Sunday, May 29, 2016

(beauty topic) Review #56 : Wardah DD Cream - 01. Light

Dunia alphabet krim-kriman terus berlangsung (istilah apaan ini yak haha), mulai dari BB Cream, CC Cream, DD Cream bahkan EE Cream (eh jangan mikir jorok, untuk EE Cream ini singkatan dari Enlighten Even Cream, saya lupa merk apa yang ngeluarin...yang jelas merk luar yang harganya gak mungkin saya jangkau soalnya ratusan ribuan hanya untuk sekian miligram.

Nah balik ke DD Cream Wardah ini ya, berikut informasi produknya,

Wardah DD Cream - LIGHT
C-defense
with Hi-grade vitamin C
excellent antioxidant
helps to brightens skin
smooth and even skin tone

SPF 30


Ingredient :
Aqua, Ethylhexyl Metoxicinnamate, Butylene Glycol, Cyclopentasiloxone, Caprylyl Methicone, Cyclomethicone, Isododecane, Stearic Acid, Titanium Dioxide, C30-45 Alkyl Dimethicone, Polyglyceryl-4 Isostearate, Triethylhexanoin, Polymethyl Methacylate, Sodium Chloride, Dimethicone, Crosspolymer, Cetyl PEG/PPG-10/1 Dimethicone, Ethylhexyl Palmitate, Niacinamide, Sorbitan Ollivate, Disteardimonium Hectorite, Hexyl Laurate, Phenoxyethanol, Silicon Dioxide, BHT, Propylene Carbonate, Allantoin, Ascorbyl Tetraisopalmitate, Dimethicone, Ethylhexylglycerin, Tocopheryl Acetate, Disodium EDTA, Trimethylsiloxysilicatr, Alumunium Hydroxide, Triethoxycaprylylsilane, Methicone, CI 77891, CI 77492, CI 77491, CI 77499

Netto 20 ml
Produksi PT. Paragon Technology and Innovation - Tangerang
NA 18141700444

Price IDR 33.000 tapi pas beli diskon jadi IDR 22.500 @Guardian


***) REVIEW & PENGGUNAAN

DD Cream dikemas dalam bentuk tube. Dan kali ini saya suka tutupnya model flip-top enggak kaya BB Cream Wardah yang tutupnya model ulir, alias harus dicopot tutupnya tiap pakai. Abis saya suka pikun naruh tutup apalagi lagi buru-buru. Gak praktis menurut saya kalau tutup model ulir.



Beruntungnya kali ini saya gak salah pilih shade, yeiy shade Light ini lumayan cocok sih di muka saya. Apa indikasinya kalo cocok? Gampil saya tinggal colek suami dan nunjuk muka. Kalau suami manggut-manggut apalagi kasih saya jempol berarti make-up saya bener. Tapi kalo sampe alisnya berkernyit waktunya saya ambil make-up remover secepatnya!

DD Cream ini juga cukup mudak dibaurkan ke wajah. Mirip kaya BB Cream Wardah, tapi saya lebih cocok dengan tekstur dan shade si DD Cream ini. Enak dibaurkannya. Awalnya akan nampak ketebelan di wajah, namun nanti warnanya akan menyatu dengan warna kulit kita jadi terlihat natural tapi wajah nampak lebih smooth dan glowing. Meningkatkan sekian level kecantikan, hahaha.


cukup pakai DD Cream dan lipcream

Untuk daya tahannya lumayan juga, kemarin dipakai jam 7 pagi sampai Dhuhur muka saya gak terlalu kucel dan berminyak...


ini bukan niat FOTD ya, hehe cuma pas pulang abis jalan-jalan seharian nyoba selfie buat lihat sisa DD Cream-nya...lipstick saya mah udah luntur kemana-mana (maklum nyemil mlulu) tapi wajah masih rada lumayan gak kusem-kusem amat.

Jadi semenjak beli DD Cream Wardah ini saya bisa deh dandan singkat kalo buru-buru. Cukup DD Cream plus lipcream matte bisa awet lah 'muka-abis-mandi'-nya hehehe.

Kesimpulannya, recommended!!!

Friday, May 27, 2016

(book review) Resensi #17 : Badai Pasti Berlalu

 

Data Buku

Judul : BADAI PASTI BERLALU
Penulis : Marga T.
Gambar sampul : Srianto
Cetakan pertama : Maret 1974
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama - Jakarta
ISBN-10: 979-686-001-5
ISBN-13: 978-978-686-001-2
Tebal : 480 hlm

Blurb
Siska patah hati. Tunangannya membatalkab perkawinan mereka dan menikah dengan gadis lain. Kehilangan semangat hidup, Siska keluar dari pekerjaannya dan hidup menyendiri.

Leo- teman karib abang Siska- mendekatinya. Sebenarnya Leo yang dikenal sebagai Don Juan mempunyai motif tersendiri untuk membangkitkan semangat hidup Siska yang sudah terlelap dalam apati dan beku bagaikan gunung es. Tetapi...

Muncul pula Helmi, seniman pegawai nite-club, seorang pemuda yang lincah, perayu dan licik.

Badai demi badai yang hitam pekat melanda hati Siska. Kapankah badal dalam hidupnya berlalu?


SINOPSIS & REVIEW


Melihat buku ini, awalnya ingatan saya melayang ke film jaman 2007 yang dimainkan Vino G. Bastian dan Raihaanun. Sebenernya sih saya juga gak nonton filmnya kala itu, hehe, cuma sering liat video klipnya OST. Badai Pasti Berlalu yang dinyanyikan ulang oleh Ari Lasso (kalo ga salah). Otomatis sewaktu saya membaca buku ini, di imajinasi saya dalam membayangkan tokoh jadinya nongol deh muka Vini dan Haanun, hihihi. Betewe, dulunya film ini awalnya diperankan Roy Marten dan Christine Hakim. Sayangnya, saya pun sama sekali gak tahu gimana filmnya...mungkin jaman saya masih bayi ato belum lahir ya.

Oke lah sekarang balik ke buku bukan bahas film. Saya sampe penasaran gimana sih cerita novel Marga T. ini sampe bukunya dicetak berulang-ulang dan dibikin film sampe dua generasi.

Buku ini mengisahkan kisah cinta Leo dan Siska yang penuh liku. Siska, seorang gadis kaya dan guru TK yang baik hati dan lembut, yang kemudian mengalami patah hati mendalam setelah tunangannya berkhianat dan malah menikahi sahabatnya sendiri. Kemudian ada Leo, teman Johny kakak Siska - seorang calon dokter, playboy yang ditantang dengan taruhan untuk menaklukkan Siska. Namun setelah mengenal Siska, yang ada malahan Leo sungguh-sungguh jatuh cinta pada Siska. Waktu berlalu dan kemudian Leo dan Siska akan bertunangan. Namun menjelang pertunangan, Siska mengetahui adanya taruhan yang dilakukan Leo. Serta mendapati kenyataan bahwa Siska mengidap diabetes, dan setahu Siska bahwa Leo pun mengidap diabetes sehingga lengkap sudah alasan mereka akhirnya tak jadi bersatu.

Kemudian muncullah Helmi, salah satu pianis di nite club milik ayah Siska. Berhasil mendekati Siska, lalu Helmi memaksa Siska menjadi istrinya, dengan ancaman apabila Siska menolak maka Helmi akan memberitahu ibu Siska bahwa ayahnya telah berselingkuh dengan adik Helmi. Ketakutan ibunya terkena serangan jantung (karena memang ibu Siska memiliki sakit jantung), maka akhirnya Siska pun menikah dengan Helmi.

Menjadi istri Helmi, Siska menderita. Selain karena memang tidak mencintai Helmi, ternyata sang suami sangat terobsesi dengan uang. Bahkan bisnis kotor pun dilakukan Helmi yang membuat Siska jijik dan semakin bersedih dengan pernikahannya.

Sekitar dua tahun berlalu, kembali bencana menimpa Siska. Anak hasil pernikahannya dengan Helmi, Cosa meninggal karena dipteri. Kesedihan semakin menyelimuti Siska. Namun kemudian keberaniannya muncul, akhirnya Siska pun meminta cerai dan meninggalkan Helmi.

