Sunday, November 27, 2016

(beauty topic) Review #61 : Emeron nutritive shampoo - Soft & Smooth (Sunflower)

Ada yang pernah underestimate sama produk ini? Hehe, iya saya ngaku... Saya pernah sih meragukan kualitas shampoo Emeron. Secara harganya yang murah, kesannya biasanya barang murah ya kualitasnya gitu-gitu aja. Ibu saya juga sering beli shampoo ini, tapi buat stok untuk para ART dan karyawan di rumah. Maklum buat isi kamar mandi yang dipakai banyak orang jadi biasanya ibu saya berhemat dengan memilih produk yang harganya lebih terjangkau, soalnya dipake orang banyak jadi cepet habis hehehe...

Tapi saya orangnya penasaranan sih ya. Jadi saya pernah beli 2 kali dulu, warna ungu (untuk rambut lebih lurus) dan hitam (untuk rambut lebih hitam) CMIIW ya...Dan sayangnya saya engga cocok, karena kedua jenis ini bikin rambut saya berketombe, hiks. Jadinya saya gak kepikir beli merk ini lagi.

Sampai kemudian Emeron shampoo mengeluarkan desain botol barunya (kalau gak salah sih sebenernya ini desain yang ke-sekian deh, sering ganti soalnya). Ada iklan barunya di tivi (yang warna pink) juga. Ditambah saya iseng nyoba karena di supermarket langganan saya harga shampoo ini untuk ukuran 200ml hanya Rp 11.950, dan ada diskon Rp 2.000...alias harganya hampir hanya Rp 10.000 saja. Wow, emejing murce ya?

Lalu saya mencoba yang varian merah muda ini, Soft & Smooth.

Emeron nutritive shampoo - Soft & Smooth
dengan Sunflower dan Active Provit Amino
rambut halus berkilau dan mudah diatur

Rambut mudah sekali kehilangan kelembaban yang mengakibatkan rambut menjadi kasar dan tidak berkilau. Rawatlah keindahan rambutmu dengan Emeron Nutritive Shampoo Soft & Smooth yang sudah disempurnakan dengan teknologi Jepang. Active Provit Amino dan diperkaya oleh Sunflower, bekerja untuk menutrisi rambut dari akar dan melembabkan di tiap helainya.

Ingredients :
Water, Sodium Laureth Sulfate, Sodium Lautyl Sulfate, Dimethicone, Glycol Distearate, Cocamidopropyl Betaine, Perfume, Cocamide Oxide, Hexylene Glycol, Sodium Benzoate, Guar Hyroxypropyltrimonium Chloride, TEA-Dodecylbenzenesulfonate, D-Panthenol (Pro Vit B5), Panthenyl Ethyl Ether, Glycine, Citric Acid, Tetrasodium EDTA, Niacinamide, (Vit B3), Calcium Panthothenate (Vit B5), Pyridoxine HCL (Vit B6), Sodium Ascorbyl Phospate (Vit C), Tocopheryl Acetate (Vit E Acetate), Sodium PCA, Sodium Lactate, Arginine, Aspartic Acid, PCA, Alanine, Serine, Sunflower (Helianthus Annuus) Seed Extract, Methylchloroisothiazolinone & Methylisothiazolinone 2-Bromo-2-Nitropropane, 1-3-Diol, Propylene Glycol, Cocamide DEA

Produksi PT Lion Wings - Jakarta
di bawah lisensi Lion Japan
POM NA 18131002618


Review & Pemakaian

Bentuk botolnya lumayan unik, abis bentuknya segilima, eh salah prisma segilima tapi gak rata -apalah ya-. Tutup fliptop seperti kebanyakan shampoo lain. 

Untuk tektur cairan juga standar sih...dan warnanya putih seperti ini. 


Pertama pakai yang terasa adalah...busanya banyak banget, hehehe. Keramas berasa ngucek baju deh busanya melimpah.

