Monday, November 19, 2012

Episode : Nongkrong

1. Di pinggir jalan



































2. Di pos kamling (makan nasi uduk)





























3. Di bawah pohon





































4. Di atas pasir





































5. Di depan pager































































Terima kasih banyak yaa buat si Mas fotografer :D





GWP Room *sela-sela acara*



 



 

Orang bilang bakalan bosen kalau pasangan sekantor...di rumah ketemu, di jalan bareng, eh kerja ketemu lagi.

Tapi buat kita dibikin asik aja...contohnya foto2 di sela pekerjaan (mumpung masuk Sabtu jadi kerjaan gak se-full load weekday, hehehe)

Dan ini foto kita di sela-sela project pembuatan Ruang GWP untuk karyawan, walaupun kita beda Departement, boleh dong saling kunjung-berkunjung, hehehe

 

Location : PT Samsung Electronics Indonesia

Kala Senja



 



 

di Stasiun Bojonegoro


Foto ini dibuat di Stasiun Bojonegoro...waktu ngantar si Mas mau balik ke Cikarang hehe....


Seperti biasa sambil nunggu si kereta Sembrani datang, waktu dimanfaatkan dengan foto-foto :D



sayang sekali yang foto kedua burem, hehehehe

Friday, November 16, 2012

kaya foto Jadul yak?

image

saat JJP di Bojonegoro square

image



image



image



ini ceritanya kita bertiga lagi jalan-jalan pagi di Alun-Alun kota Bojonegoro...jaman lagi mudik gitu de!

Wednesday, November 14, 2012

Doraemon dan Mini Dora

image

ini Doraemon dan Mini Dora kesayangan ane...hehehe...lagi pada ganteng-ganteng abis dicuci soalnyaaa!!!

Saya sayaaang banget nih sama Dore yg gembul...kalau diingat dulu jaman belinya waktu jalan-jalan pagi di area lapangan golf Jababeka yang kalau pagi ada pasar kagetnya gitu. Pas liat langsung jatuh cinta dan nawar harga, hehehe...dan dapatlah cukup dengan Rp 65.000 disertai tatapan mata si Mas yang sewot gara-gara saya yang hobi bener beli boneka.

Perjalanan baliknya tuh yang lumayan seru soalnya saya kudu nge-gendong Dore yg lumayan jumbo ini sekitar hampir 1 km dari kost...disertai tatapan takjub anak kecil yang papasan ma saya (hohohoho *senyum kemenangan).

Begitu juga waktu saya pindahan kost, karna saya gotong barang yang ringan dengan jalan kaki sejauh 400 meter gitu, si Dore ini saya tangkringin doang di atas koper yang saya seret sepanjang jalan...hehe!

Love bener deh sama pacar (sekarang suami, red) yang setia nemenin saya gendong Dore (walapun waktu saya minta titip laundry-in Dore sendiri dia langsung nolak mentah-mentah, wajib saya dampingin) huhuhu...

Dan satu lagi yang bikin si Mas komplain, gara-garanya saya punya beberapa bantal boneka yang emang bisa difungsiin sebagai boneka. Sedang Dore mati-matian saya jaga dari ancaman si Mas yang mau nge-gepengin! Katanya, "aduuh apa gunanya ini Dore...beli mahal-mahal gak bisa buat bantal. Padahal kalau liat ukurannya pas banget buat ganjel kepala"

:D

it's my story with my Dore...Dore gembul!!!

Ini nih bukti kesenewennan si Mas sama Dore =___=



Mampir di BNI Stasiun Kota - JKT



 

 

 

After JJS @ Jababeka



 

 

Duet Kacamata



 

abis beli kacamata di Borsalino

Di Balik Ilalang

Lokasi : Jababeka



 

 

Wisuda 102 - ITS Teknik Industri

Foto : Lamaran 2011.08.06

Image

Sunday, November 11, 2012

Rumah Tanpa Jendela

Semalam saya menonton film Rumah Tanpa Jendela bersama si mas. Sebenarnya udah film tahun lalu sih, dan beli CD-nya juga udah beberapa bulan lalu tapi kita belum sempat tonton (hehehe). Nah karena semalem gak nemu acara TV yang seru jadinya kita nonton film ini.

