Sebelumnya saya pernah nulis soal bagaimana saya yang penasaran-an sama orang, termasuk sama sesama perempuan yang saya anggap 'musuh'. Musuh ini maksudnya orang yang saya benci ya, bukan orang yang memusuhi saya (hehehe, soalnya kadang mereka sih biasa aja sama saya, tapi saya-nya yang sensi ke mereka). Ada yang karena pas kuliah ato sekolah nilainya lebih bagus dari saya, ada yang karena lebih keren dari saya dalam hal organisasi, ada yang karena bekerja di tempat yang saya anggap lebih ok, bahkan ada yang saya benci karena...err...sama-sama jadi gebetan si Mas jaman kuliah! Hehe, maklum cewek cyyyn, emosinya aja yang ke mana-mana diduluin. Di sini sih saya bukan mau ngebahas masalah bersyukur ya (asli, saya bersyukur karena bisa juga tetap memiliki nilai bagus, jabatan organisasi, profesi yang saya suka plus lelaki yang mencintai dan saya cintai saya...lope yu! #eh). Di sini yang mau saya bahas adalah sisi kelam hati dan pikiran saya yang kadang masih gemes kalau ketemu mereka-mereka ini.
Karena kalau dipikir secara mendalam dan menyeluruh, jujur pakai hati #ini serius. Sebenernya karena saya melihat kemiripan saya sama mereka. Saya merasa mirip sama mereka. Sama-sama berobsesi nilainya bagus. Sama-sama pengen disayang guru. Sama-sama pengen kerjaan terkeren. Sama-sama hobi bekerja keras termasuk lembur di kantor sampe malem. Sama-sama doyan make up dan skincare. Sama-sama suka belanja. Sama-sama pengen jadi yang paling cantik dan populer. Sama-sama suka cowok ganteng dan keren #eh.
Kalau dipikir malah bagusnya saya berteman sama mereka ya? Mungkin bisa jadi geng kompak. Hehe... Tapi entah kenapa walapun kami saling kenal dan terkadang saling sapa atau basa-basi saat jumpa, tidak bisa membuat kami berteman lebih intens. Entahlah ini sekedar perasaan egois saya atau karena sikap saya yang kurang manis pada mereka sehingga mereka tidak ingin berteman dengan saya... Atau mereka juga punya perasaan 'bermusuhan' seperti yang saya rasa?
Well... Hanya mereka yang tahu. Walaupun kalau ditanya seandainya saya ditawari pertemanan mungkin saya akan senang sekali (atau salah saya ya nunggu ditawari bukan nawarin duluan???). Karena memang benar pepatah, "Seribu teman tak akan cukup, tapi satu musuh sudah terlalu banyak." Kalau saya ingat teman-teman dekat saya adalah mereka yang bisa memaklumi perasaan egois dan kekanak-kanakan saya ini...bukan yang kembar obsesifnya kayak saya.
Hmm,
Wednesday, September 11, 2013
(random note - friendship) 1000 Teman tak akan Cukup!
Label:
'kedewasaan,
'persahabatan,
(random note)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
thanks for stopping by