Saturday, July 27, 2013

(personal story) Sabar itu bikin Awet Muda!

Saat saya baru diterima kerja di sebuah perusahaan elektronik ternama di Indonesia (cieeh), maka hari pertama saat bekerja diisi dengan perkenalan dengan rekan tim (saya ditempatkan di HR Departmen). Dan karena saya tipikal orang yang tidak bisa hafal nama orang dalam sekali pertemuan, maka saya lebih banyak memanggil orang dengan 'Pak', 'Bu' untuk yang terlihat sudah berumur, atau 'mbak', 'mas' untuk yang masih terlihat sebaya supaya aman (tengsin kalo ketauan ga hafal nama, hehe).

Ada salah satu wanita yang awalnya saya panggil mbak karena tampak masih muda. Sebut saja namanya ibu Lidya. Awalnya saya panggil beliau dengan nama 'mbak Dyah' karena saya perkirakan umurnya masih 25-an, paling mentok 30 lah. Eh, kemudian ada teman sebelah saya yang bilang, "Huss, panggilnya ibu Dyah, bukan mbak!". Belakangan kemudian saya baru tahu ternyata memang beliau sudah senior di kantor (menjabat Asst. Manager) dan sudah memiliki seorang putri cantik berusia 16 tahun. Upps, langsung deh sejak itu saya tidak memanggil lagi dengan sebutan 'mbak'.

Kenapa bu Dyah tampak muda di mata saya? Ya, awalnya itu yang saya tidak tahu. Karena sekilas bu Dyah tampak masih muda dan wajahnya manis sekali tanpa balutan make-up berlebih atau perawatan 'berlebih' (operasi dll) seperti artis di TV. Ternyata beliau memiliki hal luar biasa dalam hal kesabaran.

Bu Dyah rasanya tidak pernah marah kepada orang lain. Bu Dyah selalu ramah kepada orang lain, termasuk kepada karyawan yang kadang melakukan komplain di luar batas kejengkelan saya. Bu Dyah mampu menempatkan diri dan bertutur kata halus sehingga seringkali orang yang akan komplain malah berbalik sungkan dan memaklumi problem yang mereka utarakan. Kadang malah saya yang gak nrimo kalau ada orang lain yang berkata kasar pada beliau. Soalnya beliau gak pernah membalas orang yang kasar kepadanya. Waktu saya protes mengapa bu Dyah tidak membalas orang tersebut, beliau berkata paa saya, "Manusia akan menuai apa yang mereka tanam dek, dan masih ada Tuhan yang tahu."

Yap, itu yang saya ambil dari bu Dyah, bahwa kita tidak perlu repot membalas perbuatan buruk orang lain pada kita. Karena Tuhan selalu adil dan Maha mengetahui apa yang dibutuhkan oleh manusia. Semoga suatu saat dan segera saya bisa menjadi seperti bu Dyah dalam hal kesabaran.

(old day memories) Buku Bahasa Indonesia SD

Judulnya buku bahasa Indonesia, tapi kok masuk ke posting theme: Hobi? Iya, soalnya saya sewaktu SD amat suka membaca cerita. Entah dari buku cerita di perpustakaan, majalah, komik bahkan buku pelajaran akan saya babat habis kalau bisa dalam sehari untuk dibaca. Semasa kecil membaca suatu kisah bagi saya amatlah menarik. Entah itu cerpen, cerbung, dongeng, cerita rakyat, bahkan puisi atau pantun yang di dalamnya juga berisi buku cerita (di setiap bab dalam buku pasti ada kisah bukan?). Saking cepatnya saya baca duluan, sewaktu keesokan harinya guru mengajar, tentu saya sudah tahu isi bukunya dan tak perlu berlama-lama membaca lagi. Disuruh bikin sinopsis suatu cerita di buku saat SD bagi saya adalah hal yang bisa dilakukan dengan cepat karena saya sudah tahu isi dan jalan cerita. Termasuk juga dalam menjawab soal pertanyaan yang ada setelah cerita (mengenai: mengapa, kapan, bagaimana, dll). Kebiasaan ini berlanjut sampai saya SMP lalu SMA, dan merambah ke buku pelajaran Sejarah dan Bahasa Jawa (soalnya isinya cerita juga kan?).

Ah, jadi kangen buku jaman SD. Yang masih saya ingat betul judul bukunya Aku Cinta Bahasa Indonesia (istilah singkatnya: Acibi, dan di jaman saya bukunya ukuran lebar, sepertinya lebih lebar dari A4 yang bikin ribet bawa di tas) terbitan Yudistira dan buku diktat keluaran Balai Pustaka (subsidi Pemerintah jadi hanya dipinjamkan tiap tahun), judulnya Bahasa Indonesia (saya paling ingeeeeet warna sampulnya hijau, ukuran sebuku tulis tapi tebal). Karena saya masih ikut kurikulum 1994 tentunya kedua jenis buku itu sudah tidak ada lagi ya. Waaa...I miss it!!!

#PS : Dan yang saya bingung, saya yang seumuran SD saja membaca semua buku yang saya dapat di hari pertama. Kok bisa-bisanya jaman semodern sekarang ada buku pelajaran yang konon disisipi unsur pornografi! Ke mana saja rantai yang bertanggungjawab moril atas hal itu seperti:  penulis, para penerbit, QC buku, dinas pendidikan dan para guru? Bahkan isi buku tersebut baru terdeteksi saat dibaca wali murid.
Hanya ada satu kata dari saya: kebacut alias terlalu....

(random note - opini) Membaca Kalimat (dan MAKNA-nya)

Saya sering baca dua fanpage Facebook dari Mario Teguh (kita tahu dia motivator terkenal) dan Darwis Tere Liye (tahu juga kan buku-buku karyanya yang menyentuh).