Dalam kondisi terpuruk setelah kehilangan anak, Siska kembali menyendiri di sebuah vila milik keluarganya di Puncak. Dan saat itulah dia bertemu kembali dengan Leo, di tempat yang sama ketika pertama kali pula dia berkenalan dengan Leo saat hatinya patah karena pertunangan pertamanya yang gagal. Cinta datang kembali, dan tak berpisah lagi.

Nah itu sekilas sinopsis ala-ala saya. Kalau menurut saya sih ceritanya bisa dijadiin sinetron aja bukannya film. Habisnya panjang bener hehehe... Tapi gak tahu juga sih gimana filmya mengemas cerita ini sehingga liat di durasi 2 jam, abis belum nonton. 

Menurut saya sih, cerita cinta Leo dan Siska ini mengenaskan sekali...kasihan ya keduanya harus berpisah. Apalagi untuk tokoh Siska, aduh tragedi berturut-turut menimpanya. Bayangkan ditinggal tunangan selingkuh sama teman sendiri, trus saat jatuh cinta lagi eh gak jadi karena riwayat penyakit yang sama, trus menikah sama pria yang jahatnya ampuuun, dan yang paling menyedihkan saat kehilangan buah hati tercinta. Hiks, saya ikutan sedih.

Walaupun akal sehat saya seolah menolak cerita ini sih. Kenapa sih dulu terburu-buru mutusin Leo sebelum memastikan Leo memang punya diabet? Karena pada akhirnya ternyata informasi yang diterima Siska salah, Leo sehat-sehat saja. Dan kenapa Siska begitu mudah takut dengan ancaman Helmi? Padahal menikah adalah hal yang amat besar dalam hidup...eh malah nikah sama pria jahat, huhuhu.

Tetapi, mungkin memang di era kala itu (sekitar 1970-an), mungkin keberanian wanita tidak seperti sekarang ya? Jadi memang wajar juga alur cerita ini dimunculkan. Apalagi mengingat karakter Siska yang lembut dan rapuh. 

Oh ya, meskipun ceritanya sedih, namun memang Marga T. mengemasnya dengan menarik. Alur ceritanya mengalir, menarik rasa penasaran untuk menyimak terus ke belakang. Dan walaupun mungkin di awal saya sudah menebak gimanapun si Leo akan jadi sama Siska, namun jalan cerita di tengah-tengah perjalanannya cukup sulit ditebak dan mengejutkan, bukan model FTV yang gampang nebaknya hehe. Makanya biarpun saya anti cerita sedih, tetep aja saya baca sampe abis, haha.

Selain itu hal yang menarik dari buku ini adalah berbagai istilah medis dan cuplikan kisah mahasiswa kedokteran. Dari tokoh Leo saya jadi tahu gimana repotnya jadi koas, ujian-ujiannya, serta sedikit-sedikit tahu istilah medis. Kemudian juga di era buku ini ditulis nampaknya dipteri masih menjadi penyakit mengerikan yang bahkan bisa menyerang seorang anak yang dipelihara dengan seksama. Mungkin pada era itu imunisasi belum disosialisasikan sedemikian hingga seperti saat ini ya, udah merata sampai ke pelosok puskesmas (cmiiw). 

Ada satu hal menarik di buku ini, yaitu di bagian depan buku, ucapan yang merujuk pada nasihat dr. Hazniel Zainal (ini tokoh yang ada di dunia nyata lho, ini dosennya penulis bu Marga T. yang dulunya adalah mahasiswi di Universitas Trisakti),
"Bila Anda seorang diabetik yang jatuh cinta, tanyalah pertama-tama: apakah engkau juga diabetik? Bila kekasih Anda menjawab: ya, larilah dan tinggalkan dia."
Saya jadi penasaran, jangan-jangan kalimat ini yang menjadi ide sang penulis membuat cerita ini ya? Soalnya di buku ini diabetes menjadi isu penting. Ayah Siska diceritakan menderita diabetes, digambarkan disini bagaimana pola makan seorang diabetik harus dijaga. Segalanya diukur, ditimbang dan terjadwal. Juga suntikan insulin dan obat-obatan yang harus dikonsumsi. Bahkan Leo dan Siska berpisah pun karena masalah diabetes! Karena Siska takut keturunannya semua akan memiliki penyakit yang sama.

Oh ya, kesimpulannya gimana? Ya walaupun ceritanya memilukan, saya masih geregetan sama tokoh Siska...kasihan sekali kamu mbak #mlintirsaputangan. Ceritanya bagus, tapi sedih. Hiks, daripada sedih saya kasih tambahan poster film aja ya, versi 1977 dan 2007.


ini Christine Hakim 


ini yang Raihaanun

Dan saya mendapat dua hikmah dari buku ini. Pertama, bersyukurlah apabila Anda beruntung menikah dengan orang yang Anda cintai dan diapun mencintai Anda. Dan yang kedua, jagalah kesehatan -pola makan dan olahraga- karena apabila kita terlanjur sakit misalnya kena diabetes, sangatlah tidak enak rasanya. Bersyukurlah atas kesehatan Anda ya.

*****



PS : eh saya baru tahu dari wikipedia, ternyata awalnya buku ini berupa cerita bersambung yang dimuat di koran. Walaaah, saya gak ngebayangin gimana pembacanya harus sabar nunggu tiap hari kelanjutan ceritanya hehehe...

(beauty topic) Review #55 : Ovale Facial Mask - Tomato

Malam Sabtu, misua besok libur dan saya pun berasa mau liburan juga, hihihi. Soalnya besok hari akan terasa lebih santai melihat mas Misua bisa bermain seharian sama anak-anak. Dan buat emaknya, waktunya relaksasi...kali ini saya lagi pengen maskeran. Kali ini saya mencoba masker keluaran dari Ovale, 



Ovale Facial Mask - TOMATO
Feel smooth, fresher & keep firmness
For youthful face 
Membantu memperlambat tanda-tanda penuaan dini

Paduan Ekstrak Tomat dengan vitamin A dan E pada Ovale Facial Mask Tomato membantu membersihkan, merawat kekencangan, menyegarkan dan memperlambat tanda-tanda penuaan dini. Diperkaya Ekstrak Ganggang untuk membantu menjaga kelembaban kulit wajah. Sangat mudah digunakan dan membantu mengangkat sel kulit mati. Wajah terasa halus, terasa kencang, segar dan tampak lebih muda.

Ingredients : Aqua, Corn (Zea Mays) Starch, Sorbitol, Talc, Magnesium Alumunium Silicate, Solanum Lycopersicum Fruit Extract, Propylene Glycol, Glycerin, Diazodinyl Urea, Methylparaben, Propylparaben, Titanium Dioxide, Chondrus Crispus Extract, Ulva Lactuca Extract, Enteromorpha Compressa Extract, Palmaria Palmata Extract, Undaria Pinnatida Extract, Polysorbate 20, Cyamopsis Tetragonolobus Gum, Sodium Polystyrene Sulfonate, Fragrance, Citric Acid, Sodium Ascorbyl  Phospate, Retynil Palmitate, Tocopherol, CI 19140, CI 14700

Netto 15 gr
NA 18120200563
Diproduksi PT. Kinocare Era Kosmetindo - Sukabumi


gambar tomat-nya cukup make sense di saya hehehe

*) betewe, Masker Ovale yang diproduksi di Sukabumi ini juga diimpor sama Kino Malaysia, Philippina, Vietnam, Cambodia, Singapore, Brunei, Myanmar dan Thailand lho...jadi sebenernya masker buatan Indonesia itu kualitasnya udah internasional.

REVIEW

Sebenernya pas baca komposisi produk yang menjelaskan bahwa produk ini mengandung Zea Mays alias jagung dan Solanum alias tomat, saya hampir kepikiran besok-besok kalo pengen masker tomat alami bisa dong campur aja tepung maizena, air sama tomat halus (iya gak sih?) Hehe...tapi kalo pengen coba masker buatan pabrik, rasanya sih Masker Ovale Tomat ini oke lho. Kenapa? Mari kita lanjutkan lagi obrolannya...

