ya. Trus karena kemarin saya posting produk Herborist, saya juga jadi ingat, ada salah satu peroduk green tea-nya yang pernah saya cobain. Ini dia,



Herborist Natural Scent - Morning Green Tea

Natural Scent Body Spray dengan keharuman alami yang elefan dan tahan lama memberikan kesegaran dan percaya diri sepanjang hari. 

Ingredients :
Alcohol, Water, Perfume, PEG-40 Hydrogenated Castor Oil, PPG-20 Methyl Glucose Ether

Produksi : PT. Victoria Care Indonesia, Semarang
NA 18120001499
Netto 120 ml

REVIEW

Untuk aroma yang dihasilkan, ternyata cukup memuaskan ibu-ibu ngidam kala itu. Iya, aroma green tea berhasil didapatkan kala disemprotkan. Soal ketahanan, ya lumayan sih 2-3 jam masih kecium. Namanya juga body spray ekonomis ya, tentu kandungan parfumenya rendah. Tapi untuk digunakan sehari-hari di rumah lumayan kok, daripada kita bau dapur hehehe. Untuk harga juga sipp lah, kalo ga salah sih dulu cuuma Rp 8.500-an. Tuh, lumayan banget kan buat semprot-semprot hihi. Buat yang ga suka aroma teh hijau, tenang saja varian wanginya macem-macem kok tinggal pilih sesuai selera aja.

Nah, apa aroma ngidam jaman anda hamil? 

Friday, April 08, 2016

(beauty topic) Review #48 : Herborist Lulur Tradisional Bali - Kiwi extract plus Whitening

Suatu ketika saya kangeeen banget lulur ala Bali. Itu lho, yang biasanya diwadahin jar pendek, trus cara pakeknya digosok-gosok waktu kulit kering...hihihi! Nah, mengenai lulur Bali, saya paling suka yang merk Bali Alus. Variannya banyaaak banget dan hampir semuanya saya suka, dulu kalo ga salah ada 11 varian yang bikin saya pengen incip semua (emang es krim?) Keinget juga sama sahabat saya yang pernah bawain lulur Bali Alus ini ke saya, namanya Putri dan dia memang asli Bali... Trus malahan sampe pas saya kerja, saya dan sahabat kantor saya sempat juga bisnis lulur Bali Alus ini. Hehe, bagi saya, kalopun gak bisa incipin semua varian, bisa ngerasain "belanja" berbagai jenis varian itu sudah bikin puas, meskipun barangnya akhirnya dijual ke orang lain. 

Sayangnya gak mudah menemukan lulur Bali Alus di sini, kecuali mungkin ada beberapa mall yang punya stand Bali Alus ya, kebanyakan cara termudah cari si lulur ini ya belanja onlen. Akhirnya, saya cari alternatif laen deh, pergi ke swalayan langganan dan malahan beli si Herborist ini.

Herborist Lulur Tradisional Bali
KIWI extract plus Whitening


Lulur tradisional Bali dengan ekstrak Kiwi alamo diperkaya dengan whitening. Kandungan vitamin C-nya dapat menghaluskan dan membuat kulit tampak lebih cerah.

Komposisi :
Water, Corn (Zea mays) starch, Oryza sativa, starch, Wheat (Triticium vulgare) germ, Alcohol, Stearic acid, Polyethylene,  Osopropyl myristate, Glycerin, Propylene glycol, PEG-100 stearate, Glyceryl monostearate, Cetyl alcohol, Parfume, Olive (Olea europaea) oil, DMDM Hydantoin, Triethanolamine, BHT, Methylparaben, Titanium dioxide, Propylparaben, Allantoin, Mineral oil, Disodium EDTA, Carbomer, Vitis vinifera fruit extract, Saxifraga sarmentosa extract, Butylene glycol, Sodium sulfite, Sodium metabisulfite, Morus bombycis root extract, Scutellaria balcanensis root extract, Kiwi (Actinida chinensis) fruit extract

Produksi PT. Victoria Care - Semarang
POM NA 18130700297


REVIEW

Untuk wadah dan penampilan luar sekilas mirip sih dengan lulur ala Bali, terutama jenis kemasan jar yang bunder gepeng gini ini lho. Tapi saat dibuka sih menurut saya berbeda. Kalau dulu lulur Bali Alus tekturnya banyak mengandung granul, kalo lulur Herborist ini lebih halus, granulnya keciiil. Namun secara aroma lulur Herborist ini lumayan lah, enak-enak kok aromanya (hehe, saya sempat cium aroma varian lain juga yang ada testernya di swalayan). 