Saya bukan fanatik akan sesuatu, namun dari kalimat yang sering mereka lontarkan di timeline Facebook kadang cukup mengingatkan saya akan sesuatu hal positif, seperti mengingat Tuhan, bekerja keras, tidak putus asa, dll. Banyak nasehat yang bisa diambil dari timeline mereka.

Tapi kadang saya juga tertawa (dan miris) membaca komentar orang lain. Entah kadang malah ngeyel dengan hal yang bukan essensi yang dimaksud penulisnya! Misalnya saat TL berkata supaya tidak perlu sering-sering komen atau beragumen di fanpage-nya, karena dia sendiri memakai sistem otomatis untuk mengupload quotesnya. Bahkan TL menyarankan supaya daripada fansnya berantem di fanpage-nya yang notabene hanya dunia maya lebih baik melakukan kegiatan lain di dunia nyata. Lalu MT juga pernah bercerita bahwa dia menjadi sukses tidak semudah yang orang lain bayangkan, tapi juga karena berdoa dan bekerja keras, termasuk menjadi petugas kebersihan dan penjual lukisan untuk membiayai hidupnya kala mengambil beasiswa di luar negeri.

Respon yang rada nyeleneh yang saya sempat baca adalah:
1. TL dianggap jaim karna mau nulis quotes saja pake beralasan dengan sistem otomatis, karena takut dituduh tidak terawih atau beribadah saat jam quotes terupdate
2. Nanya ke TL gimana cara bikin update status bisa otomatis
3. Protes ke MT karena menganggap tidak bangga dengan kualitas sekolah dalam negeri
4. Mengentengkan MT dengan alasan bahwa gaji petugas kebersihan di luar negeri emang tinggi
Saya gak mau komen atas komen mereka kok. Saya cuma heran, yang mereka baca apanya ya?

Friday, July 26, 2013

(old day memories) - High School : Satu Kelas selama 3 Tahun

Sebentar lagi lebaran, alias para perantau akan mudik ke kampung halaman termasuk saya, yang akan pulang ke kota domisili keluarga sekarang yaitu Bojonegoro (sebenernya juga bukan kampung halaman ayah & ibu saya soalnya hehe). Dan seperti biasa undangan reuni atau buka bersama atau halal bihalal akan bertaburan. Salah satunya kegiatan bukber yang dilakukan oleh kelas saya semasa SMA.

Saya sekolah di SMA 1 Bojonegoro. Dengan jumlah isi kelas yang spesial (jaman itu ya, buahaaha -berasa tua) yaitu 30. Kelas kami spesial (atau lebih tepatnya dipaksa spesial) karena tepat saat tahun ajaran saya masuk ada proyek dari sekolah & Pemda membuat kelas unggulan. Ceritanya sih nyari yang 'sepertinya pintar', dan nantinya siswa di kelas itu akan dikondisikan sedemikian hingga (ada beasiswa, jam les tambahan, subsidi buku, dll) supaya kelak menjadi anak yang dibanggakan sekolah (berasa jadi kelinci percobaan).

Saya gak akan akan membahas mengenai perlakuan spesial tsb karena saya merasa kurang setuju dengan pengkhususan yang malah membuat diskriminasi. Yang lebih saya bahas disini adalah bagaimana kebersamaan kami.

Nah karena khusus, maka di kelas kami tidak ada penggantian isi kelas setiap tahun. Apabila murid lain akan mengalami rotasi kelas secara acak tiap tahun, maka kami tidak. Dan jadilah kami bertigapuluh selalu bersama di satu kelas sampai bosan, hehe. Bahkan di antara kami juga ada yang sejak SMP atau SD sudah sekelas (Maklum sekolah yang dianggap keren saat itu masi sedikit, jadi rata-rata sekolahnya di situ-situ saja. Dan tampaknya tahun-tahun itu tren kelas special sudah ada di beberapa SD dan SMP).

Namun alih-alih bosan, ternyata kondisi sekelas terus-menerus juga makin mempersatukan kami kala itu. Apabila semasa SMP masih terasa suasana 'geng' ini-itu (balada anak puber), semasa SMA semakin lama suasana mengelompok sendiri-sendiri itu semakin pudar. Yah, walaupun memang sebagian tentunya punya 'kelompok karib', tapi suasananya tidak terpecah ke dalam nuansa 'geng' yang terpisah. Sehingga amat mudah menyatukan kami kala istirahat atau jam kosong (tau istilah jam kosong? itu loh, jam dimana tidak ada guru yang menimbulkan aura surga bagi siswa #janganditiru). Biasanya kami akan bermain bersama (mulai kartu, ABCD, dan permainan konyol lainnya) atau sekedar bernyanyi bersama (tentu saja yang nyanyi yang suaranya bagus, kalo saya sih enggak hehe). Memang ada juga yang tidak ikut bergabung karena sibuk ngerjain sisa PR, pacaran (muncul beberapa pasangan yang walaupun ternyata di kemudian hari diketahui gagal berjodoh semua) atau malah asyik tidur di bangku. Namun suasana kekeluargaan tetap sangatlah terasa.







Di luar sekolah, kami pun tak lupa membuat acara bersama. Hampir setiap ada sesi pulang-pagi (ini juga aura surga bagi murid), kami akan menuju salah satu rumah teman kami bernama Mitha yang halamannya luas untuk membuat & makan rujak bersama (istilahnya : rujakan). Sebagian akan pergi ke pasar membeli buah dan bahan-bahan, sebagian beli snack tambahan seperti keripik, kacang, dll. Sebagian juga akan inisiatif menjadi tukang ojek untuk menjemput teman yang tidak bawa sepeda/ motor untuk menuju rumah Mitha.