Produk ini saya beli di Carrefour seharga Rp 6.500, bentuk sachet isi masker pasta. Ya, saat ini sih saya lebih suka masker pasta ketimbang mask sheet. Entah kenapa menurut saya masker pasta gampang ngeratainnya, selain itu bisa dipakai sampai 2-3 kali tergantung isi sachet dan berapa gram isi masker (hehe, bisa ngirit gitu loh). Nah kalau mask sheet biasanya sekali pake habis, buang... (huhuuu, eman) mana biasanya sih 'cairan' maskernya juga beleberan kemana-mana gitu. Jadi sampai hari ini favorit saya ya masker pasta.

Pastanya berwarna oren muda, tidak terlalu cair tidak terlalu pekat, cukup lah untuk pasta masker siap pakai. Tinggal oles-les...


kameranya salah fokus 


kayak gini nih kalo diolesin

Rasanya pas dioles biasa aja sih, gak ada sensasi dingin yang kadang dijumpai di beberapa merk masker. Untuk aroma ada sedikit hint aroma seger, semacam apa ya, bau buah ato sayur...mirip tomat tapi ah kayanya bukan tomat. Ya lumayan enak kok baunya.

Setelah 15 menit...

Bilas air hangat, dan tadaaa...

Eh muka emang terasa lebih kenceng dan seger. Saat saya lihat kaca sih langsung merasa ada efek cerah seger, tapi gak bisa ketangkap kamera ya jadi kalopun saya majang foto sebelum-selama-sesudah pakai masker pun percuma, hahaaa...daripada ganggu pemandangan. Untuk fungsi masker it's work deh dan menurut saya recommended untuk para pecinta tomat dan pecinta anti-aging.

Oh ya, soal hemat-berhemat, masker ini juga hemat lho. Soalnya di saya Rp 6.500 bisa buat 2 kali maskeran. Kalau dipaksain sekali aja maskeran bisa sih, cuma kok menurut saya ketebelan ntar maskernya di muka (kecuali yang suka maskeran sampai leher ya)

Ok, sekian review saya. Penilaian saya untuk Masker Ovale Tomato adalah...

4,5 / 5
Minus angkanya adalah menurut saya kemasannya kurang menarik dikit, hehe. Dengan material kemasan yang sama, mestinya gambar bisa dibuat lebih menarik kok tanpa mengubah material/ budget kemasan.

Sekian review saya. Selamat mencoba! Hepi wiken ya,






Friday, May 20, 2016

(old day memories) Seragam Salah Hari

Saya sedang teringat cerita masa SMA. Mengenai seragam. Jadi begini ceritanya,


...Pada zaman dahulu...(hihihi)

Oke, lupakan. Peraturan di sekolah saya masa itu mengenai jadwal seragam adalah Senin - Kamis baju putih abu-abu, Jumat - Sabtu baju putih-putih lengan panjang. Khusus tanggal 17 adalah Pramuka tidak peduli itu hari apa (ya kecuali Minggu sih ya). Jadi total hanya ada tiga jenis seragam. Yang menjadi masalah adalah si baju Pramuka itu. Sering sekali menjadi problem, terutama buat murid pelupa. Jadi tidak heran di tanggal 17 adaaa saja satu dua murid yang memakai baju putih abu-abu atau putih-putih di antara lautan murid berbaju Pramuka. Kebanyakan yang terjadi begini juga untuk yang rumahnya jauh dari sekolah dan jam datangnya udah mepet, gak bisa deh balik lagi ke rumah buat tuker baju.. (betewe soal baju Pramuka yang dipake sebulan sekali ini saya dulu sering mikir, kasihan ya bajunya cuma keluar dari lemari sebulan sekali saja? Selain itu saya juga sering bertanya, kenapa harus tanggal 17? sayangnya saya yang pemalu enggak pernah berani nanya ke guru BP apalagi Kepsek, hehehe)

Sampai kemudian ada suatu bulan dimana tanggal 17 jatuh di hari Jumat, sehingga hari Jumat jadwalnya pakai baju Pramuka lalu keesokannya adalah kembali pakai baju putih-putih. Namun saat itu ada yang berpikir iseng di kelas saya, untuk merubah tradisi dan sejarah mengenai "murid yang salah pakai seragam". Ide bahwa hari Sabtu keesokan harinya seluruh murid di kelas saya akan kembali memakai baju Pramuka walaupun sebenarnya semestinya pakai baju putih-putih. Kan uda biasa kejadian murid lupa pakai baju Pramuka, nah kalo ini dibikin supaya murid keasyikan pakai baju Pramuka sampe dua hari. Ya itung-itung sesekali si baju dipakai dua hari dalam sebulan. Sekaligus sekalian kotor, karena kebanyakan teman-teman saya kala itu pakai baju seragam yang sama sekaligus untuk dua hari. Hihihi, mungkin ada yang bilang agak jorok ya? Tapi kala itu gak semua murid bisa punya baju putih abu-abu sampai 4 stel alias bisa gonta-ganti baju tiap hari, hehehe. Jadi hari Jumat itu kami bersepakat supaya Sabtu esok kami akan pakai baju Pramuka.

Dan...keesokan hari tiba.

Pintu gerbang sekolah adalah jalan yang harus dilalui murid untuk masuk ke dalam sekolah. Setelah pintu gerbang, para murid akan melalui lorong besar dan sampai di lapangan tempat parkir motor sekaligus halaman depan ruang-ruang kelas. Jadi kentara sekali di hari itu ada sebagian 'rombongan aneh' yang mendadak pakai baju coklat sementara yang lain pakai baju putih. 

Ketika hari Sabtu itu saya dan sebagian teman memutuskan untuk datang lebih pagi. Mengapa? Karena di waktu 15 menit menjelang bel masuk, biasanya akan ada beberapa guru piket yang memantau di dekat lapangan, mengawasi para murid yang datang beserta keteraturan mereka saat mengendarai motor dan memarkirnya. Of course ya, motor harus dituntun kalau sudah ada guru piket kalau enggak mau diomelin guru. Karena saya datang lebih pagi, lebih santai karena belum ada guru piket jadi bisa langsung aja deh parkir motor. Selain itu sih sebenernya takut juga kalau ada yang negur masalah baju Pramuka 'salah hari' ini.

Setelah sampai di kelas kami (ketika itu letaknya di lantai 2), maka kebiasaan saya dan teman-teman sekelas adalah segera meletakkan tas di bangku lalu kemudian nongkrong-nongkrong bareng di balkon kelas. Menikmati sedikit sisa waktu sebelum pelajaran sambil memandangi murid lain yang baru datang (apalagi yang lagi nungguin gebetan datang, hihihi...biar bisa senyum-senyum sendiri gitu). Dan anyway, sebenernya kebiasaan nongkrong di balkon kelas ini bikin guru sebal apalagi kalau udah jelas-jelas bel bunyi eh masih ada aja murid yang nonkrong bukannya masuk ke dalam kelas mentang-mentang gurunya belum datang. Saat itu ada guru kami, guru Bahasa Inggris yang kami segani (dan kami takutin, abis kalo marah bukan berupa ucapan, tapi tugas translate segunung). Jadi saat beliau ingin 'mengusir' kami dari balkon, beliau akan cukup menunjuk jari ke arah anak-anak yang bergerombol di depan kelas. Dan seolah kompak, siapapun gak akan berani mengabaikan dan langsung ngacir menyelamatkan diri...takut masih diinget mukanya trus ntat dikasi tugas heheee. Karena kesaktiannya, para murid menjulukinya "Jari Sakti" (dipikir-pikir sih sebenernya tugas translate dari beliau itu lebih sakti lho, buktinya bisa meningkatkan kemampuan murid di Bahasa Inggris, makasih lho Pak!)

Kembali ke cerita. Jadi kami yang 'selamat' sampai kelas tanpa harus melewati guru piket di lapangan mulai deg-degan juga mengingat ada beberapa teman yang belum kunjung datang. Sementara dari kejauhan, nampak guru piket saat itu, sebut saja namanya pak D mulai memandang ke arah kelas kami dengan wajah heran dan mulai marah, mungkin dalam hatinya, "ini kenapa kelas 2-1 pakai baju Pramuka?" Dan kemudian tibalah saat apes itu. Ketika ada teman kami, sebut saja namanya Wibowo dan Nugroho yang baru masuk melewati lapangan.

