Wednesday, October 02, 2013

(random note - senggang) Ngomongin Bahasa Jawa

Bahasa Jawa itu amat kompleks lho. Bayangkan ada tingkatan penggunaannya, dari yang kasar atau ngoko (untuk pergaulan sesama umur/ teman), sampai yang halus atau krama inggil (untuk menghormati yang lebih tua, serta masih ada tingkat bahasa antara keduanya.

Belum selesai. Antara Jawa Timur dan Jawa Tengah pun masih ada perbedaan. Saya sih engga tau sejarahnya kenapa berbeda, mungkin pengaruh asimilasi atau geografis, yang pasti konon bahasa di Jateng terkenal lebih alus dan santun ketimbang Jatim (hmm, apa karna ada Kraton-nya juga?). Dan terkadang selain perkara halus-kasar pun masih banyak terdapat perbedaan istilah atau pembendaharaan kata antar keduanya. Misalnya, kalau di Jatim aku = aku/ kula, di Jateng ada istilah tambahan = inyong. Dan aksen pengucapannya juga beda. Ya, sama-sama medók tapi beda jenis medoknya. Unik kan?

Saya lahir dari ayah asal Jateng dan ibu asal Jatim. Walau akhirnya bahasa Jawa asal Jatim lebih kental di saya, tapi saya jadi cukup familiar dengan bahasa Jawa ala Jateng sehingga kadang kebawa medók ala Jateng di Jatim dan sebaliknya (ok, saya Ratu medók, dan belum hilang meski uda merantau ke Jawa Barat).
Di Jawa Timur, kebetulan pun saya sering pindah rumah. Mulai Surabaya, Jombang, Bojonegoro dan Tuban. Dan ternyata di tiap kota di Jatim pun masih ada lagi beda bahasa. Ck ck ck...antara Jatim arah ke bagian barat dan ke bagian timur ini beda lho pemirsah! Makin ke Surabaya makin kasar, makin ke Bojinegoro makin halus. Ajegile dah urusan bahasa ini! Bahkan terkadang ada benda sama pun memiliki istilah khas yang berbeda. Makin tinggal ke pelosok/ desa di wilayah tsb, maka akan makin banyak ditemui istilah lampau suatu benda. Ini nih beberapa yang saya inget ya:
1. Kotak pensil : (Jombang) tépak : (Bojonegoro) keropak
2. Bakwan jagung : (J) dadar jagung : (B) pélas
3. Blewah : (J) garbis : (B) blewah
4. Jemur : (J) pepe : (B) penthér
5. Correction pen : (J) stipo : (B) tipe-X *sebenernya salah semua ini, kan itu merk ya? hehehe
6. Sisir : (J) suri : (B) jungkat
7. Selesai/ rampung : (J) mari : (B) bar
8. Marah : (J) muring-muring/ (B) srengen
9. Gila : (J) gendhéng : (B) bento
10. Kamu : (J) koen : (B) kowe
11. Pura-pura : (J) apen-apen : (B) embo-embo/ hawat-hawat
12. Tiba-tiba : (J) moro-moro : (B) idep-idep
PS: saya ambil perbandingan kedua kota yang paling lama saya huni yak!

Dan selain itu saya juga menemukan beberapa istilah masa lampau (kata Ibu saya sih ini istilah jaman embah saya, kalau jaman sekarang udah banyak diganti bahasa standart Jawa *emang ada ya? eh tapi ternyata akhir-akhir ini saya jumpai lagi istilah ini dari suami! hihihi)
1. panci = ompreng
2. toples = blék
3. gayung air = jebor (bahasa standart : ciduk)
4. botol = gendhul

Udah ah lagi lupa nih! Hehe...bahkan saya baru sadar ternyata bahasa Jawa amat kompleks dan kaya pembendaharaan ya? bahkan kalau ditilik, antara satu kota dan lain saja aksen mengucapkan huruf E bisa beragam antara e, è, atau é.

*Proud to be Javanese people, proud to be Indonesian! (kok ngomong English???)

0 komentar:

Post a Comment

thanks for stopping by

 
catatan Miss Putri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template