Kebersamaan ini berlanjut terus sampai kami kuliah, bekerja dan sebagian sudah berumah tangga (termasuk saya). Yang membuat saya kadang terharu adalah filosofi yang dibuat ketua kelas terakhir kami, Candra, yang selalu kami anggap ketua kelas selamanya, "Siapapun orang tua teman kita, adalah orang tua kita juga. Dan kalau suatu saat kita memiliki keluarga, itu juga keluarga besar kita."
*to be continued to others sequel - ceritanya akan panjang :D



Thursday, July 25, 2013

(rando note - about culinary) Saya dan Nasi Padang. 02

Ini cerita lain soal saya dan Nasi Padang. Jaman masih kuliah di Surabaya, jarang banget saya beli nasi Padang karena merasa ketimbang beli sepiring nasi dengan satu lauk seharga Rp 10.000, masih banyak warung lain menjual dengan harga Rp 6.000 di mana saya bisa dapat nasi, sayur serta lauk (hewani dan nabati) + krupuk kalau perlu. Eh tapi ternyata waktu saya terdampar di Cikarang, anak kantor amat gemar 'malakin' yang lagi ultah atau gajian pertama dengan traktiran nasi Padang. Jadi jangan tanya berapa kali dalam sebulan bisa makan nasi Padang, karena selalu ada 'korban' yang ditodong.

Menu yang paling saya suka di nasi Padang sebenarnya adalah gulai otak sapi. Entah kenapakalau pakai lauk ayam atau telur tidak berasa 'nuansa ke-Padang-annya'. Apa bedanya dong sama makan opor ayam? Sayangnya si otak sapi ini tidak mudah dijumpai di setiap warung Padang seperti rendang yang menjadi maskot nasi Padang. Jadi jaraaang banget saya bisa makan otak sapi ini.

Terkait otak sapi ini saya teringat sebuah cerita. Waktu itu saya masih baru saja bekerja di Cikarang dan pertama kali ditraktir nasi Padang (bungkus, delivery after booking by phone). Otomatis saya pesan pakai lauk otak sapi ke si 'koordinator pemesanan', namanya mbak Sri. Setelah semua rekan kantor memilih lauk, maka mbak Sri meminta tolong mbak Evi, resepsionis untuk menelepon depot nasi Padang (uda langganan bertahun-tahun).

Singkat cerita terjadi konfirmasi menu antara mbak Sri dan mbak Evi.
E : "Mbak, bilangin ke Putri, otaknya gak ada!"
S : "Lu ada apaan sama anak baru? abis ada masalah?"
E : "Heh? maksudnya?"
S : "Lah kok lu kata-katain gak punya otak gitu?"
E : "Bukaaan...dia kan pesen nasi Padang lauk otak sapi. Warungnya telepon kalau gak punya otak sapi, minta tuker ayam atau daging?"
S : berteriak di ruangan, "ya ampun barusan gua kira Evi berantem sama Putri. Put, katanya otak lu kagak ada"
Semenjak saat itu tiap traktiran nasi Padang gak mau pesen otak sapi lagi deh, hahaha...

*dan setelah dua tahun bekerja di kantor tersebut, saya jadi tahu kalau warung langganan traktiran itu emang hampir gak pernah bikin menu gulau otak sapi, hiks... -padahal niatnya pengen makan otak sapi gratisan hehehe-

(random note - about culinary) Saya dan Nasi Padang. 01

Tahu nasi Padang dong? nasi yang berasal dari warung Padang (yaiyalaaah), dengan ciri bumbu santan, sambal cabe hijau dan pilihan lauk yang buanyaaak...mulai dari rendang (ciri khas banget), ayam pop, gulai ikan, paru renyah, udang, otak sapi, cincang daging, belut, ikan mas, telor dadar atau bulat, cumi, dll...(hrrr jadi laper, #salahfokus)

Pilihan lauk yang banyak ini kadang jadi tricky bagi saya. Bikin saya galau (segitu amat ya saya?). Soalnya saya tipikal orang yang suka ngebayangin, "Enaknya makan apa ya nanti?". Dan masalahnya kalau mbayangin pengen makan nasi padang, maka saya akan segera menentukan pengen makan lauk A. Lalu sesampainya datang ke depot atau warungnya malah saya tergoda dan memilih lauk B. Tapi setelah makan jadi nyesel dan berpikir semestinya tadi pesen A aja.

Jadi opsi terbaik untuk saya adalah jangan datang ke warung Padang, lebih baik nitip (syukur-syukur ditraktir, #eh). Atau kalau makandi tempat jangan kelamaan ngliatin pajangan lauk di etalasenya, bisa galau. Kecuali makan ala penyajian lengkap semua lauk dibawa ke meja (hahaha...kalau ini resikonya saya maruk dan nambah lemak, #bigNO, except acara kantor aja).

*PS : di dekat kost saya ada warung Padang besar dan enak, tapi yang saya bingung kenapa semua petugas (mulai dari penyaji, pembawa piring, pembuat minuman, kasir)... kenapa malah orang Jawa semua ya?

(beauty topic) nyoba - Shinzu'i Body Lotion Hana

Produk dari Shinzui yang pernah saya coba selama ini baru dari sabun saja. Tertarik karena lumayan wangi, seger gitu deh wanginya (biasanya nyoba yang bar soap). Nah kali ini iseng nyomot body lotion-nya. Kenapa? 1, soalnya lagi bosen sama Nivea atau Vaseline 2, lagi murah -diskon dari Rp 10.000 menjadi Rp 7.000 saja (hahahaha, *langsung masuk keranjang belanja)

Shinzu'i skin lightening Body Lotion - Hana
Kemasan :
Kemasannya biasa aja sih, saya gak terlalu excited. Dan mencetnya botol supaya lotion keluar kurang praktis...susah keluar tanpa dipencet!