Pak D : "Hey mas kamu, ke sini sebentar!", menyuruh mereka mendekat beliau.
"Maksudnya apa ini, waktunya baju Pramuka pakai baju putih. Ini waktunya baju putih pakai baju Pramuka!" 
...dan saya gak terlalu ingat detail, yang jelas sih akhirnya dari sekian murid di kelas saya, yang apes kena omelan pak D seperti mereka berdua hehehe. Dan kasihanya lagi, begitu sampe kelas mereka malah ditertawakan kami yang mengintip kejadian tadi dari atas. Hehehe..

Begitulah cerita kenakalan kami pada waktu itu. Dibanding kenakalan remaja yang heboh sekarang sih, jauh sekali...kami cuma ingin iseng saja tanpa merugikan siapapun. Pada waktu itu kami juga ingin membuktikan, meskipun kami anak kelas unggulan (ehm, bukan maksud nyombong hehe), kami tetap anak remaja biasa yang bisa bandel, bukan hanya remaja polos dan penurut. Bisa juga melanggar peraturan sekolah --- dipikir-pikir, pemikiran macam apa itu ya? Melanggar peraturan kok disengaja, hihihi...oke abaikan saja lah ya, namanya juga abegeh labil. Kadang pikirannya gak masuk akal. Semacam out of the box yang dipaksain wkwkwk.  Kalau diingat lagi sih idenya boleh juga, soalnya temen-temen saya yang biasanya pendiam, penurut pun ternyata ada yang berani juga iseng dengan resiko diomelin guru. Namun saat itu, ternyata tidak semua murid punya pikiran abegeh labil. Ada yang berpikir logis dengan tidak melanggar peraturan, jadinya waktu itu yang dianggap 'pengkhianat kelas' ada tiga orang sih kali gak salah (padahal dari segi logika mah mereka ini yang nggenah ya, hehehe)

Lalu bagaimana nasib kelas kami setelah para guru menyadari kami sekelas berusaha melanggar aturan sekolah? Akhirnya ada jam pelajaran yang kebetulan saat itu kosong, dan kemudian kami sekelas dikasih tugas bersama : kerja bakti membersihkan laboratorium. Mencuci seluruh perabot, gelas-gelas, tabung Elemeyer, menyapu dan menata meja-kursi di lab Kimia sampai semuanya kinclong, hihihi. 

Walaupun dihukum, kami sih menikmatinya, soalnya dikerjain rame-rame. Selain itu kelas kami alhamdulillah-nya kompak, jadi urusan tugas bersama mah keciiil. Itung-itung juga amal ibadah, membersihkan bagian dari sekolah. 

Oh ya, siapa pelaku pemberi ide "seragam salah hari"? Pelakunya ngetik sambil cengar-cengir berusaha mengingat, siapa aja yang dulu kena omel pak D ya?

:D







Wednesday, May 18, 2016

(old day memories) Ada Apa Dengan Masa SMA?

Sebulan lalu (atau sampai saat ini), berbagai tulisan dan opini terkait film AADC2 begitu banyak muncul di dunia maya. Konon sih pemutaran perdananya mencapai 1.000.000 penonton. Lokasi syutingnya pun menjadi incaran destinasi pecinta travelling. Heboh lah ya, bahkan ada yang sampai baper setelah nonton film ini. 

Tentu saya gak akan mengulas film AADC2, jangankan season 2, film AADC (yang bahkan udah tayang di tv pun) saya belum nonton secara penuh, cuma sekilas-sekilas. Tapi cukup lah untuk AADC2 saya tahu ceritanya dari beberapa spoiler hihihi, gapapalah wong saya juga gak mungkin ke bioskop buat nonton. Namun saya sempat mendengarkan beberapa OST-nya, terutama karangan Melly Goeslaw yang musiknya memang cetar...asik didengar, dan bikin saya ikutan baper. Kenapa baper? Entah kenapa ingatan saya jadi melayang ke jaman SMA, jaman prasejarah udah 10 tahun yang lalu lho...

Ya, teringat latar cerita AADC yang menceritakan kehidupan anak SMA, karna pada saat yang sama saya juga kala itu SMA, maka OST film ini seakan mengantar memori saya ke jaman putih abu-abu. Ya, masa di mana romantisme ala remaja muncul, masa keusilan remaja di sekolah, persahabatan tak terlupakan, serta berbagai cerita di sekolah yang mungkin akan melekat entah sampai kapan nanti.

Sedikit cerita tentang SMA, saya berada di kelas dengan murid yang hanya berjumlah 30 orang, dengan murid yang gak berubah (tetap orang yang sama kecuali ada yang pindah keluar kota) sejak kelas 1 sampai kelas 3. Dengan rentang waktu cukup panjang, berbagai kegiatan yang menuntut kerjasama (seperti tugas kelompok, lomba mading, lomba sepakbola antar kelas, dll) membuat kami akrab bahkan meskipun untuk beberapa murid yang awalnya bermusuhan.

Soal teman berjumlah 30 orang ini pun saya memiliki cerita konyol. Jadi saat itu saya sebenernya berharap cepat SMA karena bosen dengan temen-temen SMP yang orangnya mukanya hampir 100% sama sejak kelas 1 sampai lulus (iya, khusus kelas saya gak ada rolling orang kecuali nilai raportnya turun). Girang begitu masuk SMA, eh begitu ngebaca list daftar nama anak di kelas 1, sekitar 20 orangnya berasal dari SMP kelas saya dulu lagi. Pupus oh pupus...

Cukup banyak cerita di SMA. Bisa bikin satu sinetron.

Contohnya saya ingat, saat kelas 1 SMA dulu ada dua teman pria yang tidak mau bertegur sapa gara-gara masalah perempuan (khas masalah naksir, jealous, saingan hihihi). Lucunya saat itu saya dan dua orang tadi harus menjadi pengibar bendera hari Senin (piket per kelas). Untuk sekedar memberi instruksi, "itu kurang ke kanan,"...atau..."agak geser ke sana dong" mereka pun gak mau langsung menyampaikan, harus melalui saya sebagai 'perantara omongan'. Cape deeeh!

Belum lagi cerita saya yang terpesona seorang kakak kelas yang menurut saya oke dalam hal kepemimpinan (tenang, ini murni nge-fans profesional kok hehe). Saya lihat orangnya tegas, pandai menjadi pemimpin, baik hati. Ingin menjadi sosok seperti dia versi perempuan, tapi apalah daya saya kala itu pemalu sekali hahaha... Malah jadi ngumpet aja di belakang layar. Kayaknya sih emang saya gak bakat leadership macam bu Risma gitu. Betewe jangankan niru prestasi si kakak kelas, sampe lulus pun saya kenalan sama dia aja kagak berani hihi.

Kelas 2, makin dewasa dan kami makin akrab sekelas. Hari-hari jadi lebih kreatif karena udah gak malu-malu lagi kayak kelas 1. Bahkan kami punya tradisi bersama untuk menghabiskan waktu ketika jam kosong (jam pelajaran favorit anak sekolah wkwkwk), yaitu bernyanyu bersama diiringi salah satu teman bermain gitar. Kalau saya sih karena suara jelek jadi penonton setia saja. Atau juga membentuk kelompok 'bermain', karena games yang dimainkan adalah games bocah semacam menyebutkan nama benda sesuai abjad, permainan XO, atau sekedar curhatan ala-ala. Ya tentunya seperti khas anak SMA lain, ada juga beberapa murid yang berani diam-diam 'menyusup' ke kantin -resikonya cukup besar kalau ketahuan guru-. Yang pasti, nampaknya momen jam kosong ini malah jadi momen tak terlupakan, soalnya kalau momen pelajaran dari guru saya udah lupa apa aja ya pelajarannya? :D

Naik ke kelas 3, setahun nampak terasa lebih singkat karena semester 2 dipenuhi persiapan menuju UNAS (itu istilah jaman saya ya, entah apalagi istilah yang berubah tiap tahun). Pada jaman saya momen UNAS menjadi agak horor karena tahun itu pertama kalinya ada Standar Kelulusan Nasional dimana ketika nilai tidak mencukupi nilai minimum artinya seorang murid akan mengulang kelas 3 sementara yang lulus sudah pergi dari sekolah menuju jenjang yang lain. Bagi kita saat itu ya lumayan agak horor ya. Berbagai bimbingan diberikan guru. Yang saya ingat jadwal jadi lumayan padat. Pagi siang belajar di kelas, siang (sebelum sore) ada bimbingan, sore terkadang masih ada ekstra kulikuler...



