Banyak hal yang ingin dishare tapi ternyata waktu untuk share gak selalu banyak cyiin...hehe.
Kemarin saya baca blog, -kebetulan punya temen exs. kantor saya. Di resolusinya (saya baca postingan awal tahunnya), dia ingin merenovasi rumah ortunya. Sah saja bukan, bagus malah karna pengen bahagiain ortu. Tapi di akhir kalimat dia bilang, "mungkin saya harus banyak lembur (buat tambahan gaji, red)".
Kemudian saya juga ingat obrolan dengan ibu-ibu tetangga. Katanya UMR emang naik tapi pendapatan suami malah sedikit, karena pabrik melakukan efisiensi dengan mengurangi schedule produksi di jam lembur (hemat bo', secara UMR level operator meningkat dari Rp 1.849.000 menjadi Rp 2.450.000 *CMIIW, ini untuk lokasi Bekasi ya). Jadi kata mereka lebih baik UMR yang lama tapi lemburnya banyak, karna take home pay-nya bisa dapat 3-juta lebih.
Ada lagi cerita teman saya yang hobi dagang di sebuah pabrik (jual Oriflame & Tupperware, maklum banyak karyawan yang cewe). Katanya omzetan sepi, gara-gara gak ada lemburan. Padahal biasanya saking banyak yang order, bonusnya bisa mendekati 1-juta rupiah dia.
Satu lagi yang paling 'antik'. Pernah di klinik inhouse kantor, ada operator yang digotong dengan keadaan semi pingsan semi histeris semacam kesurupan. Eh setelah diajak ngobrol dokter dan temannya, ternyata dia stress karena "uang lemburan saya gak ada".
Walah, saya kaget. Jaman kuliah dulu saya membayangkan kerja lembur sebagai sesuatu yang bikin capek dan diakibatkan tugas yang belum tuntas sehingga 'terpaksa' dilakukan untuk menyelesaikan tugas. Namun cons-nya adalah karena bekerja di luar jam normal, gaji dihitung per jam dengan rate lebih besar dari jam kerja normal (8 to 5), biasanya pake rate 250%, 300%, dsb.
Jaman saya masi anak kantoran baru yang lugu, disuruh kerja lembur jawabannya tidak lain adalah "iya" *takut pak boss haha... selain itu karna dikost gak ada entertainment (TV dan AC ga punya!), lumayan lah ngadem sambil kerja sambil internetan sambil ngobrol ma temen kerja ('sambil'-nya banyak). Tapi di samping itu (pembelaan), job saya di awal kerja memang gak ketulungan gara-gara jumlah tim masih kurang, semua serabutan dan ditambah skill saya yang pas-pasan (masih harus disupervisi terus). Kemudian karna akhirnya pacaran, nikah, punya rumah sendiri dengan entertainment cukup...eh bermalas-malasan di rumah ternyata enak juga! apalagi abis punya baby, wedew, say No lah sama overtime work.
Itu dari segi 'kenikmatan hidup/ batin'. Sekarang dilihat dari 'isi ATM'. Jelas berbeda (saya ngalamin kaya yang tetangga saya keluhkan). Dulu jaman masi single mah belanja apa aja hayuuk. Setelah jadi istri & ibu jadi mikir, 'apa ya yang lebih prioritas?' (walo suami saya gak ngelarang atau mencampuri penggunaan uang gaji saya) ditambah memang isi ATM yang tanpa uang lembur. Secara kalau ada uang gaji pokok+lembur biasanya saya asumsikan : "save basic salary, habiskan uang lembur untuk skincare!" Ah, tapi ternyata kalau pintar bersyukur ajaibnya rasanya uang saya kok malah lebih berkah gitu...habisnya untuk hal-hal menyenangkan. Jaman dulu karna niat foya-foya, yang ada uang abis buat bengkelin mobil, barang ilang... Alhamdulillah...istilah rejeki dan uang memang tidak sama kawan!
Sedangkan untuk orang lain yang sibuk mengejar overtime (berharap ada over produksi/ rejected product, sengaja kerja lama biar keliatan tugas gak selese-selese, ato lebih jahat lagi : sengaja memalsukan perhitungan jam overtine), memang kenyataannya uang yang didapat juga lebih banyak, tapi -beberapa- yang saya tahu uangnya serasa menguap. Entah abis buat beli obat, kendaraan rusak, sakit, atau abis buat bayar cicilan rumah/motor/mobil/gadget terbaru. Nah yang terakhir tadi terjadi karna menganggap uang lembur sebagai 'pendapatan reguler' sehingga saat tidak ada uang lembur jadi lebih besar pasak daripada tiang.
Semoga yang membaca post ini bisa memilih opsinya ya. Mari atur keuangan kita! :)
Friday, July 12, 2013
(random note - money money money) Sedikit Cerita soal Lembuuuuuran
Label:
'bersyukur,
'finance,
(random note)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
thanks for stopping by