Komposisi :
*comot dari kemasan*
Herba matsu oil, yang merawat kulit tubuh agar tampak lebih putih, melindungi kulit dari sinar UV matahari dan menjaga kelembaban alami kulit

Percobaan :
Lotion gak encer, rada pekat... Oh ya, tapi bagusnya lotion ini mudah meresap.
Wanginya? jreng...jreng...
Yup, wangi sama kaya sabunnya. Saya rada bingung deskripsiin. Rada floral, tapi wangi ala sabun (ya kaya sabun dengan varian yang sama). *menimbulkan efek nyegrak yang bisa mengganggu hidung sebagian orang*

Kata saya :
+ murah, apalagi kalo diskon
+ cepet nyerep di kulit
+/- wangi, pecinta wangi mild gak akan suka, tapi yang suka bau seger mungkin suka
- ada Paraben yang sedang dihindarin sebagian pecinta skincare

#Note :
Saya ada pertanyaan nih... bedanya series Shinzui apa ya? ada Kirei, Hana, Matsu, dll. Tapi saya gak ngeh apa bedanya, entah dari fungsi atau fragrance karena gak disebutkan sama sekali di kemasan. Hanya sekilas waktu saya endus bau sabunnya memang ada perbedaan wangi di tiap varian.

(random note) Siapa yang Lebih Dewasa?

Ini balada saya saat membeli es dawet Banjarnegara untuk menu berbuka puasa (kalo kata orang Betawi istilahnya es cendol, bener gak sih? cmiiw).

Suatu sore, saya antri beli es dawet. Ada seorang anak usia 4 SD antri beli juga. Dua kali antriannya disalip pembeli lain, entah si penjual lebih takut sama pembeli ibu-ibu entah lagi keder karena banyak pembeli. Tapi sang anak tetap sabar. Diam saja dan terus mengantri. Bisa jadi dia memang sudah niat pengen buka puasa pakai es dawet, bisa jadi dia disuruh ibunya beli es dawet.

Sore yang lain. Saya antri beli. Salah satu pembeli yang ada di 'batch' yang sama adalah seorang bapak-bapak. Dia pesan dua, saya pesan dua, seorang anak kecil perempuan pesan satu. Si penjual membuat 5 porsi. Antrian datang lagi siap menunggu 'batch' selanjutnya. Semua ingin beli es dawet untuk berbuka puasa. Namun si bapak berkata, "Bang cepetan dong ini uda mau jam buka,"

Helloow...semua yang antri di situ bukannya juga berniat beli es dawer untuk buka puasa bukan?
Siapa yang lebih dewasa menurut anda?

(beauty topic) nyoba - Skin Aqua UV Whitening Milk

Akhirnyaa...jadi juga beli sublock dari Rohto ini. Yup, salah satu sunblock yang kualitasnya dikenal cukup bagus, Skin Aqua. Dari kemarin penasaran tapi karena Wardah Sunscreen belum habis sa jadi maju mundur mau beli, *irit*

Ada beberapa varian Skin Aqua. Karna waktu gak banyak dan sepertinya ini menarik jadi saya comot ini :
Skin Aqua UV Whitening Milk
Lightening & Moisturizing
SPF 20 PA++

Kemasan :
Botol imut dan ramping. Untuk varian yang saya pilih tutupnya warna putih. Setau saya varian lain dibedakan warna tutupnya. Oh ya, packaging saat membeli dilapisi mika berbentuk balok (opo istilahe ya?). Tapi emang kalo menurut saya tanpa mika si sunblock ini bakalan nyempil di rak supermarket, imut soalnya.



Komposisi :
Jelas saya mantep beli ini karena SPF-nya cukup, 20, dan sudah PA++ jadi bisa lawan UVA dan UVB (mari sayangi kulit!!!)
Nah, varian ini saya pilih di samping mengandung moisturizer (biar ga ribet pakai pelembab lagi) juga mengandung Arbutin untuk mencerahkan, hahaha...
#note : diambil dari kemasan,
- Improved Hydraluronic Acid (AcHA) yang membantu melembabkan dan melembutkan kulit sehingga tetap sehat dan segar
- Mengandung Arbutin sebagai Whitening Agent yang membantu menghambat pembentukan melanie sehingga kulit tampak lebih cerah


PERCOBAAN
Saya pakai pagi dan setelah sholat Dhuhur. Jelas yang paling bikin saya puas adalah sunblock ini encer dan tidak lengket. Terasa ringan dipakai. Beberapa jam juga wajah tidak terasa berminyak. Biasa saja (maksudnya wajah berasa normal :D). Puas!
*kesimpulan lain belum bisa didapat, karena pemakaian baru dalam 4 hari dan tidak ada efek negatif selama pemakaian*


Kata saya :
+ suka, enggak lengket dan enggak berat saat dipakai
+ gak perlu nambah pelembab wajah (males oles-oles)
+ (berdoa) semoga Arbutinnya bekerja dengan baik (amin)
+ selama mencoba beberapa hari belum ada efek buruk (jangan sampe deh)
- rada mahal, Rp 42.000 untuk 40 gram







Wednesday, July 24, 2013

(mommies journal) : Jenggot Oat baby Na

Pagi ini saya super terharuuuu... Soalnya baby Na amat gampang disuapin. Bener-bener mangap tanpa dipaksa atau dibujuk.