Soal hasil, ini dia yang saya merasa terkejut. Awalnya saya pakai shampoo ini disertai kondisioner (merk lain). Gegaranya ya itu, saya khawatir setelah keramas rambut saya bakalan kering...jadinya diantisipasi pakai kondisioner. Lalu karena saya sering gak sempat berlama-lama waktu mandi maka yang sering terjadi akhirnya adalah saya secepat mungkin keramas tanpa pakai kondisioner lagi, hahaha...

Dan karena saya orangnya ogah-ogahan, kadang abis keramas saya lupa gak nyisir rambut (JANGAN DITIRU). Tapi belakangan baru saya nyadar...abis rambut saya kering kok saya bisa sisir pake jari dengan. Waaaah, beneran soft and smooth!!! Ternyata rambut saya jadi lembut lho pakai Emeron merah muda ini.

Kesimpulannya, 

Jangan meremehkan produk sebelum mencoba. Dan produk dengan harga terjangkau belum tentu kualitasnya gak oke. Sekarang saya jadi seneng pakai si Emeron Soft & Smooth ini. Pakainya juga santai, sering-sering juga gak khawatir kalo cepet abis, soalnya harganya bersahabat banget. Mungkin suatu saat saya juga akan coba varian lainnya.


(our family stories) Jalan Sehat di Kantor Ayah

Jadi kegiatan di hari Minggu ini adalah mengikuti event hari jadi kantor mas Suami yang ke-40. Wah, uda lumayan ya umur PDAM di kota ini. Setiap tahun, kantor mas Suami menyelenggarakan kegiatan jalan sehat ini, disertai lomba-lomba lain tentunya. Ini adalah kali kedua kamu mengikuti acara jalan sehat ini. Dan belajar dari pengalaman tahun lalu dimana kami terlambat start, maka hari ini kami berangkat lebih pagi, hihihi.

Dan ini dia hasil berangkat lebih pagi, kami jadi tepat di barisan depan garis start, hehehe... Niat banget yak! Kata mas Suami, "kalo gak ikutan start resmi aura jalan sehatnya gak lengkap," =__=

foto dulu mumpung pagi, masih belum kucel & keringetan




Dan...dimulailah rute kita. Dari kantor belok ke Jl. Gubeng Masjid, lanjut Jl. Nias, lanjut ke Jl. Kertajaya trus belok ke Jl. Dharmahusada, balik ke Jl. Prof Dr. Moestopo.


Buat saya yang paling mengejutkan adalah si Na semangat banget ikut jalan sehat ini. Dia hampir jalan terus lho, cuma sesekali digendong itupun gak sampai semenit minta turun. Sama istirahat duduk 2 kali di tengah rute, salah satunya request es krim, hehe, dasar bocah. Tapi gapapa, yang penting tetep semangat ya!


Aih dan saya baru sadar, gak ambil foto selama jalan-jalan tadi...hehe. Abis keasyikan ngajakin Na yang lagi semangat, ditambah agak riewuh pas Ka mogok gak mau turun gendongan. Jadinya si mas Suami bukannya sekedar 'jalan sehat', tetapi juga 'gendong sehat', wkwkwk... Mruntus bener deh,

Setelah jalan sehat dan ngumpulin kupon door prize, kami istirahat sambil menikmati snack dari panitia. Lumayan juga nih abis jalan kaki hampir 2 km.



Kemudian nemenin si Na ikutan lomba mewarnai. Judul lombanya sih "Lomba Mewarnai Ibu & Anak-anak", jadi emaknya boleh ikut mbantu ngewarnai, hahaha...


ini mah si Ayah kebawa suasana, ikutan serius ngewarnainnya...hihi


si Ka yang gak ikut lomba cari kegiatan sendiri, acak-acak dompet


suasana lomba mewarnai, lumayan banyak anak-anak karyawan yang ikut

Sambil mewarnai anak-anak mendapat hiburan atraksi badut dan sulap. Yaa, lumayan lah bikin suasana makin rame. Oh ya, di acara ini juga digelar bazaar. Berbagai makanan dan cemilan dijual disini, sayangnya saya gak sempat ambil foto detail...

suasana bazaar dari kejauhan, saya sempet njajan cilok, tahu krispy sama telur polkadot saja sih...oh iya sama silky puding buat anak-anak...padahal banyak juga lho yang jual makanan 'berat' seperti soto, pecel, nasi ayam, dll...kenyang lah pokoknya!