Singkat cerita (biar gak kepanjangan), sampailah saya di perpisahan sekolah. Di kala itu, saya yang sebenernya introvert merasa kehilangan. Ternyata kelas saya merupakan kesatuan yang menyenangkan, memiliki kebersamaan seru (walaupun yang ribut atau berantem masih ada, yang saling gak suka mungkin juga ada), sebagian mereka meninggalkan jejak persahabatan yang tak terlupakan. Dulu saking baper gara-gara sudah bukan anak SMA lagi sejak kelulusan, saya pernah berdiri di balkon depan kelas, memandangi bekas ruangan kelas saya...seperti ada film berputar disana. Adegan saya dan teman baru saat pertama berkenalan, saat belajar mendengarkan guru, memberi kejutan teman yang berulang tahun, dihukum guru karena berbuat salah, membuat berbagai tugas kelas, bernyanyi dan bercanda bersama...semua nampak seperti sesuatu yang sudah hilang dan tak akan terulang. Rasanya sedih banget lho.

Dan uniknya potongan film ini terulang saat mendengar OST AADC2. Hihihi, padahal setting kejadian AADC2 kan pemerannya uda tuwir-tuwir. Bukan gitu, maksud saya gegara ada AADC2 jadi inget AADC. Gara-gara AADC jadi inget jaman SMA deh hihihi.

Ditambah saya baru aja Baca buku Kuncup Berseri karangan Nh. Dini. Karena isinya cerita seseorang selama masa SMA, saya jadi (sok) terinspirasi bikin buku serupa. Aduh, tapi gimana ya bikin biar tulisannya gak alay? Hehehe...ada yang mau kasih kursus menulis buku untuk saya?

Okelah cukup baper saya. Namun, saya ucapkan terima kasih untuk teman-teman saya yang saya kenal sepanjang SMA, yang telah memberikan coretan cerita di hati.

Dengerin lagu dulu ah, mana Goodbye Felicia & Stephanie Poetri?

Pertama kali aku tergugah
Dalam setiap kata yang kau ucap
Bila malam telah datang
Terkadang ingin ku tulis semua perasaan
 
Kata orang rindu itu indah
Namun bagiku ini menyiksa
Sejenak ku fikirkan untuk ku benci saja dirimu
Namun sulit ku membenci
 
Pejamkan mata bila ku ingin bernafas lega
Dalam anganku aku berada di satu persimpangan
Jalan yang sulit ku pilih
 
Ku peluk semua indah hidupku
Hikmah yang ku rasa sangat tulus
Ada dan tiada cinta bagiku tak mengapa
Namun ada yang hilang separuh diriku
 
Pejamkan mata bila ku ingin bernafas lega
Dalam anganku aku berada di satu persimpangan
Jalan yang sulit ku pilih

Lagunya emang gak nyambung sama tulisan saya, tapi saya suka sih sama Bimbang versi baru ini. Yuk mari selamat malam!



*) tambahan
Jaman dulu belum ada FB, Instagram dll...bahkan yang punya hp dengan kamera pun masih hitungan jari, hahaha. Foto nostalgia terbatas bro! Mau upload foto bersama juga saya gak bisa, karena sebagian teman dulu masih belum berhijab dan sekarang uda berhijab. Maka dengan terpaksa, walaupun gak representatif dengan cerita, saya upload foto jadul ini saja. Paling gak memberikan memori papan tulis jaman itu.



(book review) Resensi #16 : Kuncup Berseri


Data Buku

Judul : KUNCUP BERSERI
Penulis : Nh. Dini
GM 201 96.141
Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Dunia Pustaka Jaya, 1978
Diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, 1996

DINI, Nh. (Nurhayati Srihardini), 1936- Kuncup Berseri : Cerita Kenangan
Tebal 184 hlm
ISBN 979-655-141-1


*** Blurb ***

Buku kelima dari seri "cerita kenangan" ini menceritakan si Aku atau pengarang Nh Dini yang tumbuh menjadi remaja. Dia menghidupi masa Sekolah Menengah Atas (SMA) bagian A/ Sastra sebagai anak seorang janda tanpa santunan. Di kala itu pula bakat seninya berkembang, disertai latihan-latihan dan pemupukan pengetahuan umum lewat bacaan berbobot maupun ringan yang ada di perpustakaan kotanya. Selain rajin membaca, menulis cerita pendek dan naskah sandiwara radio, Dini juga giat berkecimpung di bidang teater (yang waktu itu disebut sandiwara) serta kesenian tradisional (gamelan, tembang dan tari Jawa).

Sementara itu, nilai-nilai kehidupan berubah.

Suasana kampung dan mental penduduknya bergeser. Tata cara pergaulan semakin kurang memperhatikan perasaan dan kesopanan. Manusia lebih mementingkan kebutuhan dan kepuasan diri sendiri atau golongan daripada peduli terhadap orang lain.

Semua pengalaman membaca dan pengamatannya atas kehidupan di sekitarnya dia tampung dan dia cerna. Ditambah asahan pendidikan fisik dan rohaniyah keluarga, Dini mampu menuangkan hasil pemikirannya ke dalam karya tulisnya di masa itu. Kumpulan cerita pendeknya yang berjudul Dua Dunia terbit ketika dia duduk di kelas tiga SMA.





SINOPSIS & REVIEW


Jatuh cinta pada 'bacaan' pertama. Itulah kenangan saya tak terlupakan saat pertama kali membaca buku karya Nh. Dini di perpustakaan SMA. Saya masih ingat, waktu itu buku yang saya baca berjudul "Sebuah Lorong di Kotaku". Dan semenjak itu satu demi satu buku karya Nh. Dini menjadi list buku yang saya pinjam dari perpustakaan, semua judul yang ada disana (ada beberapa judul, tidak semua koleksi lengkap memang).

Membaca tulisan Nh. Dini sangat menyenangkan. Khususnya serial "Cerita Kenangan", termasuk Kuncup Berseri ini terasa seperti membaca buku harian sang pengarang. Dengan latar belakang era Revolusi, kala negara ini baru awal-awal berdiri, menjadikan imajinasi saya berkelana. Membayangkan kehidupan seperti apa yang pengarang jalankan. Juga mengetahui 'uniknya' pemikiran sang penulis, dimana jarang wanita mampu berpikiran luas dan kreatif seperti Nh. Dini. 

Pandai menulis, kritis dalam bidang seni & sastra, serta pemain sandiwara radio yang hebat. Itulah sosok yang saya dapatkan dari Nh. Dini di Kuncup Berseri. Kuncup Berseri adalah kelompok sandiwara yang beliau bentuk dan rajin mengisi siaran di RRI. Selain sebagai aktris di sandiwara, beliau juga adalah penulis ceritanya. Berbagai judul sandiwara ditulisnya. Padahal kala itu beliau masih duduk di bangku SMA. Selain itu beliau juga salah satu penulis cerpen produktif di majalah. Usia sebelia itu mampu menulis dengan hebat, tentu penulis briliant. Huwaaa ngiri deh, hehe...pengen bisa menulis 'sedalam' beliau.

Cerita di Kuncup Berseri begitu detail. Seperti membaca diary yang lengkap, mala saya membayangkan tokoh Nh. Dini di masa kehidupan remajanya, gejolaknya dalam mempelajari dunia menulis yang tinggi. Pertentangan batin sebagai anak perempuan yang merasa di kala itu anak lelaki diistimewakan, ya memang di era masa lalu apalagi adat Jawa. Perempuan harus lembut, kalem dll...sedangkan pria nampak lebih dibebaskan dalam memilih perilaku. Bukan menuntut persamaan, namun penulis menganggap, mestinya yang diwajibkan berlaku baik bukan hanya perempuan saja, tetapi semua orang baik perempuan dan laki laki. Karena pemikiran itulah, walaupun berpikiran lebih terbuka dan luas, namun perilaku penulis tetap sesuai koridornya sebagai wanita yang baik. Tentu ini tak lepas dari peran ibu penulis yang menanamkan perilaku serta adat Jawa dengan alasan logis disamping alasan tradisi.