Selanjutnya adalah efek saat digosok...yap, itu kan ya ciri lulur ala Bali? Hmm, menurut saya mirip lah, menimbulkan ilusi daki rontok (ada yang bilang yang rontok itu ya memang lulurnya, bukan daki kita hihihi). Tapi, ada juga yang bilang kalo rontokannya warnanya gelap, berarti daki kita banyak, hehehehe. Cuma karena granulnya kecil, menurut saya sih mantepan gosokannya lulur Bali Alus ya - saya malah suka lulur yang cenderung kasar tekaturnya sih, kerasa lebih 'beneran digosok'! 


Soal harga, sayangnya saya lupa si Herborist ini harganya berapa (telat sih reviewnya). Cuma secara eceran lebih murah ini daripada Bali Alus (iya dong kan saya tahu harga reseller lulur Bali Alus), dan lebih mudah didapat di swalayan rata-rata di Jaw Timur. Tapi soal selera, saya sih masih tetep kangen sama lulur Bali Alus.

Oh ya, maapkeun ya kok kali ini reviewnya terkesan membandingkan dua produk? Abis lebih mudah sih menurut saya bikin reviewnya, secara memang lulur ala Bali dari Herborist ini memang pendatang baru dibanding lulur Bali Alus...jadi saya compare sama produk yang lebih senior. Trus, betewe, pabrik lulur tradisional Bali Herborist ini malah di Semarang ya, hmm, apakah suatu saat akan ada lulur tradisional Semarang juga ya? 

Tuesday, April 05, 2016

(beauty topic) Review #47 : Oriflame Hand & Body Cream with Relaxing Lavender & Fig

Lamaaa gak ngeblog, kangen review produk skincare hihihi. Kali ini mau review body cream aja, merk Oriflame. Ceritanya ini dikasih temen, sahabat saya dari SMA - Gesyana Ari, yang juga salah satu pembaca blog saya (amiiien) hihihi. Namanya Oriflame nature secret Hand & Body Cream with Relaxing Lavender & Fig.

Saya kurang tahu ini ada di katalog Oriflame bulan apa dan tahun berapa, soalnya setahu saya tiap bikin body cream beginian pasti Oriflame akan rajin mengimprove-nya atau merubah seri-nya (misalnya yang ini nih seri Nature Secret)...entah ditambah formula ini-itu atau penambahan ekstrak buah ini-itu sehingga kadang kali katalog berikutnya body cream ini bisa aja berubah atau kadang malah discontinued.

DESKRIPSI PRODUK

Oriflame nature secret Hand & Body Cream
with Relaxing Fig & Lavender

Netto 200 ml

Krim untuk merawat kulit tangan dan tubuh.
Ingredients :
Aqua, glycerin, isopropyl myristate, cetearyl alcohol, cocos nucifera oil, bentonite, glyceryl stearate citrate, stearic acid, xanthan gum, methylparaben imidazolidinyl urea, cera alba, potassium sorbate, parfum, propylparaben citric acid, linalool, ficus carica extract, propylene glycol, lavandula angustifolia extract, coumarine, phenoxyethanol, CI 77891, CI 17200, CI 60730, CI 42030

Made in Poland


REVIEW


Pertama kali saya penasaran...apa itu buah "fig"? Nyari di google dan dapatlah kalau itu adalah buah tin. Ya, buah yang disebut di Al Quran bersama buah zaitun...wattini wazzaituni. Berarti body cream ini mengandung buah yang kaya manfaat itu dong? 