Setelah selesai mewarnai dan gambar dikumpulkan ke juri, ternyata semua peserta dapat goodie bag berisi snack dan buku komik tentang PDAM Surya Sembada lho. Bagus deh menurut saya konsep komiknya menarik banget nih,


di dalam buku ini menceritakan bagaimana pemrosesan air sampai bisa diakses di rumah, serta ajakan turut menjaga kebersihan lingkungan karena lingkungan mempengaruhi kualitas air...selain itu juga mengingatkan kita untuk menghemat air,

Setelah itu acara selanjutnya menonton panggung hiburan tentunya. Berbagai band dan tarian persembahan karyawan disajikan, dan tentunya yang ditunggu peserta adalah pengumuman doorprize-nya, hahaha. Hadianya banyak buanget, ada lho hampir 100 hadiah. Selain itu hadiah utamanya ada 4 motor, hihihi... Mupeng juga. Sayangnya gak dapat apa-apa, :P

kupon kita belum sakti, hihihi

Dan selesailah acara pada hari itu... Puas lah ikut acara ini. Keringet dapat, cemilah dapat, wkwkwk...dan anak-anak yang penting hepi walaupun emang kita berdua lumayan rempong ngawasi mereka kesana-kemari.

Sampai jumpa di cerita yang lain!

ini kenapa pas pose gue begitu ya? dan ada anak lewat yang mbikin dia seolah 'bagian' dari kita, hahaha...ya namanya juga difotoin





Thursday, November 24, 2016

(academic's diary) Basic Cost Term & Concepts

Cost Behaviour adalah perilaku biaya terhadap aktivitas.
Ada dua macam biaya berdasarkan sifatnya, yaitu :
1. Fixed Cost - biaya yang jumlahnya tetap, tidak berubah
2. Variable Cost - biaya yang besarnya berubah-ubah mengikuti aktivitas produksi
kedua jenis biaya ini perlu diperhatikan agar bisa di-reduce.

Untuk itu diperlukan pengidentifikasian Cost Driver sebagai pencetus muculnya biaya.
Namun ada pula Uncontrollable Cost - biaya yang tak dapat dikendalikan.
seperti contoh : Adanya iklan nasional pada suatu produk yang harus diterapkan oleh semua kantor cabang. Maka biaya iklan ini harus dikeluarkan oleh setiap kantor cabang, dan menjadi uncontrollable cost.

Dalam suatu kegiatan produksi, terdapat manufacturing cost, yaitu biaya yang terbebankan ke suatu produk. Manufacturing Cost ini terdiri dari 3 macam, yaitu :
  1. Direct Material - Bahan baku yang digunakan dalam produksi. Cara mudah membedakan bahan baku langsung dengan tidak langsung adalah dapatnya bahan tersebut ditelusuri langsung dari produknya. 
  2. Direct Labor - Biaya gaji dan tunjangan karyawan yang bekerja langsung untuk produk (sebagai contoh di sini adalah gaji operator produksi)
  3. Manufacturing Overhead- semua biaya lain di manufaktur tapi masih melekat di produk. Contohnya adalah indirect material (lubricant untuk mesin produksi), indirect labor (biaya gaji karyawan maintenance, karyawan PPIC dan QC), other cost (depresiasi fasilitas produksi, pajak properti, asuransi, dll)
Di luar manufacturing cost masih ada lagi biaya terkait dengan keuntungan pendapatan atas penjualan produk, yaitu biaya Selling & Administration cost.