Menu pagi ini : Oat (2 sdm full)
- Oat merk Quaker Oat (saya beli yang instan warna merah, instan di sini maksudnya uda matang, bukan berarti sejenis mie instan),
- Cara masak : rebus oat dengan panci eh air matang, api kecil saja supaya tidak gosong. Dan karena saya beli yang instan maka amat cepat matangnya.
- Saring dengan saringan bubur

(*note : Sebenarnya ada cara yang lebih efisien, yaitu blender dulu oat yang belum diolah sehingga menjadi bubuk, setelah itu baru deh direbus. Jadi tidak perlu saring lagi. Besok mungkin metode ini saya coba)
dan

Tadaaa...ini wajah baby Na setelah makan. Kalau piring uda kosong dia pasti minta pegang buat diacak-acak jadi super belepotan deh bajunya!


(beauty topic) Mustika Ratu Peeling Kulit Kerang

Kembali ke perawatan diri sendiri (jadi ibu tetep harus berusaha merawat diri ya ladies!). Nah, muka uda berasa ga pernah diamplas, jadi kemarin akhirnya mencoba Peeling Kulit Kerang Mustika Ratu (Sea Shell Peeling).



Kemasan : Jaman saya kuliah kemasannya gak kayak gini nih. Sekarang kemasannya makin bagus (yang dulu saya juga suka-suka aja). Kalau dulu warnanya putih ada nuansa pink, sekarang biru dan putih. Ah ya, dan selalu ada sentuhan ala Indonesianya. Memang produk Mustika Ratu ini Indonesia banget deh, love it! Dan satu lagi, suka ada logo Halal MUI-nya.
Fungsi : Di kemasan tertulis peeling berfungsi untuk membersihkan dan menghaluskan kulit yang kusam. Mengandung ekstrak kulit kerang dan ekstrak klabet untuk merawat kehalusan kulit sehingga kulit kusam menjadi bersih dan tampak lebih cerah. Diperkaya ekstrak daun kemuning untuk membantu melembutkan kulit. Heiks, cocok lah muka juga lagi berasa kusyeem!
Komposisi : Kayaknya banyak bahan-bahan alaminya sih...saya terharu membaca komposisinya yang tampaknya keren! kaolin, oryza sativa strach, murraya exotica leaf extract, aqua, propylene glycol, oyster shell extract, maris limus (sea silt) extract, trigonela foenum graecum (fenugreek) extract, methylparaben
*PERCOBAAN*
Saya tuang serbuk ke tangan, langsung tercium aroma jejamuan. Pengaplikasiannya saya hanya kasih air biasa, gak pakai air mawar jadinya aroma jamu masi terasa banget. Kemudian saya aplikasikan di kulit. Berasa butiran kasarnya. Setelah dioles rata ke wajah, saya gosokin aja ke muka (amplas-amplas-amplas). Lumayan daerah hidung berasa bersih karena digosok, hehe...
Beberapa menit kemudian dibilas deh. Voila... lumayan berasa bersih dan keset, tapi gak berasa muka ketarik. (Oh ya abis ngebilas peeling saya kemudian cuci muka pake facial foam buat ngilangin bau jamu-nya, soalnya mestinya abis pake peeling adalah pake masker, dan saya gak sempet pake masker!)



Kata saya :
+ suka produk ini, produk lokal yang keren
+ murah (Rp 5.000 saja) dan bekerja sesuai fungsi

(our family story) : Bayi bisa 'Ngambek' juga

Eh, tadi siang baby Na sempet ngambek lho. Gara-garanya saya ngangkat telepon dari tante saya. Nah kebetulan ada problem serius jadi saya terpaksa harus ngobrol agak lama di samping baby Na. Otomatis baby Na merasa dicuekin, apalagi dia uda berusaha menunjukkan ekspresi 'perhatiin-gue-dong'. Nah, setelah 10 menit sesi telepon selesai, baby Na langsung diem. Cep. Gantian.cuekin saja bo'! Saya ajak main cilukba (biasanya dia ketawa-ketiwi kalau main cilukba). Ini jadi manyun gitu. Saya di kirinya dia balik badan ke kanan. Saya pindah kanan dia balik badan ke kiri. Hehehe...

Solusinya saya telepon si mas. Minta mas nyapa dia di telepon (pake loudspeaker). Setelah itu, saya minta maaf sama dia, gendong-gendong dikit. Ajak becanda lagi deh! Akhirnya dia senyum pemirsaah...hehe.
Ada-ada aja si bayi!

Foto : bayi baru (wha)ngun tidur!

(mommies journal) : Hore! Baby Na Lahaap

Hari ini sukses bikin baby Na makan 3 kali sehari. Walopun biasanya bayi katanya makan 2 kal sehari, saya bikin 3 kali soalnya porsi makan baby Na yang kecil sekali makan. Jadi saya tambah jadwalnya aja kaya orang gede, dengan harapan mpasi baby Na tercukupi (aaamiiien). Oh ya, ciri baby Na kalo lapar mirip saya waktu masih bayi...jadi caranya tinggal colekin jari di sekitar bibirnya. Kalau dia 'ngejar' ke arah jari berarti lagi mau disuapin (jaman full asix itu juga berarti uda haus, hehe).
\
Menu baby Na hari ini:
Pagi - puree baby potato (imut ukurannya) 1 kentang mini + asip
Siang - puree alpukat (abis sepertiga)
Sore - puree baby potato (bikin dari 1 kentang tapi gak habis, dan.pas malam jadi kaya rada lapar lagi si baby Na, *soalnya dia tiba-tiba pengen makan risol yang saya makan*

Pelajaran :
Semestinya saya waktu sore menyuapi sampai habis seporsi, hiks maaf gara-gara buru-buru mandi T_T

Informasi tambahan, just for sharing :

Bagi ibu yang akan melalui fase mpasi, ternyata mpasi butuh kesabaran ekstra karena kadang bayi tidak mood makan walaupun sebenarnya mereka lapar. Karna kalau lagi mood bayi akan dengan 'ikhlas'-nya membuka mulut dan tampak excited waktu disuapin! (sumpah bakalan syeneeng banget kalau baby uda semangat menerima suapan! berasa lega). Kalau baby Na, biasanya sambil makan harus diajak ngobrol, berdoa dulu (versi lengkap, dia jadi lebih semangat mendengar doa yang saya bacakan *Alhamdulillah ya Robb), sambil dipegangi mainan kesukaan (bisa balon, kantong plastik #eh, sendok atau piring bayi) jadi kadang karena asyik main baby Na tidak sadar akan mangap dengan ikhlas (puas!!!).