Bicara ke bentuk, body cream ini berwadah jar lebar. Warna creamnya ungu muda, pasti dong karena ada lavender juga di dalamnya. Pasti uda hafal dong apapun yang berisi lavender rata-rata berwarna ungu! Dan aromanya, manis-manis (apakah ini aroma fig --- beneran nih saya belum pernah liat apalagi makan buah tin, gegara gambar di wadah malah jadi tahu gambarnya) dan tentunya ada juga aroma lavender (yang saya udah hafal, apalagi banyak obat nyamuk yang aroma lavender juga hihihi). 



Soal tekstur, saya kira bakalan thick kaya body butter...ternyata ini lebih encer mirip body lotion. Dan itu mungkin yang bikin enak di kulit, soalnya begitu diusap langsung meresap, ilang gitu gak pake licin. Tapi aroma dan sensasi lembabnya masih ada, jadi siiip lah!

Kesimpulannya, menurut saya ini body cream yang enak dipakai menjelang tidur. Soalnya aroma lavender ini terkenal relaxing ya, rasanya lebih cocok dipakai di malam hari. Pas bangun, kulit tinggal kerasa deh lembutnya!


(random note) Menari Bersama Bintang...

Dulu saya jarang ngelihat bintang di langit, apalagi jaman (sok) sibuk kuliah, (sok) sibuk kerja, rasanya waktu malam yang perlu dilakukan ya tidur atau membuang waktu di depan tv/ gadget. Menikah sama mas Suami, berceritalah dia saat masa kecil suka melihat bintang di langit, bermain bersama saudara & teman-teman di bawah sinar purnama. Katanya sangat seru sekali, apalagi sambil makan cemilan, rujak, gorengan dll bersama saudara di halaman luar rumah.

Kembali (sok) rempong dengan 2 monscil -monster kecil-, lamaaa lagi saya gak menatap ke arah langit di malam hari. Eh tadi para monscil ngajak saya ke halaman (ceritanya ini lagi mudik ke kampung mas Suami), si Kakak ngajak liat bintang. Saya menengadah ke langit, memandang betapa luasnya langit yang bertaburan.bintang sambil mendengarkan nyanyian si Kakak,
"Bintang kecil, di langit yang tinggi...amat banyak menghias angkasa...aku ingin terbang dan menari...jauh tinggi ke tempat kau berada,"

Tertegun.
Iya deh, berasa melayang melihat langit. Membayangkan betapa luas sekali langit di atas sana. Itu baru langit yang masih bisa saya pandang, entah berapa juta kilometer yang tak kasat mata saya. Menyadari, betapa luas dan besar alam semesta, betapa lebih besar dan sungguh Maha Besar Sang Pencipta-nya.
Apalah saya yang cuma 'seorang' manusia ini.

Selain saya ingin berkata ke anak saya, "Nak sebenarnya bintang itu gak kecil lho, bintang itu besar," 
Namun rasanya saya ada juga yang berbisik ke diri sendiri, "Begitupun kamu, kamu itu sesungguhnya amat kecil dibanding alam semesta,"

Cukupkah apa yang sudah saya kerjakan di dunia ini? Apa yang ada nanti, di luar alam ini, yang entah seperti apa bentuk alam di luar sana, yang akan menjadi tpat tinggal kita nanti...

*) ya begitulah, melihat bintang menjadi postingan panjang kali ini...sebenernya pengen ngetik di blogger saya saja, tapi maklum tinggal kuota FB, tulisan saya jadi nyasat di mari.

Selamat malam semuanya!

(book pick) Resensi #12 : Betsy and The Emperor



DATA BUKU
Judul : BETSY AND THE EMPEROR (Betsy dan Sang Kaisar)
Penulis : Staton Robin
Alih Bahasa : Donna Widjajanto
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, 2006
ISBN 979-22-2271-5
Tebal : 272 halaman

BLURB

Betsy Balcombe, gadis pemberontak yang berusia empat belad tahun, merasa pulau St. Helena tempatnya tinggal sangat membosankan, sampai suatu ketika   kehebohan melanda pulau kecil di Atlantik Selatan itu. Napoleon Bonaparte datang!!!