*) ada perbedaan term pada kalimat cost dan expense.
Untuk term cost biasanya akan identik dengan 'pengorbanan' (pengeluaran biaya) untuk sesuatu yang memiliki hasil dan nilai (menjadi aset, produk, dll)
Sedangkan untuk term expense biasanya identik dengan 'pengorbanan' (pengeluaran biaya) yang hilang tapi harus tetap dikeluarkan (misalnya biaya iklan produk)

Apabila digambarkan letak komponen biaya tersebut, maka dapat digambarkan secara mudah sebagai berikut,


Note : tulisan berasal dari catatan pribadi penulis saat mengikuti mata kuliah Manajemen Investasi dan Biaya. 




Wednesday, November 23, 2016

(moomies journal) DIY Playdoh dari Terigu

Beberapa waktu lalu si Na dapat sekotak playdoh dari sekolahnya, dan dia seneng banget mainin playdoh-nya.


Terus saya mikir, kasian juga ya cuma dapat sekotak doang, pasti si Na kurang puas mainnya. Pengen beliin tapi kok sayang harganya mahal (ukuran saya) hehehe, #emakirit. Lalu saya keinget jaman dulu pernah bikin playdoh sendiri dari tepung terigu. Ya udah deh saya pun berniat bikin lagi. Berikut nih campuran adonan (dough)-nya :
   1 gelas tepung terigu
   1/3 gelas garam (kalau ada sih garam halus)
   1 sdm minyak goreng
   1/3 gelas air
   pewarna makanan secukupnya

Jadi pertamanya campur tepung terigu dan garam, aduk rata. Lalu campur air, minyak dan pewarna di dalam gelas, kemudian tuang 'larutan' tersebut ke tepung terigu tadi. Uleni terus sampai warnanya rata dan kekenyalannya cukup. Kalau misalkan dirasa kurang kenyal bisa ditambah minyak atau airnya, kalau berasa keenceran silahkan ditambah tepung terigunya.

Ini dia hasil punya saya,
gimana bagus atau jelek? wkwkwkwk...

Membuat adonan ini cukup memerlukan waktu 5 menit dan kebetulan bahannya ada di dapur semua. Sebenernya sih saya pernah baca beberapa resep lain yang  bahannya agak beda gitu, tapi saya pilih ini karena yang ada di dapur semua ya yang ini. Selain itu biaya semua materialnya bahkan gak sampe Rp 3.000,  

Selain murah meriah, kelebihan playdoh buatan sendiri sih udah pasti kemananannya kalau tertelan, hihihi secara isinya terigu, garam, minyak sama air. Lha kalau ketelen sih kayanya bakal di-lepeh juga sama si bocah soalnya rasanya asiiin, hihihi.

Nah, buat saya sih yang penting hasil akhirnya. Anak-anak semua suka, hehehe. Pada sibuk mainan ini. Na pakai adonan ini buat masak, dan si Ka ikut-ikutan deh kakaknya.







Betewe, masih ada yang berpikir masak-masakan itu cuma mainan untuk anak perempuan? jangan ketinggalan zaman ya buibu, masih inget kan kebanyakan master chef itu malah cowok-cowok lho. Dan silahkan diperiksa, mereka semua macho kok. Makanya saya gak pernah ngomelin si Ka kalau dia iseng ikut mainan masak-masakan. Siapa tahu, minimal dia jadi lebih menghargai asal makanan yang dia makan. Lagipula Ka juga punya banyak hobi maskulin lainnya kok hehehe...bukan masak-masakan doang.

Kapan-kapan saya pengen bikin playdoh yang warna lain deh, haha warna oren mlulu abis di dapur adanya ini. Oh ya, urusan  playdoh ini mas Suami paling jago bikin bentuk aneh-aneh, bisa bikin bentuk hewan juga. Katanya sih pas kecil jago mainan embel-embel tanah lempung. Hahahaaa, hayooo pada inget gak masa kecil dulu mainan beginian tapi pakai tanah liat. Wkwkwkw... mainan jaman dulu mah ga ada urusan safety dari segi bahan ya. 