Intinya membangun suasana menyenangkan saat bayi makan sangatlah penting. Dan mommies juga harus siap menerima kenyataan kalau ada sesi di mana bayi mulai mogok makan dan melakukan aksi kunci mulut rapat-rapat (kadang bisa karena uda kekenyangan, bisa juga dia hanya butuh jeda menelan makanan atau membangun mood lagi). Nah, kalau bayi lagi kunci mulut begini juga jangan gampang menyerah menyuapi, beri jeda sesaat, ajak dia gembira kembali, lalu coba suap sampai dipastikan dia sudah kenyang (ngomong sama kaca ini saya, hehehe). Sepertinya sifat telaten amat dibutuhkan wanita memang!

Satu lagi, apabila bayi mogok disuapin juga para ibu harus mencoba mencari penyebabnya (tapi kalau baby Na ternyata sang ayah yang lebih ahli deteksi). Misal puree yang dibuat kurang halus, atau yang pernah terjadi waktu itu baby Na ngambek sama sendok plastik yang keras!

Semangat untuk para ibu yang sedang 'merintis' mpasi yaaa!!! *ganbatte -tenggak teh hijau-*

Ini nih foto pas baby Na sarapan... si kumis kentang! Ternyata biarpun cemong dan baju berantakan kotor, asal bayi lahap tidak masalah lho ;)


Saturday, July 20, 2013

(mommies journal) Lothek, Apaan Tuh?

Di hari ke-6 MPASI baby Na saya menemui kendala, tiba-tiba baby Na mogok buka mulut. Benar-benar dia menutup mulutnya gak mau disuapin. Saya sampe desperate, apa yang salah dengan makanannya ya? Sampai saya cari berbagai makanan yang dulu dia doyan. Tapi mulutnya tetap tak bergeming!

Sampai akhirnya si Mas turun tangan, membantu saya menyuapi baby Na. Kemudian dia teringat masa kecilnya, yaitu disuapin ibunya pakai jari. Iya, pakai jari. Jadi cuci tangan dan pastikan jari telunjuk bersih, lalu colek si bubur dan suapkan langsung ke baby Na. Awalnya baby Na menolak, tapi suapan kedua, ajaib, dia mangap terus seolah minta disuapin karena lapar. Ya ampun...ternyata selama ini dia bukan anti sama buburnya, tapi sama sendoknya. Mungkin karena saya pakai sendok dari plastik yang keras dan tidak enak terkena gusinya, membuat dia trauma.

Alhamdulillah sekarang baby Na mulai lancar makan. Saya tinggal nyari sendok dari bahan lentur supaya gusinya gak sakit lagi. Kalau belum nemu ya sementara pakai metode Lothek (pakai jari) ini terus.

Maaf ya dedek... #lempar sendok

sama anak tetangga depan rumah (Rasya)




MPASI puree alpukat kesukaan

picture : di mana Semangka-nya?

Awalnya gak memperhatikan semak-semak di sekitar rumah kami ini... Tapi eh ternyata kata si Mas ini adalah tanaman semangka! Had you seen it?



pssst uda ada buah kecilnya lho (gak nyangka semangka segedhe itu berasal dari something yang kecil, Subhanallah!)

picture : Pakai Topi Rajut

Nasib anak pasangan muda (ehm ehm, batuk duyu). Disuruh foto bareeeng mlulu :P

picture : Main Balon



kata tukang fotonya ini yang paling eksotis :P

picture : Nungguin Ayah Potong Rambut

Persiapan mudik, rapiin rambut dulu. Gitu kata Ayah. Jadi berangkat pagi-pagi ke tetangga yang buka Cukur Rambut.







picture : Setelah Imunisasi

Ini foto waktu baby Na umur 5 bulan-an. Waktu itu lagi imunisasi Rotarix di RS Mitra Keluarga Cikarang (photo 1: lagi timbang badan, photo 2: lagi bubu di nursery room). Nah, besoknya ternyata badannya rada anget gitu deh... lemes kelihatan di foto (photo 3)

(mommies journal) Merasa Bersalah

Hari ini saya terkena perasaan bersalah kepada anak kecil...

Pertama, siang hari saat saya keluar dari sebuah toko buku. Di emperan toko ada 2 anak kecil, laki-laki. Mungkin umurnya sekitar setara dengan usia anak kelas 3-5 SD. Yang satu berjualan celengan, yang satu berjualan rempeyek kacang. Mereka berteman nampaknya, dan menawarkan dagangannya pada kami. Dengan wajah sumringah mereka sibuk menata dagangan dan menawarkan. Karena kami doyan peyek, maka kami membeli peyek 5 bungkus. Eh ternyata malah kami dapat sebuah balon. Katanya bonus, sudah beli banyak. Oh, dan rupanya memang mereka memiliki stok balon untuk membantu marketing mereka dalam menawarkan dagangan ke orang-orang lewat terutama yang lagi bawa anak kecil.