Lebih seru lagi, ternyata mantan Kaisar Prancis dan orang paling ditakuti di dunia itu menjadi tamu di rumah keluarga Betsy, karena rumah tahanan Napoleon belum siap.

Meski awalnya Betsy sebal pada pria kecil ini, perlahan mereka menemukan banyak kesamaan pada diri mereka. Siapa sangka Betsy dan Mapoleon bisa jadi teman main kartu dan berkuda? 

Napoleon memang dijaga dua ribu tentara Inggris dan kegiatannya sangat dibatasi, tapi Betsy bisa membuat sang kaisar selalu tertawa. Bukan hanya itu, remaja badung itu bahkan superkreatif mencari berbagai cara untuk membantu sang kaisar melarikan diri dari St. Helena.



SINOPSIS & RESENSI

Biasanya saya suka menghindar buku atau film yang sad ending. Soalnya gini-gini saya suka gak tegaan ngebayangin adegan sedih, sekalipun itu cuma fiksi. Apalagi kalo bukunya ternyata based on true story, weleeeh, makin kebawa sedihnya.

Seperti kemarin saat saya membaca  buku ini, Betsy and The Emperor. Pas ngebuka segel dan baca blurb-nya saya berpikir buku ini mungkin ceritanya lucu dan seru ya, ada anak kecil berteman dengan kaisar. Gak menyangka di tengah cerita mulai deh sedihnya...

Berawal dari kisah Betsy, gadis perempuan remaja berusia 14 tahun yang baru menamatkan sekolahnya (kalo sekarang semacam SMP) dan kembali tinggal ke rumah keluarganya di pulau St. Helena, sebuah pulau kecil yang juga lumayan terpencil di Inggris Raya. Oh ya, bersetting era 1815, saya jadi baru ngeh juga, kalo di Inggris pada saat itu kaum perempuan dianggap cukup sekolah sampai usia 14 tahun saja. Selebihnya anak perempuan kembali pulang dan belajar keterampilan ibu rumah tangga seperti menjahit, memasak, dll. Selanjutnya, seperti kita juga di era tempo dulu, para gadis akan ditunangkan untuk segera menikah. 

Namun Betsy bukan gadis biasa. Hobinya memanjat tembok di dekat kamar, menyelinap keluar kamar untuk berjalan-jalan di malam hari, serta ahli berkuda. Maka kehidupan di St. Helena nampak sangat membosankan baginya. Sampai ketik suatu hari datang rombongan di pelabuhan Jamestown, rombongan tahanan dari Prancis, musuh Inggris kala itu. Dan tahanan ini istimewa, dialah sang Kaisar Napoleon Bonaparte! Penakluk ratusan perang di dunia. Dan sangat mengejutkan karena sang Kaisar akan ditempatkan di paviliun rumah Betsy (ayah Betsy adalah salah satu pejabat East Hindia Company yang memiliki rumah dinas cukup besar di pulau itu - inget gak sih sama jaman VOC Belanda hehe? -), karena menunggu perbaikan penjara yang selanjutnya akan dipakai untuk tahanan Kaisar. 

Awalnya semua takut dan benci pada sang Kaisar, mengingat betapa banyak korban perang pada saat itu, berapa banyak tentara Inggris yang pulang tinggal nama setelah perang. Serta anggapan Betsy bahwa perang hanyalah ambisi penguasa saja. Namun lama-kelamaan kekakuan itu hilang. Bonaparte, yang akhirnya punya panggilan Boney (panggilan Betsy dan 2 adik lelakinya untuk Kaisar) dan bersahabat dengan orang-orang.