Thursday, November 10, 2016

(mommies journal) If You're Not SAHM (Anymore)

Beberapa waktu lalu saat saya masih SAHM - stay at home mother alias IRT pure, saya seringkali merasa gampang stres kalau anak-anak gak mau makan, bandel, tampak gak nurut dll. Membuat saya sering emosi gak jelas bahkan kadang-kadang nangis-nangis kaya orang galau. Rasanya berat sekali, merasa sudah melakukan ini-itu eh si bocah kok gak bisa jadi 'anak manis'. Udah masak ini-itu, eh yang disuapin mingkem doang...

sumber gambar : Google

Ya, tentunya ini bukanlah kesalahan si anak saja. Bisa saja saya yang salah membaca selera makan anak, terlalu berekspektasi pada anak, mengharap anak kita seperti anak orang lain...ah, ya begitulah drama IRT.

Kemudian saya melihat ibu-ibu di luar sana yang punya kegiatan lain seperti di rumah. Amboi, rasanya iri gitu, ah sepertinya asyik ya kalau ada kesibukan lain. Maklum, rumput tetangga selalu nampak lebih hijau. Sampai akhirnya suami memberi 'perintah' kepada saya untuk nerusin sekolah lagi, dengan pertimbangan mungkin hasil saya sekolah saat ini bisa bermanfaat di masa yang akan datang. Serta jam kuliah S2 yang diperkirakan tidak akan terlalu mengurangi jam kebersamaan bersama anak di rumah, karena tidak sampai sehari penuh. Akhirnya pun saya meneruskan sekolah di tahun ini.

Trus bagaimana setelah saya punya kegiatan tambahan?

Dan lucunya setelah enggak 24 jam bersama anak-anak, malah jadi sering kangen sama mereka. Haha, padahal cuma ditinggal kuliah 3 sks doang. Begitu dosen menutup kuliah dan sedang tidak ada tugas kelompok atau sesuatu yang mengharuskan saya berada di kampus, maka pasti saya secara naluri ingin segera pulang ke rumah. Pengen cepet ketemu duo krucil lagi. Apalagi cara 'penyambutan' yang meriah sekali. Begitu saya menjejakkan kaki di pagar rumah, mereka yang mendengar deru motor saya akan segera berlarian menuju teras sambil berseru, "Bunda...Bunda!" (dan lucunya mereka berebutan duluan minta digendong, hehehe). Setelah itu si Na biasanya akan langsung nyerocos panjang lebar apa yang dia ingin ceritakan atau keluhkan (biasanya sih kalau abis rebutan mainan sama Ka). Sentara si Ka buru-buru narik tangan saya supaya cepetan masuk ke dalam rumah (apalagi kalau saya pulang membawa sedikit oleh-oleh semacam snack kesukaan mereka, ini si Ka yang suka buru-buru minta dibukain dan makan). Aih, selalu rame deh tiap sampai rumah.

Ternyata memang benar, me time itu perlu. Bukan harus bersenang-senang sendirian atau pergi jauh sendiri bagi seorang ibu. Cukup dia mendapat sedikit waktu untuk melakukan aktivitas di luar kegiatan domestik dapat membuat pikiran lebih rileks. Membuat emosi lebih stabil. Mungkin karena ada relaksasi dari rutinitas yang hampir sama. Saya menjadi tidak terlalu gampang marah lagi biarpun mereka tetap usil dan hobi berebut bin berantem apapun seperti biasa. Menjadi lebih memaknai kebersamaan bersama mereka karena ternyata walaupun di satu sisi adalah menyenangkan punya waktu untuk diri sendiri, ternyata ada sisi yang seperti 'hilang' saat tidak ada anak-anak di sisi saya...


Saya menjadi lebih mengerti apa itu artinya rindu. Kangen melihat tingkah anak-anak. Kangen menemani mereka nonton film kartun. Kangen bercerita dongeng yang dikarang instan dengan mereka. Kangen mendengar celotehan mereka. Kangen menyuapi mereka. Apalagi kalau mengingat mereka semakin besar saja....oh time flies so fast.