Saya hampir menangis. Baru beberapa jam lalu saya merasa galau hanya karena pengen beli gadget, hanya karena merasa kurang apdet teknologi. Sementara di luaran sana ada anak kecil yang entah kebutuhan pokoknya sudah terpenuhi atau belum, tapi tampak semangat saat mencari uang...

Sore harinya, saat membeli makanan berbuka dan takjil. Saya mengantri membeli es dawet. Antriannya cukup banyak. Singkat cerita, ada seorang anak kecil (seumuran anak kecil yang saya jumpai tadi siang) yang keduluan pesanannya gara-gara penjualnya mendahulukan ibu-ibu (entah takut dicereweti atau apa). Dan pesanan saya yang sebungkus pun termasuk yang didahulukan si penjual.

Saya merasa bersalah lagi... Mestinya saya tadi tidak menerima es dawet tadi sampai pesanan anak kecil itu jadi (walaupun saya tidak minta didahulukan). Mestinya saya bantu anak kecil itu supaya pesanannya didapat sesuai antrian yang seharusnya. Mestinya saya tidak sibuk sendiri 'searching' makanan tadi... Apalagi waktu suami saya bilang, "kadang sih kalau anaknya diem gitu, bisa nangis sampai rumah... soalnya merasa takut dan kecewa". Waduh...

Ah, saya merasa bersalah... Tampaknya hati saya belum sebesar hati anak-anak itu walaupun saya sudah dewasa...


*add:
Pas pulang papasan sama anak kecil lelaki yang sok ngebut pakai motor trail mininya, dengan asap dan suara mengganggu. Entah se-'bijak' apa orangtuanya memilih membelikan motor seperti itu... Duh...

Friday, July 19, 2013

(beauty topic) ngabisin - Nivea UV Extra Whitening 'advanced moisture lotion'

Dibilang FIP tapi kok ya posting-nya pas botolnya uda empty (horee,bisa beli lotion baru #eh). Jadi masuk FIP karna kecerobohan saya tidak menggunakan secara teratur jadi belum tahu apakah produk sukses menjalankan fungsinya di kulit, hehe...

Ini dia barangnya:
Nivea UV Extra Whitening
Extra brightening, moisturizing & protecting from dullness

- Mengandung camu-camu (50x vitamin C dibanding lemon), aerola cherry, UV A & UV B filters dan formula Hidro IQ (membantu memperbanyak jumlah Aquaporin/ saluran hidrasi kulit)
- Tekstur encer banget dibanding lotion lain, memudahkan cepet diserap kulit
- Lumayan melembabkan setelah beberapa menit
- Saya tersugesti aromanya jeruk gara-gara warna kemasan ada oranye-nya, padahal baunya lebih ke buah chery
- 100ml sekitar belasan ribu rupiah saja

Produksi : PT Beiersdorf Indonesia Jl Raya Randuagung 75 Malang
Atas lisensi Beiersdorf AG Hamburg Germany



Monday, July 15, 2013

(mommies journal) Kedewasaan Seorang Bayi

Bayi bisa bersifat dewasa? dulu gak kepikir hal kaya gt tapi sekarang saya percaya. Ternyata bayi bisa bersikap lebih dewasa dari kita yang secara fisik sudah dewasa.

Jadi begini ceritanya, waktu itu saya terkena pernah dua kali terserang sakit dengan kondisi di rumah gak ada ART. Pertama sakit maag lalu jarak semingguan kena sakit demam. Kedua penyakit itu benar-benar bikin saya lemas sekali dan pengen tidur terus. Menyusui pun jadi susah. Akhirnya baby Na saya letakkan di kasur berbaring bersama saya, lalu saya bilang gini, "Dek, bunda sakit ini...maaf ya gak ngajak main dedek, gak kuat ngajak jalan-jalan dedek... Dedek di sini aja ya sama bunda dulu." #saya bilang begitu soalnya tiap abis mandi 'jatah' untuk baby Na adalah jalan-jalan pake stroller di kompleks perumahan atau saya gendong di sekitar rumah atau sekedar main di ruang depan TV.

Dan Subhanallah, wow, betapa takjub saya. Seharian baby Na tidak rewel sedikitpun! padahal biasanya dia bisa ngambek kalau saya telat ambil strollernya. Dia asyik main sendiri di kasur, dengan selimut dan bantal, sesekali minta susu, lalu main sendiri kemudian minta susu dan tidur lagi. Sungguh saya takjub bahkan saat dia terbangun pun dia santai saja tidak merajuk seperti biasanya. Dan itu terjadi sampai dua kali (saya sakit uda dua kali, red.)

Kalau mengingat hal itu sungguh saya terharu dan merasa menyesal.kalau gampang mengeluh karna kecapean mengasuh anak. Karena ternyata bayi memang hanya ingin diperhatikan, dan adalah hal yang wajar (kalau diinget lagi, dulu siapa emang yang pengen punya anak? tanggung jawab dong). Bayi hanya bertindak secara alamiah sehingga tak layak kita yang lebih dewasa mengeluh. Apalagi ternyata di saat saya tak berdaya dia mampu memahami perasaan saya dan bersikap dewasa seperti itu.
Terima kasih ya sayang,
<3

(beauty topic) - Marck Venus White Beauty : Aqua Cool Gel (cleansing gel) & Aqua Facial Wash (liquid soap)

Sebenernya ini pembelian kedua saya untuk series pembersih wajah Marck Venus. Jaman kuliah pernah beli dan merasa kurang sreg (masih inget dulu beli gara-gara temen yang semangat bilang kalau produk Kimia Farma aman untuk kulit, bebas mercury). Nah trus tergoda lagi untuk beli karna warnanya biru #eh, jadi beli karna pengen pembersih wajah yang gak berwujud 'milk cleanser', trus lanjut beli sabunnya sekalian karna pas ada diskon #hahaha.

