Wednesday, August 21, 2013

(random note - opini) bukan Sekedar mengerjakan PR

Kemarin sore saya membantu adik saya mengerjakan PR Matematika. Adik saya duduk di kelas 4 SD dan fantastisnya soal PR-nya amat amazing dibanding saya di jaman seusia dia (kejamnya sekolah jaman sekarang...).
Tapi yang saya bahas bukan soal Matematikanya yang susah, tapi saya melihat sang Guru yang mencoreti jawaban adik yang salah dengan spidol merah. Hmm...

Memang sih hal yang lazim (jaman saya juga dulu gitu kayaknya), bagi Guru mencoret jawaban yang salah dengan spidol merah. Tapi entah kenapa saya merasa coretan yang terlalu bold & red seperti itu membuat anak kecil jadi tidak percaya diri mengerjakan soalnya. Belum lagi kalo ditambah tulisan nol di situ. Wah, kalo saya mungkin jadi gak mood ya. Padahal seorang anak butuh mood yang bagus agar semangat belajar. Bukan sekedar kewajiban mengerjakan tugas, semangat belajar-lah yang lebih dibutuhkan di sepanjang hayatnya.

Selain itu, rasanya walaupun seorang murid salah semua dalam mengerjakan tugas, mestinya tetap masih ada yang perlu diapresiasi. Bahwa sekalipun salah, dia sudah berusaha mengerjakan sendiri tugas yang diberikan Guru. Kalau masih salah, ya itulah gunanya belajar. Memperbaiki kesalahan.

Sedangkan di sisi lain, ada murid yang dipuji karena PR benar semua. Padahal sebenarnya murid tadi baru mengerjakan PR sebelum Guru datang dengan mencontek kerjaan temannya (yang beginian menjamur dari SD sampe kuliah). Itulah kenapa generasi sekarang makin menyukai yang instan. Karena orientasi yang mereka lakukan adalah hasil bukan proses. Si Mas juga pernah diskusi dengan saya soal ini. Bahwa kejujuran harus ditanamkan erat ke anak walaupun dia mendapat banyak ujian karena kejujurannya. Ya, di kasus seperti PR ini maka seorang anak harus tetap dipaksa sabar walaupun Guru belum menghargai 'karya'-nya.

Di sini saya bukan bermaksud menjelekkan Guru ya. Saya tahu Guru yang baik juga banyak. Hanya sekedar refleksi bagaimana kita sebaiknya mencoba meletakkan sudut pandang pada apa yang dilakukan anak. Orang tua adalah guru pertama anak. Jadi jangan lupa, tanamkan kejujuran pada anak!
:)
.

0 komentar:

Post a Comment

thanks for stopping by

 
catatan Miss Putri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template