Membaca buku ini membuat saya tersentuh...aih bagaimana perasaannya ya? Awalnya adalah panglima perang yang disegani di medan perang, ditakuti musuh dan dihormati pasukan. Raja di negeri yang dihormati dan dielu-elukan. Kemudian mengalami kekalahan peperangan dan harus menjadi tahanan di negeri lawan. Membayangkan betapa Napoleon Bonaparte harus berbesar hati menerima kenyataan pahit. Ditambah lagi harus berpisah jauh dengan istri dan anak-anaknya...


Cerita ini, walaupun mengandung sejarah, dikemas dalam gaya yang ringan oleh pengarang, sehingga menjadi bacaan Teentlit yang menyenangkan. Secara tak langsung pembaca dapat mengenal sosok lain Bonaparte, bukan sekedar tahu dari pelajaran sejarah bahwa dia adalah raja yang ambisius dan pem berani, tapi juga punya sisi lain. Sisi kelembutan seorang ayah, juga bagaimana dia tetap berlaku sopan pada orang lain yang bersopan santun serta bagaimana dia bersikap menghargai hak para budak meskipun dia kaisar (memang di masa itu masih jaman perbudakan). 

Ya, buku ini memang hampir keseluruhannya kisah nyata, kecuali beberapa tambahan dari penulis (misalnya saat Betsy mencoba mencari cara agar Kaisar bisa kabur dari St. Helena) supaya ceritanya lebih seru. Itupun penulis mencantumkannya di bagian belakang buku sehingga pembaca tetap mengetahui bahwa cerita yang lain adalah kisah nyata. Penulis bahkan menjamin hampir kesemua tokoh (bahkan hewan peliharaan) memang nyata ada di masa itu, karena buku ini dibuat berdasarkan referensi autobiografi Betsy, catatan Napoleon Bonaparte serta buku dr. O'Meara, dokter yang setia menemani Kaisar sampai wafat di rumah tahanan.

Dari buku ini saya juga mengetahui kisah lain Napoleon Bonaparte. Dia seorang kaisar besar Prancis, tetapi ternyata berasal dari Corsica. Walaupun akhirnya menjadi panglima perang yang disegani, ternyata saat sekolah militer awalnya dia sempat berada di rangking terbawah serta sering diremehkan karena tubuhnya yang kecil! Kesukaannya pada permen Licorice, gemar berkuda setiap hari, memiliki orang yang konon amat mirip wajahnya dengannya (sampai Betsy berniat mencari orang ini supaya bisa bertukar tempat dengan Kaisar), istri yang paling dicintainya bernama Josephine (yang bahkan seringkali diigaukan namanya oleh Kaisar), kesukaannya pada karya sastra seperti Voltaire... Kematiannya akibat kanker, di dalam tubuhnya mengandung arsenik --- ada yang mengatakan mungkin musuhnya meracuninya perlahan-lahan, ada juga yang menyebutkan bahwa arsenik itu timbunan dari makanan yang dia konsumsi (makanan laut) --- namun opini Betsy dalam buku autobiografinya, bahwa Sang Kaisar meninggal akibat terlampau sedih dan patah hati. 

Pada akhirnya buku ini memang membawa kesedihan, apalagi ketika Napoleon harus pindah ke penjara Longwood, yang sepi, kelam dan muram. Bahkan Betsy tak mampu membayangkan bagaimana Kaisar akan menghabiskan hari-harinya, tanpa teman (walaupun masih ditemani beberapa pelayan), tanpa ruang gerak yang bebas (karena Gubernur baru pulau itu, Sir Lowe memberikan aturan amat ketat dan kejam untuk Napoleon, bahkan memotong anggaran makan Kaisar). Kesedihan terasa paling mendalam saat Napoleon yang sudah ditahan beberapa tahun di penjara Longwood yang kelam, dikunjungi Betsy untuk terakhir kalinya, sebagai salam perpisahan sebelum dia sekeluarga harus pindah dari St. Helena. Sir Lowe mendeportasi keluarga Balcome karena menggap keluarga Balcome membahayakan karena terlalu dekat dengan Kaisar, serta melakukan pelanggaran seperti ayah Betsy yang menyelundupkan surat Kaisar untuk istrinya Marie-Claire, serta Betsy yang menggunakan kuda Kaisar - Hope di pacuan kuda yang mempermalukan Gubernur di depan penduduk (ya, karena kuda Gubernur kalah).