Film ini merupakan film anak-anak, hasil karya Aditya Gumay, salah satu sutradara yang beberapa kali membuat film cukup “bernilai edukasi”. Film ini merupakan pengembangan dari Novel “Jendela Rara” karya Asma Nadia. Walaupun saya juga belum pernah membaca versi novelnya, sudah saya duga apabila karya Asma Nadia biasanya bagus, bertemakan anak-anak dan nilai luhur agama sehingga pastinya film ini juga akan cukup ber-edukasi. Tapi juga terpikir di benak saya, biasanya karya Asma Nadia ceritanya agak sedih-sedih gimana gitu (salah satu keanehan saya adalah gak sanggup nonton film sedih, hiks hiks hiks karena saya terlalu mudah terbawa perasaa). Salah satu kongkritnya adalah sewaktu SMP, (mungkin bagi yang pakai buku Diktat Bahasa Indonesia resmi keluaran Dinas Pendidikan pasti pernah mendapat suguhan sepotong-sepotong cerita “Si Jamin dan SI Johan”. Walaupun dari membaca sepotong-potong saja saya jadi tahu ceritanya bakalan berakhir sedih (sang kakak, si Jamin, berakhir pada kematian, hiks hiks...pokoknya melas). Sehingga saat teman-teman saya setelah membaca sepotong ceritanya langsung pada ke perpustakaan untuk mencari buku lengkapnya (yang juga keluara Balai Pustaka), saya keukeuh untuk gak mau membaca bukunya sedikitpun karena di otak saya udah membayangkan bagaimana pilunya kisah kakak beradik (kalau gak salah kakaknya loper koran ini).  Huwaaaaa...kenapa pengarangnya tega bikin cerita sedih ya, hiks hiks! (oh ya. BTW kalau gak salah novel ini bahkan dibuat versi sinetronnya di TV7 deh jaman dulu, itu juga saya ngotot gak mau nonton sedikitpun, hehehe...parah bener.

Oke, back to the film. Film Rumah Tanpa Jendela ini banyak dibintangi pemain bocah-bocah cilik dari Sanggar Ananda, sangat banyak tarian dan nyanyian (khas film anak-anak). Buat saya yang udah gede ini, kadang gak sabar nunggu selesai nyanyinya soalnya lebih penasaran kelanjutan ceritanya, hehe...tapi lagunya cukup bagus-bagus, ala anak-anak yang riang.

Latar belakangnya adalah kehidupan perkampungan pemulung, dimana anak-anak pemulung itu bersekolah di suatu yayasan sukarelawan (Sekolah Singgah) dan mengutarakan mimpi-mimpinya. Salah satu impian nyentrik adalah impian Rara untuk memiliki jendela di rumahnya supaya dapat melihat sinar mentari di pagi hari. Kemudian setting cerita beralih ke Aldo, anak bungsu (seumur Rara) yang memiliki keluarga kaya raya tetapi dia hanya dekat dengan Nenek dan kakak lelakinya, sedangkan keluarga yang lain kurang memperhatikannya. Ironisnya, dia mendapat perlakuan berbeda karena dia autis, sehingga tidak normal seperti anak lainnya.

Kedua anak dengan latar belakang kelebihan dan kekurangan masing-masing ini akhirnya menjadi teman dan saling berbagi. Berbagai persoalan timbul mengenai ibu dan kakak lelaki Aldo yang tidak suka teman-teman Aldo yang pemulung, pertemanan Aldo dab kawan-kawan Rara di kampung pemulung dan kemudian cerita sampai di klimaks saat terjadi peristiwa kebakaran  di rumah pemulung Rara, yang merenggut nyawa Ayah Rara dan membuat Nenek Rara koma di RS. Kejadian ini tepat pada saat dimana sebenarnya Ayah Rara sudah berhasil membelikan sebuah kusen jendela bekas untuk memenuhi permintaan Rara akan jendela (hiks hiks hiks...melas). Sayangnya yang terjadi adalah Rara harus menerima kenyataan bahwa ia tidak memiliki ayah lagi.

Sejak saat itu pertemanan Aldo dan Rara menjadi lebih erat karena Nenek Aldo membantu seluruh biaya pengobatan Nenek Rara. Saat sampai pula di klimaks kedua, ketika kakak kedua Aldo merasa marah kepada Aldo yang dianggap merusak acara ulang tahunnya dan menyebabkan Aldo sedih karena dia merasa tidak diterima lagi oleh keluarganya. Aldo yang melarikan diri dari rumah kemudian ditolong Rara, dan karena semalaman pergi tanpa uang akhirnya mereka harus mencoba mencari uang untuk makan dengan menjadi ojek payung.

Keduanya akhirnya ditemukan oleh keluarga Aldo di Sanggar Lukis tempat Aldo biasa belajar menggambar. Di pagi itu, ibu dan kakak Aldo kemudian meminta maaf setelah melihat tanpa sengaja Aldo lebih memilih menggambar dirinya bersama Rara, Nenek Aldo, beserta sopir dan pembantu Aldo karena Aldo menganggap hanya 4 orang itu saja yang tulus menyayangi dirinya. Akhirnya keluarga Aldo berjanji menyayangi Aldo selayaknya anak normal lainnya.

Kisah berakhir happy ending sebenarnya, kecuali memang di episode Ayah Rara meninggal tadi. Hehehe, entah saya merasa unik sekali karena yang menjadi Ayah Rara adalah Rafi Ahmad, secara sepertinya kemudaan gitu...

Jadi kesimpulannya, film ini cukup oke untuk ditonton anak-anak Indonesia. Semoga saja kepekaan masyarakat akan timbul pada kalangan yang berbeda dari kebanyakan, misalkan saja pada kehidupan pemulung, anak jalanan atau anak berkebutuhan khusus. (ayo Pemerintah dan Pejabat lainnya, silahkan ambil peran masing-masing yah...bantuan Anda amat berarti bagi mereka!)

 
catatan Miss Putri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template