Dan bagaimana dengan anak-anak yang saya kadangkala harus tinggalkan di rumah saat saya harus sekolah? Ternyata saya lihat ada juga dampak positifnya. Mereka jadi tidak terlalu tergantung dengan saya dan sedikit demi sedikit belajar mandiri (walaupun tetep aja sih pas saya uda pulang pada manja lagi, huehehehe). Saling rukun juga kalau enggak ada saya, mungkin karena mereka berpikir : "...gak ada kakak atau adek ntar gak enak ya, jadi kita main bareng aja..." (analisa sotoy). Dan memang mereka harus memahami sedikit demi sedikit, bahwa sang Bunda gak bisa selalu berada di samping mereka dan mereka harus survive untuk itu.

Sungguh saya masih kagum dengan jutaan ibu di luar sana yang juga full 24 jam bersama anak. Kalian sungguh ibu luar biasa. Dan adalah hak seorang ibu memiliki me time, sekedar meluangkan hobi dan menikmati waktu sendiri. Karena bahkan ternyata itu membawa manfaat sangat besar untuk kebersamaan ibu dan anak.

sumber : quoteaddicts.com

Dan akhir kata, seperti biasa saya susah membuat paragraf penutup. Hahaha. Intinya, sebenarnya, wanita itu rumit dan serba salah. Termasuk pula seorang ibu. Ngejagain anak 24 jam, bilangnya capek. Tapi baru ninggalin anak beberapa jam, eh kangen. Trus karepmu piye? Ya, pada kesimpulannya nikmati saja apapun peranmu. Karena seandainya kamu memakai 'peran' orang lain, belum tentu kamu pun akan berbahagia.

Monday, November 07, 2016

(random note) 28 tahun di 4 November



Kalau jaman masih anak-anak sampai abege, kayaknya momen ulang tahun itu menyenangkan sekali. Begitu datang tanggalnya, pada heboh deh. Soalnya memang harapannya adalah : makin tambah gede. Makin nambah umur makin hepi secara pada ngarep segera lebih dewasa. Misalnya nih, yang masih anak-anak pasti senang kalo umurnya nambah, soalnya berarti mereka akan tumbuh lebih besar, lebih tinggi, segera naek kelas dan bisa jadi dokter meraih cita-citanya. Apalagi yang kebiasaan dikasih kado pas ultah, wah momen ultah pasti jadi momen yang ditunggu. Sedangkan untuk yang remaja pun demikian, seneng banget saat momen nambah umur tiba. Tandanya selain badan bertambah tinggi, besar, seksi (LOL), mereka akan biasanya akan merasa semakin mendekati umur-umur diberikan kepercayaan lebih dari ortu. Misalnya nih, izin untuk belajar mengendarai motor atau mobil, boleh pergi sendiri tanpa diantar, boleh kuliah di luar kota, kerja di ibukota, dan lain-lain. Belum lagi yang sering dapat surprise ala-ala abege gaul SMA (semacam dikasih kejutan di kelas, dapat ucapan selamat dari banyak teman), maka momen ulang tahun menjadi momen yang seru dan menyenangkan untuk disambut


Trus gimana kalau yang ulang tahun 'udah berumur' (uhuk-uhuk kuenceeeng). Bukannya malah berasa nambah umur, tapi yang ada berasa berkurang nih umur! (juga bakalan berkurang isi dompet secara kalo makin tua bukannya dibanjiri kado tapi malahan dibanjiri tagihan traktiran) Dalam hati langsung ngebatin, "wah, makin tua aja gue sekarang!".

Dan... akhirnya tanggal ulang tahun bukan menjadi hal yang spesial, menjadi hal yang biasa saja. Tak ditunggu tapi juga tak terhindari (ya iyalah gimana emang caranya kabur dari kalender?) Malahan menjadi hal yang suatu pengingat kewaspadaan diri. Umur berkurang saatnya makin memperbanyak introspeksi. Saatnya perbaikan diri. Supaya sisa umur ke depan tidak menjadi sia-sia.