Aqua Cool Gel with Plant Extract for Oily Skin

Bentuknya gel bening, bau air (pokoknya kata saya gak berwangi parfum). Dioles ke wajah, lalu setelah dipijat sebentar ke kulit diusap pakai kapas basah untuk menghilangkan kotorannya. Nah, bodohnya dulu saya pake kapas kering sehingga yang ada gel ini jadi gak berfungsi mengangkat kotoran #lugu. Tapi setelah pakai kapas basah ternyata lumayan juga ngangkat make up di muka (baru dicoba di foudation & bedak aja loh ya).
Komposisi yang ditonjolkan : whitening agent Wacamine dan Aquacacteen, bahan Capryloyl Glycine dan Sarcosine & Cinnamomum Zeylanium Extract
- Rp 15.000 untuk 100ml
- gel bening, biar gak bosen sama yang 'milky'
- adem di wajah, apalagi setelah diusap sama kapas basah, bikin berasa wajah uda bersih aja
- ok untuk kulit berminyak


Aqua Facial Wash with Plant Extract for all skin type
Sama juga, bentuknya bening. Kesan pemakaian biasa saja (kecuali emang jarang sih sabun wajah bentuk gel bening kaya gini). Saya pakai untuk membersihkan sisa kotoran di wajah setelah cleansing gel-nya.
Komposisi aktif : whitening agent Wacamine dan Aquactacteen, Portulaca (anti iritasi)
- Rp 5.000 pas beli (aslinya sih sekitar Rp 12.000)
- sebenernya beli tertarik warna birunya
- karena pH balanced, katanya sih dipakai berkali-kali dalam sehari gakpapa

(beauty topic) - SK II Facial Treatment Essence

Sekitar 3 mingguan ini saya pake SK II FTE setiap malam sebelum pakai krim malam Wardah Lightening Step 2. Dan tadaa... secara keseluruhan kombinasi dua produk ini bikin muka saya lebih sehat.
SK II FTE yang saya pakai hanya yang sample size ya, isinya 10ml tapi sampai sekarang masih sisa kurleb separuh botol. Mengandung pitera, tetapi info mengenai komposisi gak bisa disebut karena udah hilang kertas bungkusnya.

Keterangan
- 10ml seharga Rp 70.000, jadi yang kemasan 150ml harganya yaaa sejeti
- Ada semacam bau beras basi, hee...dan saya sadar baunya setelah 2 minggu pakai (saya belum bisa memastikan dari awal uda ada bau ato idung saya yang gak peka)
- Membuat kulit wajah lebih sehat dan bisa dipakai di area mata
- buatan Jepang

(beauty topic) - P.O. Powder M.B.K

Pertamanya post FIP malah bahas bau keti, haha... Gak sengaja aja kemarin pas belanja bulanan di Giant nemu bedak sachet ini, dan teringat promosi dari tante & adek kalo produknya bagus. Jadi kemarin langsung ambil 2, satu bungkus silver dan satu lagi bungkus putih.

Awalnya mikir kira-kira MBK ini singkatannya apa ya? Minyak Bunga K*** (sempet kepikiran ngasal, tapi bingung bunga apa ya yang depannya huruf K? soalnya kan kemasannya ada gambar bunga tuh). Trus kepikir lagi, sepertinya mungkin singkatan dari Menghilangkan Bau Keringat, hehehehe....coba liat aja tulisan di kemasannya!

Dalamnya berbentuk bubuk, rada agak kilau kristal gitu bikin inget semacam gula halus (yang buat donat), atau errr... entah kenapa malah mbayangin kapus barus putih dialusin >_<
Petunjuk pemakaiannya digunakan setelah mandi, dibalurkan saja ke area ketiak. Rada ribet sebenarnya kalau model begitu, nah kemarin sempet ada ide di forum FD untuk meletakkan bedak ini di tempat bedak bayi sehingga pakainya tinggal pakai puffnya saja. Ide bagus ya!

Saya pakai dua hari. Lumayan sih bisa menggantikan fungsi antiprespirant Deo saya (biasanya pakai Rexona). Tapi saya pikir kurang sehat kalau pakai semprot Deo seperti itu setiap hari jadi saya cari alternatifnya. Kalau bedak MBK ini ternyata komposisi utamanya tawas dan talc. Baru ngeh deh ternyata yang bikin ngilangin bau ketinya ya si tawas ini. Sayangnya kok berasa rada gatel, entah saya alergi tawas ato enggak sih...
*)
- Rp 1.000 - 1.200/ pcs, murah banget
- 13,6 gram... mungkin cukup untuk dipakai 1~2 mingguan
- Produksi PT Bahagia Idkho Mandiri, Tangerang
- Warna putih dan silver sama aja, bedanya ada logo 'new' doang...hehe..
- Jadul bener kemasannya! so classic

(random note - tentang weton) Baby Na : Senin Legi

Sekedar note doang, biar kagak lupa... kalo anak gw lahirnya menurut kalender Jawa adalah Senin Legi. Hehe... soalnya kata MIL penting diinget itu (padahal gw dan misua masing-masing hari lahirnya secara kalender Jawa gak tau juga... :D kita tahunya secara kalender Masehi doang).

Apa teman lain juga punya tradisi inget hari lahir dari kalender tradisi lain selain Masehi? karena kalo generasi kita merayakan Ulang Tahun (ato gw ma suami ngerayain Ulang Bulan baby Na #just buat nginget milestone sih hehee), kalo MIL punya tradisi bagiin kue di kampung buat anak-anak kecil setiap hari lahir anak dan cucunya loh!
 
catatan Miss Putri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template