Selain itu, ada juga cerita-cerita khas murid SMA. Penulis menceritakan bagaimana kesehariannya sebagai murid SMA, penggambaran seperti apa guru-gurunya, idenya untuk 'kabur' keluar sekolah saat istirahat demi ke sebuah warung langganan, serta mengenai sosok-sosok sahabat penulis di sekolah maupun Kuncup Berseri. Cerita mengenai beberapa sosok keluarga penulis, tak lupa juga beberapa pria yang berkesan dan pernah lewat dalam hidup penulis. Serta berbagai kisah saat penulis mempersiapkan berbagai lomba atau pertunjukan sandiwara. Ah, masa SMA memang penuh warna ya. Bahkan di halaman pertama penulis menyebutkan buku ini ditujukan untuk Kepala Sekolah Mengengah Atas Sastra 3A3 Semarang 1956, Ajip Rosidi.

Membaca buku ini, kita pun jadi tahu bagaimana sosok ibu penulis yang luar biasa. Walaupun merupakan sosok Jawa tulen dengan sifat-sifatnya yang priyayi, namun ternyata ibu penulis memiliki pikiran terbuka pula. Beliau mampu 'menangkap' keluhan sang anak yang mengkritisi berbagai tradisi yang tak disukai dengan diskusi yang terbuka sehingga sang anak akhirnya mampu lebih memahami apa alasan-alasan dari setiap perilaku. Beliau juga selalu mendukung kegiatan sang anak di bidang kegemarannya, yaitu sastra. Nh. Dini remaja sekolah di SMA Sastra Semarang, selain mengasah kemampuannya di kelompok sandiwara dan kelompok menulis & membaca prosa.

Menurut saya, luar biasa ada seorang anak perempuan yang masih muda sekali yang memiliki bakat dalam bidang sastra seperti Nh. Dini. Karya-karyanya sampai saat ini sering menjadi bahan tesis mahasiswa Sastra lho. Makanya agak kuatir bikin reviewnya...saya mah apa atuh.
Tapi, saya sangat menggemaru karya beliau. Buku Kuncup Berseri ini adalah buku pertama karangan Nh. Dini yang saya miliki. Seandainya mampu, saya sih ingin mengoleksi semua karyanya, terutama dari serial "Cerita Kenangan". Paling tidak, saya ingin membacanya kembali...sambil mengenang masa 'jatuh cinta' saya pada karya beliau semasa SMA saya, di sebuah meja di perpustakaan.

(family story) Mampir di Taman Bungkul

Surabaya memang sekarang memiliki banyak taman cantik dan menarik untuk dikunjungi, apalagi oleh kita yang punya anak kecil. Hehe, lumayan tempat buat mereka lari-lari di outdoor. Juga buat variasi biar gak kebanyakan ngemall kaya Emaknya. Setelah postingan Taman Persahabatan tadi, saya jadi inget sebenernya beberapa waktu lalu kami juga sempat main ke Taman Bungkul. Ini juga salah satu taman populer di Surabaya, juga salah satu pujasera soalnya banyak banget warung makanan disana...yang di hari kerja ramai banget dikunjungi karyawan daerah Darmo dan sekitarnya di jam istirahat. Sayangnya fotonya sedikit soalnya si Ka tiduuur jadi gak leluasa foto-foto hihihi.


si Ka masih muka bantal

 
foto keluarga Pinus (bukan keluarga Cemara)

 
yang penting foto di nama tempat lokasi lah yaa...

Walaupun ga ada bukti otentik foto, namun taman ini adalah salah satu taman cukup besar di kota ini. Ada berbagai fasilitas seperti mainan anak, toilet, kran air siap minum, tempat latihan BMX & skating, air mancur...serta pujasera dengan berbagai variasi makanannya.

Daripada kurang foto, mari bikin spam disini, hahaha... See u di tempat main yang lain yaaa!






mode Beautify di hp ini memang agak lebay efeknya hehehe...makanya sebenernya kita jarang-jarang selfie-selfian, 

(family story) Hepi di Taman Persahabatan

Kemarin setelah perjalanan 'bisnis' di Surabaya, seperti biasa saatnya anak-anak mendapat waktu entertain ato bersenang-senang setelah nemenin ortunya sibuuuk dari pagi. Biasanya kalo lagi bareng sama belanja bulanan sih kita pergi ke swalayan (soalnya Na dan Ka doyan banget berlarian di swalayan hihihi, kata si Na, "suka mall Nda") tapi trus dipikir-pikir ah kok bosen ke swalayan mlulu bilang aja lagi bokek. Selain itu saya juga lagi 'insyaf', pengen anak-anak lebih banyak lagi latihan fisiknya hehe. Nah saat kami melewati jalan Sulawesi (niatnya mau ke Ngagel), akhirnya malah kami punya ide dadakan buat mampir ke Taman Persahabatan ini.


Parkirnya di belakang pom bensin, trus kita jalan dikit nyebran (hati-hati ya kalau nyebrang meskipun searah) dan sampailah kita di Taman Persahabatan. Na dan Ka jeli banget soalnya banyak ayunan, prosotan, dan mainan yang lainnya...(hehe meskipun awalnya malu-malu buat nyoba main).


si Na nyobain ayunan, tapi katanya silau


si Ka hepi banget bisa perosotan



lagi akur main perosotan bareng, yipeee

Waktu itu gak terlalu ramai, jadi lumayan gak perlu antri buat mainan. Tempatnya teduh banyak pepohonan, rindang...asik buat duduk-duduk. Dan si Ayah memanfaatkan ini buat memantau dunia lewat facebook, ealah...


...ngumpet agak jauh dari anak-anak, kuatir Tabletnya kebanting si Ka lagi hehehe...



Seperti taman yang lain, disini juga ada beberapa penjual makanan rakyat murah meriah...semacam pentol, siomay, bakso, nasi pecel, es teh, dll. Lumayan buat ganjel perut sambil menikmati angin sepoi-sepoi.

Saat asyik nyemil, mendadak si Ayah nantangin saya main jungkat-jungkit. Huahuaaa tau kalo saya rada tacuuut mainan ketinggian (iyaaa, dari jaman TK saya gak berani main perosotan soalnya ngeri liat bawah pas di puncak perosotan). Tapi demi anak-anak hepi akhirnya coba naik deh.



Dan untuk kenang-kenangan maka kita foto berempat, hihihi...lumayan lah masi sempat pajang foto manis walo sebelumnya sempet jejeritan takut pas dijungkat-jungkitin mainannya.


si Ka berkhianat, saya uda pose manis dia malah ngacir

Dan setelah sekitar satu jam disana, kamipun pulang. Sebelumnya minta tolong photografer buat ngefoto depan taman ini (hahaaa jadi si Tante Shinta cuma kebagian motoin tapi kagak ada fotony disini, wes kapan-kapan foto maneh yo Te...)



Menyenangkan disini, anak-anak bisa bermain-main dengan gembira di tempat nyaman, bersih pula lho. Dan buat Emak, asyik gratis gak keluarin duit kecuali buat jajan, hihihi (dasar Emak Irit). Yang penting jangan lupa ikut jaga kebersihan ya, juga antri kalau pakai mainannya...kan tempat umum.

Ok, sekian cerita saya. Sampai jumpa lagi di tempat-tempat Surabaya yang lain ya! Dadaaah...


Monday, May 16, 2016

(beauty topic) White Lili Aroma : Cussons Imperial Leather White Princess Deo & Mustika Puteri Body Splash White Lily

Kali ini saya lagi suka aroma bunga, tapi bukan aroma bunga yang manis, melainkan aroma bunga yang seger. Wangi semacam itu pernah saya jumpai sewaktu saya pakai sabun mandi Cusson's Imperial Leather White Princess...wanginya enak seger. Sayangnya saya kurang suka dengan sabun cairnya, terlalu licin gitu setelah dibilas. Kemudian saya ingat kalau Cusson's Imperial Leather juga ngeluarin produk deodorant. Akhirnya saya pilih deh deo yang White Princess.

Untuk biar afdol saya cari dong cologne untuk pasangannya. Kebetulan saya kangen sama body splash-nya Mustika Puteri. Dan menurut saya si body splash warna biru ini wanginya cocok sama deo Cussons's tadi.




