Friday, September 06, 2013

(mommies journal) Maafkan Ibu ya Nak

Baby Na tidur siang.

Sejak subuh dia tahu saya sakit. Makanya waktu bangun tidur dan melihat wajah saya penuh ringisan, dia memilih sibuk bermain kaus kakinya yang ada di kasur. Sampai kemudia ibu mertua saya datang dan menggendongnya sementara saya sibuk mencari obat maag untuk menetralisir rasa sakit di perut.

Sampai pagi menjelang, akhirnya setelah dibantu untuk memandikan baby Na, ayah & ibu mertua mengajak saya ke dokter umum terdekat. Baby Na ikut digendong Uti-nya. Tanpa rewel dia menemani saya ke dokter.

Sesampainya di rumah saya langung menenggak obat dari dokter, kemudian menyuapi baby Na. Dibantu mbokdhe (asisten ibu mertua saya), saya menyuapi baby Na. Sampai baby Na tampak merengek karena mengantuk.

Kemudian saya susui baby Na sehingga kami tidur pagi bersama. Masih sambil dengan sedikit rasa sakit yang terus terasa dan badan yang lemas. Baby Na tidak rewel, dia hanya sibuk menyusu saja.

Saat baby Na bangun, saya mandi dan baby Na digendong mbokdhe, bermain di teras rumah. Saya masih terbaring lemas di kasur setelah mandi sampai ibu dan ayah mertua saya pulang bekerja jam 11 siang.

Saya gendong baby Na dari Uti-nya. Kemudian saya ajak makan siang buah kesukaannya, pepaya. Hanya makan sedikit, setengah porsi biasanya. Lalu baby Na tiba-tiba menangis kencang. Tampaknya dia merasakan kejengkelan saya karena dia tidak mau makan (kata Uti-nya, bayi selalu mengetahui batin ibunya). Akhirnya Uti menggendong baby Na dan menyuruh saya makan siang.

Sambil makan, saya melihat baby Na dari jauh. Dia sudah tenang dan tidak merengek. Hanya kata Uti-nya, sepertinya baby Na mengantuk. Jadi setelah makan saya gendong lagi baby Na. Saya minta maaf karena tadi tidak ikhlas menggendongnya sehingga dia merasa tidak nyaman. Seperti paham, kali ini baby Na tidak rewel lagi saat saya gendong.

Kemudian saya ajak baby Na tiduran di kamar sambil saya susui. Benar memang dia mengantuk. Tak sampai 5 menit dia sudah tertidur sambil menyusu.

Saya pandangi wajahnya. Saya merasa bersalah sekali menggendongnya sambil jengkel seperti tadi. Padahal dia sudah bersabar menunggu saya tiduran dengan bermain bersama mbokdhe pagi itu. Hanya karena susah makan, saya sudah jengkel.

Saya terus pandangi wajahnya. Ya, saya malu. Cinta baby Na pada saya tulus, tidak perhitungan seperti saya. Dia tetap ingin saya bersamanya meskipun saya jengkel. Dia masih ingin menyusu pada saya walau saya sempat membuatnya tak nyaman.

Saya cium keningnya berkali-kali. Maafkan Ibu ya Nak,

0 komentar:

Post a Comment

thanks for stopping by

 
catatan Miss Putri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template