Wednesday, May 18, 2016

(book review) Resensi #16 : Kuncup Berseri


Data Buku

Judul : KUNCUP BERSERI
Penulis : Nh. Dini
GM 201 96.141
Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Dunia Pustaka Jaya, 1978
Diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, 1996

DINI, Nh. (Nurhayati Srihardini), 1936- Kuncup Berseri : Cerita Kenangan
Tebal 184 hlm
ISBN 979-655-141-1


*** Blurb ***

Buku kelima dari seri "cerita kenangan" ini menceritakan si Aku atau pengarang Nh Dini yang tumbuh menjadi remaja. Dia menghidupi masa Sekolah Menengah Atas (SMA) bagian A/ Sastra sebagai anak seorang janda tanpa santunan. Di kala itu pula bakat seninya berkembang, disertai latihan-latihan dan pemupukan pengetahuan umum lewat bacaan berbobot maupun ringan yang ada di perpustakaan kotanya. Selain rajin membaca, menulis cerita pendek dan naskah sandiwara radio, Dini juga giat berkecimpung di bidang teater (yang waktu itu disebut sandiwara) serta kesenian tradisional (gamelan, tembang dan tari Jawa).

Sementara itu, nilai-nilai kehidupan berubah.

Suasana kampung dan mental penduduknya bergeser. Tata cara pergaulan semakin kurang memperhatikan perasaan dan kesopanan. Manusia lebih mementingkan kebutuhan dan kepuasan diri sendiri atau golongan daripada peduli terhadap orang lain.

Semua pengalaman membaca dan pengamatannya atas kehidupan di sekitarnya dia tampung dan dia cerna. Ditambah asahan pendidikan fisik dan rohaniyah keluarga, Dini mampu menuangkan hasil pemikirannya ke dalam karya tulisnya di masa itu. Kumpulan cerita pendeknya yang berjudul Dua Dunia terbit ketika dia duduk di kelas tiga SMA.





SINOPSIS & REVIEW


Jatuh cinta pada 'bacaan' pertama. Itulah kenangan saya tak terlupakan saat pertama kali membaca buku karya Nh. Dini di perpustakaan SMA. Saya masih ingat, waktu itu buku yang saya baca berjudul "Sebuah Lorong di Kotaku". Dan semenjak itu satu demi satu buku karya Nh. Dini menjadi list buku yang saya pinjam dari perpustakaan, semua judul yang ada disana (ada beberapa judul, tidak semua koleksi lengkap memang).

Membaca tulisan Nh. Dini sangat menyenangkan. Khususnya serial "Cerita Kenangan", termasuk Kuncup Berseri ini terasa seperti membaca buku harian sang pengarang. Dengan latar belakang era Revolusi, kala negara ini baru awal-awal berdiri, menjadikan imajinasi saya berkelana. Membayangkan kehidupan seperti apa yang pengarang jalankan. Juga mengetahui 'uniknya' pemikiran sang penulis, dimana jarang wanita mampu berpikiran luas dan kreatif seperti Nh. Dini. 

Pandai menulis, kritis dalam bidang seni & sastra, serta pemain sandiwara radio yang hebat. Itulah sosok yang saya dapatkan dari Nh. Dini di Kuncup Berseri. Kuncup Berseri adalah kelompok sandiwara yang beliau bentuk dan rajin mengisi siaran di RRI. Selain sebagai aktris di sandiwara, beliau juga adalah penulis ceritanya. Berbagai judul sandiwara ditulisnya. Padahal kala itu beliau masih duduk di bangku SMA. Selain itu beliau juga salah satu penulis cerpen produktif di majalah. Usia sebelia itu mampu menulis dengan hebat, tentu penulis briliant. Huwaaa ngiri deh, hehe...pengen bisa menulis 'sedalam' beliau.

Cerita di Kuncup Berseri begitu detail. Seperti membaca diary yang lengkap, mala saya membayangkan tokoh Nh. Dini di masa kehidupan remajanya, gejolaknya dalam mempelajari dunia menulis yang tinggi. Pertentangan batin sebagai anak perempuan yang merasa di kala itu anak lelaki diistimewakan, ya memang di era masa lalu apalagi adat Jawa. Perempuan harus lembut, kalem dll...sedangkan pria nampak lebih dibebaskan dalam memilih perilaku. Bukan menuntut persamaan, namun penulis menganggap, mestinya yang diwajibkan berlaku baik bukan hanya perempuan saja, tetapi semua orang baik perempuan dan laki laki. Karena pemikiran itulah, walaupun berpikiran lebih terbuka dan luas, namun perilaku penulis tetap sesuai koridornya sebagai wanita yang baik. Tentu ini tak lepas dari peran ibu penulis yang menanamkan perilaku serta adat Jawa dengan alasan logis disamping alasan tradisi.

Selain itu, ada juga cerita-cerita khas murid SMA. Penulis menceritakan bagaimana kesehariannya sebagai murid SMA, penggambaran seperti apa guru-gurunya, idenya untuk 'kabur' keluar sekolah saat istirahat demi ke sebuah warung langganan, serta mengenai sosok-sosok sahabat penulis di sekolah maupun Kuncup Berseri. Cerita mengenai beberapa sosok keluarga penulis, tak lupa juga beberapa pria yang berkesan dan pernah lewat dalam hidup penulis. Serta berbagai kisah saat penulis mempersiapkan berbagai lomba atau pertunjukan sandiwara. Ah, masa SMA memang penuh warna ya. Bahkan di halaman pertama penulis menyebutkan buku ini ditujukan untuk Kepala Sekolah Mengengah Atas Sastra 3A3 Semarang 1956, Ajip Rosidi.

Membaca buku ini, kita pun jadi tahu bagaimana sosok ibu penulis yang luar biasa. Walaupun merupakan sosok Jawa tulen dengan sifat-sifatnya yang priyayi, namun ternyata ibu penulis memiliki pikiran terbuka pula. Beliau mampu 'menangkap' keluhan sang anak yang mengkritisi berbagai tradisi yang tak disukai dengan diskusi yang terbuka sehingga sang anak akhirnya mampu lebih memahami apa alasan-alasan dari setiap perilaku. Beliau juga selalu mendukung kegiatan sang anak di bidang kegemarannya, yaitu sastra. Nh. Dini remaja sekolah di SMA Sastra Semarang, selain mengasah kemampuannya di kelompok sandiwara dan kelompok menulis & membaca prosa.

Menurut saya, luar biasa ada seorang anak perempuan yang masih muda sekali yang memiliki bakat dalam bidang sastra seperti Nh. Dini. Karya-karyanya sampai saat ini sering menjadi bahan tesis mahasiswa Sastra lho. Makanya agak kuatir bikin reviewnya...saya mah apa atuh.
Tapi, saya sangat menggemaru karya beliau. Buku Kuncup Berseri ini adalah buku pertama karangan Nh. Dini yang saya miliki. Seandainya mampu, saya sih ingin mengoleksi semua karyanya, terutama dari serial "Cerita Kenangan". Paling tidak, saya ingin membacanya kembali...sambil mengenang masa 'jatuh cinta' saya pada karya beliau semasa SMA saya, di sebuah meja di perpustakaan.

0 komentar:

Post a Comment

thanks for stopping by

 
catatan Miss Putri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template