...Dan ternyata deo White Princess ini komposisinya mengandung White Lily, owalaaah yo pantes kalo ternyata wanginya matching, sealiran sih...

Nah sekarang dibahas dikit dari produk ini.

1. Cusson's Imperial Leather 48hr Anti Perspirant Deodorant - White Princess
dengan Master Perfumers
Perlindungan terhadap keringat berlebih sepanjang hari. Dengan vitamin B3 yang dikenal dapat membantu mencerahkan kulit. 
Ingredients : Aqua, Alumunium Chlorohydrate, Steareth-2 PPG-15 Stearyl Ether, Steareth-22, Parfum, Niacinamide, Propylene Glycol, Lilium Candidum Bulb (White Lily) Extract

Produksi PT PZ Cussons Indonesia - Tangerang
under licensed PZ Cussons Ltd. England
Netto 40ml
NA18140900182

*) Review
Untuk aroma dan ketahanan, saya puas sekali dengan deo ini. Selama dipakai untuk sehari-hari di rumah dengan kegiatan saya sebagai IRT sih gak ada masalah dengan bau badan. Wangi terusss sampe jam mandi berikutnya. Tapi entahlah seandainya dipakai untuk aktivitas outdoor ya, belum pernah saya coba (selain aktivitas jalan-jalan di kompleks sama monscil-monscil)

Namun karena bentuknya roll-on deo, untuk pemakaian di saya sih lumayan cepet boros. Hehe ini dipakai sekitar 2 minggu kayaknya uda mau habis nih. Tapi untungnya harganya terjangkau. Kemarin beli sekitar Rp 10.000 saja.

2. Mustika Puteri Body Splash White Lily
Pengharum tubuh untuk menyegarkan dan memberikan keharuman yang tahan lama, serta menjaga kelembutan & kehalusan kulit.
Mengandung :
White Lily Parfum memberikan keharuman yang tahan lama 
Almon Protein Extract melembabkan sekaligus menjaga kelembutan kulit
Cooling Agent memberi rasa segar dan sejuk pada tubuh

Ingredients : Alcohol, Aqua, Fragrance, Glycerin, PEG-40 Hydrogenated Castor Oil, Mentha Piperia (Peppermint) Leaf Oil, Prunus Amygdalus Dulcis (Sweet Almond) Protein, CI 42090
Produksi PT Mustika Ratu - Jakarta 
POM NA18110602417
Netto 135 ml

*) Review
Sebenernya sempet bingung sih, kalau tujuannya untuk melembabkan kulit, kenapa malah komposisi terdepannya adalah alkohol? Seingat saya alkohol itu malah ngeringin kulit...pernah baca gitu di beberapa beauty blog. Makanya ada sebagian orang yang enggak mau pake skincare beralkohol apalagi untuk anti-aging skincare.
Namun terlepas soal komposisi produk, senengnya sih saya cocok banget ama aroma body splash ini. Sesuai dengan ekspektasi wangi yang lagi saya pengenin. Dan soal ketahanan, lumayan lah sampe 4 jam. Untuk produk harga Rp 15.000 uda bagus banget lho.

Menurut saya, kelemahannya adalah di tutupnya. Bentuk tutup kaya gini rawan tumpah kalau kelupaan gak rapet nutup. Selain itu tutup model gini agak susah ngontrol keluarnya cairan ya...jadi agak boros karna saya maen guyur aja hehehe. Tapi apa karna itu namanya body splash, ayo guyur byuuur! 

Overall, dengan kedua produk ini saya merasa puas dengan obsesi saya memperbaiki mood dengan aroma bunga segar. White Lily berhasil membuat saya merasa segar, harum dan mood bagus. Serta saya berhasil nemu produk untuk menuntaskan keinginan saya dengan harga cukup terjangkau.

Betewe...sebenernya saya juga belum kenal sama White Lily. Saya mau kenalan bentar dulu ah.


Nama Lily atau Lilium adalah bentuk Latin berasal dari kata Yunani, LeirionWarna putihnya terlihat suci. Kelopaknya yang besar dan mengecil, melengkung dengan indah dan anggun. Setiap memekar, selalu terbuka sempurna dan penuh keteguhan hati. Harumnya terasa lembut, membuat hati terasa tenang.
Bunga Lily melambangkan bunga orang dewasa, bunga yang anggun dan penuh kekuatan hasrat hidup seorang wanita. Itu yang membedakannya dengan bunga melati, yang memberikan ketenangan untuk mengantar kepergian orang terkasih, meskipun sama - sama putih.

Sumber : smart-ebook (Lilium)

Apakah tertarik juga dengan aroma White Lily? Silahkan mencoba...

Friday, May 06, 2016

(beauty topic) Review #54 : Biore Facial Foam - Glowing Bright

Suatu ketika saya pengen punya sabun muka dengan butiran scrub yang lembut. Memang ada sebagian orang yang gak suka pakai sabun muka dengan scrub, khawatir kulitnya makin kering atau terlalu sering tereksfoliasi. Namun menurut saya ada kalanya muka tuh kerasa kuseeem banget jadi paling enak kalo dicuci-gosok pake sabun muka ber-scrub. Dan ini pilihan saya untuk sabun muka ber-scrub.



Biore Facial Foam  ~  GLOWING BRIGHT
Angkat sel kulit kusam
Kulit tampak cerah dengan rona sehat
··· dengan micro scrub ···


Inovasi Skin Purifying Technology 
Busanya membersihkan langsung tertuju ada minyak & kotoran namun tetap menjaga kelembaban dan tetap menjaga nutrisi yang ada di kulit.
-  Pembersih yang scrubnya terada semakin lembut di wajah ketika digunakan mengangkat penumpukan sel kulit kusam yang melekat akibat kotoran dan minyak yang bersatu
-  Dilengkapi dengan vit C dan ekstrak green tea
-  Kulit tampak cerah, bercahaya dengan rona sehat

Ingredients : Aqua, Sorbitol, Laureth-6 Carboxylic Acid, Myristic Acid, Lauryl Hydroxysultaine, Ethylhexylglycerin, Potassium Hydroxide, Lauric Acid, Acrylates/C10-30 Alkyl Acrylate Crosspolymer, Zea Mays (Corn) Starch, Cellulose, Palmitic Acid, Fragrance, Magnesium Potassium Fluorosilicate, Sodium MA/ Vinyl Alcohol Copolymer, Disodium EDTA, Polyquaternium-39, PEG-6, PEG-45M, Ascorbic Acid, Alcohol, Butylene Glycol, Camellia Sinensis Leaf Extract, Phenoxyethanol, CI 77881

Netto 100 gr
Produksi PT Kao Indonesia
BPOM NA 1813205552
Harga : Rp 20.000

REVIEW


Menurut saya Biore facial foam ini salah satu merk sabun legendaris, soalnya udah ada dari jaman saya masih SD. Dan termasuk 10 benda skincare pertama yang pernah saya pake jaman abege, hihihi. Awalnya saya penggemar Biore facial foam Pure Mild yang tutupnya warna biru. Tapi anehnya sekitar tahun 2014 si tutup biru ini uda discontinued dan gak saya temukan lagi, hiks. Jadilah saya pilih si tutup abu-abu, soalnya tertulis mengandung green tea dan biasanya sih saya cocok kalau pakai produk berbau green tea hehe. 



Awalnya saya suka banget pakai sabun ini. Memang bikin berasa bersih di wajah. Udah gitu irit banget, cukup sebiji jagung uda melimpah busanya, tinggal gosokin ke wajah dan langsung cliiing...bersih deh! Sekitar 3 kali udah saya repurchase.

Namun semenjak saya ketemu Acnes facial wash - Complete White, sementara ini sih jajaran sabun muka favorit saya bergeser. Tapi tetap menurut saya Biore facial foam Glowing Bright ini salah satu sabun muka yang oke.

Ok, sekian membahas sabun muka favorit saya. Selamat cuci muka yaaa! 


(beauty topic) 10k product : Wangi Musky

Ada beberapa cewek yang suka pakai wewangian beraroma agak maskulin, walaupun saya gak termasuk sih ya. Beberapa waktu lalu saya pernah mencoba produk dengan aroma yang agak maskulin...rada musky gitu (maapkeun kalo istilahnya kurang tepat hehe). Dan budget-nya cukup Rp 10.000-an saja dapat dua produk sekaligus. This is it...