Itu pula yang ada di pikiran saya beberapa hari lalu saat akhirnya usia saya mencapai usia 28 tahun. Pikiran pertama adalah...whuaaa, dua tahun lagi umur gue bakalan kepala 3 dong?! (mana-mana-mana krim anti-aging???) Rasanya PR-PR kehidupan saya belum tuntas semua. Masih banyak banget hal-hal yang saya rencanakan belum terealisasi sampai saat ini. Masih banyak banget tanggung jawab yang saya emban sebagai anak, istri dan ibu yang belum saya kerjakan dengan baik. Padahal umur makin menggerogoti... Belum pula hubungan saya dan Sang Pemilik Kehidupan. Sudah seberapa besarkah peningkatan keimanan saya terhadap Allah SWT? Berapa banyak ibadah yang saya jalankan? Berapa banyak dosa yang masih berceceran? #sedih

Tapi ya entah hepi atau sedih saat datangnya hari-H, bagaimanapun tanggal ya itu teteeup aja datang, hehehe. Jadi tadaaa..., now I'm 28 years old. Makin tambah umur. Makin harus banyak perbaikan yang harus dihadapi di dalam hidup. Makin banyak ibaadah harus ditambah dong. Amiiien!

Dan betewe, tanggal lahir saya kan 4 November nih, dan kebetulan di tahun 2016 ini kemarin ada momen spesial yang amat viral di Indonesia. Ya, aksi damai 4-11 yang mengguncang negara karena dilakukan jutaan umat Islam di ibukota negeri ini. Begitu banyak pro-kontra yang berseliweran di media sosial, terutama FB. Saya sendiri termasuk pendukung aksi ini, karena saya meyakini perkataan terkait agama apalagi kitab sucinya haruslah dilakukan dengan berhati-hati, apalagi untuk orang yang tidak berkepentingan. Kitab suci saya ini berisi seluruh firman pemilik hidup saya. Itulah alasan saya. Apalagi sebagian besar ulama yang saya yakini pemahaman agamanya juga ikut aksi ini. Apabila mereka yang ilmunya lebih dalam daripada saya saja menganggap aksi ini layak dilakukan, tentunya saya gak punya alasan lagi menolak aksi ini.



Terkait mereka yang menolak aksi ini, selagi mereka tidak mencibir saudaranya yang sedang aksi damai sih gak masalah ya. Toh mau bagaimana lagi, isi kepala setiap manusia di dunia ini tak akan bisa persis sama. Tapi jujur sih saya mulai gatel pengen ikutan nulis kalimat defensif sewaktu melihat mereka yang mencibir atau mencurigai yang enggak-enggak soal aksi ini. Apalagi kalau mereka ini juga ngakunya muslim. Lah yo rek...tegone yo,

masa sih tega bilang orang sebanyak itu pasukan bayaran (enggak pada malu ya, ada lho pedagang kaki 5 yang malah ikut mensedekahkan makanan dagangannya untuk para pengikut aksi damai)

masa iya tega mencurigai mereka akan melakukan aksi merusak (padahal akhirnya terbukti bahkan tim pembersih sampah pun mereka sediakan, orang beragama lain yang lewat di daerah sekitar aksi pun tak mereka usik, bahkan saat perusuh di malam hari ditangkap pun diketahui bukan peserta aksi - melainkan sekedar provokator bayaran)

tega sekali suudzon sama saudara sendiri, padahal terlibat atau mengetahui detail aksinya pun tidak.

Ada lagi yang bilang seolah mencibir para peserta aksi damai itu para pengangguran kurang kerjaan, masalah kecil seperti ini kok dibesar-besarkan, emang gak ada urusan lain?
Awalnya saya hampir berpikiran seperti itu, saat kemudian saya mulai menganalisis seperti apa alasan mereka yang mendukung aksi ini. Saat itulah saya tersadar, agama memang tidak perlu dibela, tapi saya yang harus membela agama saya. Tuhan saya  yang sudah Maha Besar tak perlu dibela, namun saya hambanya yang kecil ini yang justru membutuhkan ridho-Nya. Lagipula aksi ini bertujuan supaya tersangka penista agama diproses secara hukum bukan? Bukan menuntut penghakiman tanpa proses hukum resmi.

