Tuesday, October 01, 2013

(random note - efek liat TV) Kasihan Istri Alm. Ustadz ini...

Ah, saya gak usah sebut nama ya? kalau ada yang saya tulis salah nanti malah dosa nanti. Soalnya mau komenin orang nih.

Jadi setelah beberapa bulan lalu kita kehilangan salah satu Ustadz muda kita yang terkenal santun, baik dan friendly kalo kata saya, sekarang kita menyaksikan bagaimana beratnya menjadi seorang janda. Ya, sang istri almarhum. Harus menjanda di usia muda, dengan harus menanggung kehidupan 4 anak yang masih kecil karena masih di bawah umur semua.

Yup, saya bicara di sini dari segi menjadi istri dan ibu. Saya saja ditinggal suami keluar kota beberapa minggu saja galaunya bukan main. Sepi rasanya. Membayangkan suami sedang sakit sementara saya tidak di sisinya saja juga sudah sedih ga karuan. Maka saya tidak sanggup membayangkan harus menjadi Umi yang satu ini. Betapa kuat hatinya harus menanggung beban seperti itu.

Namun eh ternyata masalah tak selesai di situ. Keluarga besar alm. Ustadz pun menciptakan prahara (iye, kalo kata saya sih biang masalah adalah si keluarga besar alm. Ustadz ini). Memugar makam menjadi mewah dan tinggi, tidak mengindahkan perasaan sang istri alm. Ustadz. Bahkan beraninya berkata di depan media bahwa yang berhak memugar makan alm. Ustadz adalah mereka. Bahkan sang istri tidak punya hak apa-apa lagi. Ditambah menuduh sang istri tidak segera membagi harta wasiat. Astagfirullah... nyesek saya liatnya!

Saya memang bukan ahli agama. Sekali lagi saya membayangkan posisi istri alm. Ustadz tadi. Betapa kesedihan yang harus ditanggung ditambah cacian seperti itu. Bahkan yang saya tahu makam memang yang sesuai tuntunan adalah yang sederhana. Setahu saya bahkan tidak boleh ditembok. Apalagi kalau niatnya supaya gampang diziarahi (diziarahi atau mau niat supaya dikultuskan *note: yang sudah-sudah di negara ini cukup banyak makam Sunan yang dijadikan tempat syirik). Sungguh saya menyayangkan bagaimana bisa seseorang yang saudara alm. Ustadz tadi (ngakunya sih Ustadz juga) bisa berkata seenteng itu. Sedihnya saya juga kalau yang macam ini jadi Ustadz, pengikutnya nanti gimana????? (pengen ngasih tanda tanya buanyaaak banget rasanya). Masak iya perkara seperti apa makam yang bener aja gak tahu?

Sungguh, saya masih nyesek kalau liat ada seorang mengaku pemuka agama tapi bertingkah seperti itu. Ditambah tadi lagi ada yang katanya Sekretriat FP* tapi statement-nya kok lebih berat sebelah mendukung keluarga besar alm. Ustadz saja, cenderung menyalahkan istri alm. Ustadz (lah iki piye toh podo ae). Malah pake nyaranin supaya segera menikah setelah masa iddah, dan sempat bilang 'denger-denger Umi lagi ta'aruf' (whaat? denger-denger? kok sampeyan malah ngegosip to pakde?). Emangnya bisa semudah itu melupakan cinta sama suami? Emang situ yang pengen nikah lagi kalee... Saya yakin, di hati sang istri alm. Ustadz ini hanya ada nama suaminya saja.

Ah, keadilan memang hanya Allah yang Maha Memiliki. Semoga istri alm. Ustadz ini selalu tabah dalam menghadapinya dan mendapat ridho dari Allah.

Semangat ya buat Umi Pipik....saya tidak kenal anda. Tapi saya berdoa semoga anda selalu disayang Allah, alm. Ustadz Uje dan anak-anak anda yang manis.

0 komentar:

Post a Comment

thanks for stopping by

 
catatan Miss Putri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template