Hati Betsy sungguh hancur karena harus meninggalkan sahabatnya, yang kini diletakkan di penjara yang suram dengan kesehatan menurun, yang bahkan setelah ini sahabatnya itu mungkin tak bisa dia jumpai lagi.Perasaan kehilangan sahabat yang dialami Boney dan Betsy, serta pertemuan mereka yang sungguh-sungguh menjadi pertemuan terakhir karena 3 tahun setelah itu memang sang Kaisar akhirnya wafat. 

"Au revoir, Boney!" 
"Selamat berpisah Mademoiselle!"

...paragraf-paragraf kisah perpisahan selalu menyedihkan bukan?

Anyway, ada satu kutipan di buku ini yang menarik saya...cukup mewakili apa yang dirasakan seorang Napoleon Bonaparte. Yaitu kalimat kemarahannya pada Lowe yang keterlaluan karena memotong jatah makanan tahanan dan membatasi gerak Kaisar dengan sangat kejam. 

"Kau punya kekuasaan atas tubuhku, tapi tidak atas jiwaku. Saat ini jiwa itu tetap sebangga, sebuas, sekeras saat memerintah seluruh Eropa." 

Ya, begitulah sang Kaisar menghadapi hari-hari terakhirnya --- tanpa tahta, kekaisaran, pasukan, bagsa, keluarga dan kemerdekaannya... hanya ditemani,dengan keberanian dan kewibawaannya sendiri.



KESIMPULAN

Beberapa hikmah yang saya ambil dari buku ini adalah,

1. Persahabatan bisa terjadi dari yang berbeda usia maupun beda bangsa (bahkan bangsa yang sedang bermusuhan). Kalo kata Napoleon Bonaparte sih, mereka bisa bersahabat karena sejiwa, sama-sama merindukan kebebasan. Boney merindukan kemerdekaannya, Betsy juga ingin menjadi gadis yang tidak terkekang tradisi kala itu.

2. Harta, tahta, kejayaan memang sejatinya hanyalan titipan Tuhan. Ya, sehebat apapun manusia kala titipannya sudah diambil, maka dia tidak bisa berbuat apa-apa. Roda kehidupan bisa berputar, yang awalnya penguasa benua akhirnya menjadi tahanan...

3. Di balik sisi seseorang, selalu sisi tak terduga di baliknya. Misal sosok raja seperti Napoleon Bonaparte, ternyata punya sisi unik seperti yang dikenal Betsy.

4. Saya jadi lebih tahu sedikit soal Napoleon Bonaparte. Gara-gara buku ini saya jadi tahu dia punya museum yang menyimpan semua harta jajahan perangnya, piringan yang memuat lukisan kisah hidupnya (kalo jaman sekarang album foto mungkin ya), juga pahamnya pada kesetaraan tanpa memandang asal-usul (karena itu dia menghargai hak budak). Ya  tentu di luar sifat ambisiusnya yang ingin menguasai dataran Eropa, yang membuat jutaan nyawa prajurit melayang.

5. Tau dikit-dikit bahasa Prancis lah... Mercy!

6. Saya jadi makin kangen buku-buku Sejarah, heheheee. Mengamati bagaimana perubahan-perubahan terjadi di dunia itu menarik sekali lho!

Menurut saya, buku ini menarik lho. Sasaran penulis ingin mengisahkan sosok lain Napoleon Bonaparte yang menarik sebagai bacaan ringan menurut saya sudah tercapai dengan terbitnya buku teenlit ini. Teenlit tidak melulu berisi percintaan abege, tapi bisa juga cerita petualangan dan sejarah. Betewe, ngebayangin tahun 1815, kalo dulu di Indonesia itu jaman kerajaan mana ya? Hihihi, ayo ah, selamat membaca! 

 
catatan Miss Putri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template