Dan yang paling saya sebel sih yang bilang seolah para peserta aksi damai itu pengangguran. Aduuuh pak, bu, seandainya njenengan tahu... saya merasa kecil saat melihat beberapa profil mereka yang ikut aksi. Ada yang pemilik pondok pesantren besar, yang memberikan berbagai beasiswa untuk murid-muridnya. Ada yang pemilik panti asuhan dengan ratusan anak yatim yang didalamnya dididik sebagai hafidz/ hafidzah Qur'an. Ada yang pencetus gerakan-gerakan sosial yang sedang viral seperti
program Makanan Gratis setap hari untuk ratusan kaum dhuafa, gerakan menyantuni kaum janda dan anak-anak putus sekolah. Dan lain-lain. Dan lain-lain. Biarlah...

Hal ini juga menjadi pembelajaran besar untuk saya.

Selain itu, sejak itu saya mulai berpikir panjang setiap akan menuliskan sesuatu. Apakah benar hal yang akan tuliskan?
Apakah tulisan saya akan menyakiti hati orang lain?
Karena ternyata membaca sesuatu yang tidak sesuai hati nurani terkadang cukup menyakitkan hati. Apalagi bila di dalamnya terselip kata-kata kotor, makian, bahkan misuhan... Astagfirullah.

Ya, refleksi cukup besar muncul di diri saya saat ulang tahun saya kebetulan bersamaan dengan aksi 4-11 ini. Semoga memberikan pembelajaran saya terutama hal tulis-menulis dan berkata-kata. Saya juga harus mulai berpikir, apa sih yang sudah saya kontribusikan ke orang lain, ke masyarakat, ke lingkungan, ke agama? Jangan-jangan selama ini saya hanya seorang manusia egois yang hanya memikirkan kehidupan sendiri saja...

Dan selain itu nampaknya saya masih harus belajar 1 (satu) item kehidupan lagi yang amat berat. Kesabaran. Tentang keikhlasan saat  sesuatu milik kita hilang. Ya, kebetulan uang saya ada yang hilang. Bagi sebagian orang memang itu jumlah yang kecil, namun bagi saya kali ini berarti cukup besar. Hiks, hiks, saya sedih...


Pada akhirnya, selalu begitu. Menurut saya hidup ini memang berisi berbagai pelajaran. Harus selalu ada yang dipelajari, harus selalu ada yang diperdalam. Semoga dengan bertambahnya umur saya, saya makin dapat mengambil banyak hikmah kehidupan, dan semakin berbahagia di dunia maupun di akhirat nanti.

Sekian. Selamat ulang tahun juga untuk Ashanty (hihihi, iya kalo dese mah ultahnya dirayain, diliput acara inpotainment)


anak-anak berniat kabur dari acara foto bersama

yang penting mereka satu frame, LOL


PS : Terima kasih untuk Papi-Mami, atas kasih sayangnya selama ini (tambahan untuk Mami, makasih ikan bakarnya :D :D :D sangat menambah first experience ngebakar ikan di dapur sendiri)
Untuk adek-adek juga, makasih lhooo...cup-cup-kecup
Untuk mas Suami tersayang-terkasih-tercinta, i love u, kamu selalu menjadi kado terindah dari Allah SWT sepanjang hidupku!
Untuk Na dan Ka, terima kasih ya menjadi pengisi dan pelengkap hidupku.


Disclaimer : buat yang merasa jenuh dengan topik aksi damai 4-11, ya sabar lah bro dan sis, namanya juga peristiwa yang lagi happening ini, wajar lah dibahas dimana-mana...semacam lagi Lebaran ya bahasannya minal aidzin wal faidzin beserta info mudik, masak mau bahas kegiatan Agustusan? dan semoga sih kalau bahas-bahas topik apapun gak saling mencibir... saya percaya kalau mengungkapkan pendapat baik-baik bisa saling menerima...that's named 'toleransi'

    
 
catatan Miss Putri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template