1. Pucelle Splash Cologne - Musk
Keharuman Musk paduan dari Chypre & Floral untuk rasa sejuk dan segar

Ingredients : SD Alcohol 40-B, Water, Butylene Glycol, Fragrance, Isononyl Isononanoate, PEG-50 Hydrogenated Castor Oil, Benzophenone-2, Salicylid Acid

Netto 75ml
Produksi : PT Mandom Indonesia - Jakarta
BPOM NA 181120601787

2. Pixy Stick Deodorant - Woody
Mengurangi bau badan. Dengan keharuman aroma Woody, memberi kesegaran yang tahan lama. Mengandung 0,2% Triclosan

Ingredients : SD Alcohol 40-B, Propylene Glycol, Water, Sodium Stearate, Fragrance, Cetyl Alcohol, Triclosan, Menthol, Tocopheryl Acetate, CI 15985, CI 19140

Netto 34 gr
Produksi : PT Mandom Indonesia - Bekasi
BPOM NA 18150900105



REVIEW

Baruasan saya sadar kalo kedua produk ini berasal dari pabrik yang sama, PT Mandom hihihi. Cuma berbeda plant pabriknya nih, satu Jakarta satunya Bekasi. Hehe, setahu saya memang PT Mandom punya beberapa pabrik sih (maklum, mantan buruh pabrikan juga). 

Nah secara singkat, saya review ya. Untuk yang Pixy stick deo, ada beberapa varian. Saya milih yang oranye karena pas nongkrong di area deo di swalayan, si Na milihin ini, hahaha. Dan saya pikir biasanya nih fragrance yang warna oranye bakalan beraroma fruity macem jeruk (kan warna jeruk oranye). Dan ternyata hipotesa ngawur saya benar-benar ngawur (lagian juga uda ada tulisan di botolnya "Woody" haha). 

Setelah coba pakai Pixy stick deo Woody, memang aromanya seger-seger ala kayu, aroma hutan. Setahu saya sih kebanyakan wanita lebih suka aroma floral ya, tetapi saya juga kenal beberapa wanita yang suka banget aroma agak maskulin gini. Ya kalau dibau sih emang seger ya, cuma mirip aroma spray cowok sih emang. 

Untuk ketahanan sih lumayan, sampai 5 jam bisa menahan bau keti. Lumayan banget lho dengan harga yang murah. Untuk ukuran 34 gr ini saya belinya sekitar Rp 6.500, sedangkan ada lagi ukuran lebih kecil sekitar 20 gr harganya cukup Rp 5.000 saja. Ini pun pas saya lihat dalam isi stick deo-nya banyak lho, sepanjang 6 cm. Bakalan awet kayaknya.

Sedangkan produk kedua adalah Pucelle splash cologne - Musk. Aromanya memang musky...pokoknya sejenis sama yang produk sebelumnya, berasa cium pohon dan bunga di hutan hehe. Saat dicium dari botol, Pucelle splash cologne ini baunya enak, seger. 

Betewe mengingat Pucelle splash cologne ini jadi keinget jaman SD. Parfum ini populer lho di kalangan teman SD saya. Sampe pada suka bawa si Pucelle ini ke sekolah. Buat paner gitu lho...apalagi varian Pucelle ini banyak sekali. Tentu menarik banget buat anak-anak. Biasanya kita beli kemasan yang paling kecil, 50 atau 35 ml gitu. Trus diusap-usapin ke baru seragam. Dan walaupun begitu kami menganggap Pucelle ini barang 'mewah' sampai ada yang bilang, biar hemat kalau isinya tinggal seperempat nanti ditambah air aja lagi...masih tetep wangi kok! - gitu kata temen saya hehe. Aih jadi kangen teman masa kecil. 

Ya begitulah, kesimpulannya, perpaduan kedua fragrance ini menghasilkan aroma yang seger-seger musky. Mungkin bisa buat referensi yang pengen coba aroma maskulin dengan budget murah meriah. Kalo saya sih suka-suka aja aroma ini, tapi bukan aroma favorit saya. Saya lebih suka aroma dedaunan, hihihi.


Thursday, May 05, 2016

(beauty topic) Review #53 : Marina Anti Perspirant Deodorant - Spring Breeze

Marina Anti Perspirant Deodorant - Spring Breeze
dengan deoprotection yang tahan lama dengan 3 daya aktif :
- Melindungi dari bau bdan
- Melindungi dari basah karena keringat berlebih
- Memberikan kesegaran lebih lama



Ingredient : Aqua, Alumunium Chlorohydrate, Steareth-2 Propylene Glycol, PPG-15 Stearyl Ether, Steareth-21, Isopropyl Palmitate, Fragrance, Disodium EDTA, BHT

Manufactured by PT. Rudy Soetadi - Bekasi
for Barclay Product
BPOM NA18130900275

REVIEW

Seperti deo pada umumnya, kemasannya cukup bagus lah menurut saya. Varian Marina deo ini ada 2, yaitu warna biru dan pink (lupa apa namanya)...uda saya coba keduanya. 

Saya cuma review dikit, soal aromanya. Biasanya fragrance warna biru aromanya ke arah "fresh" ya, ternyata yang ini aromanya manis, hihihi... Direkomendasiin deh buat yang suka aroma "sweet" dan lembut. Harganya juga murah dibanding deo merk R yang terkenal itu. Ketahanan menangkis aroma keti sayangnya gak terlalu bagus di saya, cum sekitar 4 jam dimana bikin saya gak puas hehe. Tapi ada bagusnya, jadi bikin rajin mandi sampe 3 kali sehari.

Nah, sekian review saya. Untuk deo murah meriah dan yang suka aroma manis, boleh dicoba deh!

Monday, May 02, 2016

(beauty topic) Review #52 : Silky Girl Shine-free Loose - 02. Natural Medium

Bedak tabur biasanya saya pakai cuma kalau di rumah, soalnya kalau acara di luaran muka saya yang minyakan ini gak mempan pakai bedak tabur hihihi. Lagian emang bedak tabur juga paling gak bisa dibawa bepergian...secara bakal bertaburan bedaknya kan. Nah tapi karena kemarin saya abis mencicipi bedak dari Silky Girl, maka saya mau coba bahas dikit deh. Soalnya saya baru pertama kali pakai merk ini.




Silly Girl Shine-free Loose Powder
02. Natural Medium

A soft, smooth and micro-fined loose powder for a matte silky finish
- Shine free
- Oil free
- Fragrance free
Ingredients : Talc, Polymethyl Methacrylate, Nylon-12, Dimethicone, Allantoin, Methylparaben, Propylparaben, Bisabolol, BHA.
May contain : Iron Oxide (CI 77491, CI 77492, CI 77499

Made in Thailand
Imported by PT. Alliance Cosmetics - Jakarta
NA 49130400433


REVIEW


Untuk kemasan, saya cukup suka desainnya. Bagus kok untuk bedak tabur dan gak kelihatan murahan. Sayangnya kurang suka dengan sponsnya, agak susah ngeratain bedaknya (apalagi saya bukan expert dandan, hahaha).




Sedangkan untuk shade, saya sih pasrah wong ini bedak kado dari sahabat saya hehe. Untungnya sih jenis warna natural ya, jadi saya kalau pakai bedak ini sebenernya gak kaya pakai bedak, muka polos. Cuma minyak di wajah saya yang lenyaaap.



Sedangkan untuk oil control- nya, di muka saya kuat sekitar 2 jam aja. Muka saya minyak badak sih gak mempan kalo untuk menghalau minyak jangka panjang. Makanya kalau saya keluar rumah jarang pakai bedak tabur, lebih memilih TWC aja biar rada awet dikit bedak nempel di muka.

Nah, akhirnya nih bedak diadopsi sama adek saya yang emang suka pakai bedak tabur, hihihi. Dan kata adek saya yang mukanya cenderung mudah berjerawat, bedak ini cocok dipakai soalnya terasa ringan di wajah. Beda kulit jadi cocok-cocokan ya kalau milih bedak.

Sekian review saya kali ini. Kalian lebih suka bedak tabur atau bedak padat?
 
catatan Miss Putri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template