Tuesday, November 02, 2010

Tugas Perencanaan Industri Kecap .01




Salah satu industri agrobisnis yang berkembang saat ini adalah perusahaan Kecap. Ide usaha yang kami kembangkan ini didasarkan pada situasi pasaran kecap sangat bagus, yang ditandai oleh semakin banyaknya warung – warung, restaurant maupun tempat – tempat makanan lain hingga penjual makanan keliling seperti bakso, sate, mie  dan lain-lain yang tidak luput dari kebutuhan akan kecap, baik untuk proses memasak maupun untuk penyajiannya. Selain itu lidah masyarakat Indonesia yang cenderung menyukai cita rasa makanan manis akan mempengaruhi selera makan masyarakat untuk selalu memasak atau makan dengan ditemani oleh kecap manis. Selain itu didukung pula oleh kondisi agro dimana kedelai sebagai salah atu komoditi pertanian di Indonesia, yang mengalami pertumbuhan cukup baik dari tahun ke tahun. Industri yang nantinya terkait dengan industri kecap ini adalah pertanian kedelai, industri pembuatan botol kaca, industri pembuatan botol plastik dan sachet serta industri pembuatan label.


 


KECAP SEBAGAI SALAH SATU INDUSTRI AGRO

Kedelai merupakan tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Komoditas ini kaya protein nabati yang diperlukan untuk meningkatkan gizi masyarakat, aman dikonsumsi, dan harganya murah. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan untuk bahan industri pangan seperti tahu, tempe, kecap, susu kedelai, tauco dan snack. Konsumsi kedelai per kapita meningkat dari 8,13 kg pada tahun 1998 menjadi 8,97 kg pada tahun 2004. Produk kedelai sebagai bahan olahan pangan berpotensi dan berperan dalam menumbuhkembangkan industri kecil menengah bahkan berpeluang pula sebagai komoditas ekspor. Berkembangnya industri pangan berbahan baku kedelai membuka peluang kesempatan kerja dalam sistem produksi, mulai dari budidaya, panen, pengolahan pascapanen, transportasi, pasar hingga industri pengolahan pangan. Sehingga pertumbuhan dari produksi kedelai selalu ditingkatkan dari tahun ke tahun.


Road map Komoditas Kedelai



Pembinaan terhadap pengembangan proses produksi, pengolahan dan pemasaran, khususnya penerapan jaminan mutu menyebabkan bertambahnya prospek harapan akan cerahnya bisnis industri di bidang yang berkaitan dengan produksi kedelai. Beberapa strategi yang telah dilancarkan pada produksi kedelai nasional adalah peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam, peningkatan efisiensi produksi, penguatan kelembagaan petani, peningkatan kualitas dan nilai tambah produk, perbaikan akses pasar dan sistem permodalan, pengembangan infrastruktur, serta pengaturan tataniaga dan insentif usaha.


 



Oleh karena itu industri kecap merupakan salah satu industri agro yang layak untuk dilirik sebab ketersediaan bahan baku yang cukup di Indonesia serta mengingat manfaatnya yang cukup menarik bagi masyarakat Indonesia, yang bahkan hampir tidak bisa lepas dari kebutuhan akan kecap di setiap masakan sehari-harinya.


 


KONDISI KETERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI UNTUK PRODUKSI KECAP


 


Data statistik dari Food and Agriculture Organization (FAO) menunjukkan bahwa areal panen kedelai meningkat dari 1,33 juta ha pada tahun 1990 menjadi 1,48 juta ha pada tahun 1995, dengan laju peningkatan 2,06% per tahun. Sejak 1995 terjadi penurunan areal panen secara tajam, dari 1,48 juta ha menjadi 0,83 juta ha pada tahun 2000, dengan laju penurunan 11% per tahun. Dalam periode 2000-2004, areal panen kedelai terus menurun dengan laju 9,7% per tahun. Dalam periode 15 tahun terakhir (1990-2004) luas areal kedelai menurun dengan laju 6,1% per tahun Penggunaan varietas unggul dan penerapan teknologi budidaya dapat meningkatkan produktivitas kedelai dari 1,11 ton/ha pada tahun 1990 menjadi 1,29 ton/ha pada tahun 2004 dengan laju peningkatan 1,03% per tahun. Peningkatan produktivitas mencapai puncaknya pada periode 1995-2000, dengan laju 1,65% per tahun. Meskipun produktivitas meningkat, namun luas panen menurun, sehingga total produksi pada periode tersebut turun dengan laju 9,53% per tahun.



Kemudian berikut ini adalah gambaran alur dari produksi kedelai sampai ke konsumen. Dari mata rantai di bawah ini maka dengan pendirian industri kecap ini akan turut membantu petani kedelai Indonesia untuk menyalurkan hasil pertaniannya. Pada mata rantai ini industri kecap akan berada pada sisi Pengolah, yang akan menerima hasil panen petani setelah terkumpul pada koperasi atau pengumpul desa yang nantinya akan bekerjasama langsung dengan perusahaan kecap dengan harga yang pantas, sehingga secara tidak langsung industri kecap ini dapat memperbaiki kondisi petani kedelai Indonesia.



Konsumsi Kedelai dan Kaitannya dengan Konsumsi Kecap

Proyeksi konsumsi kedelai ditetapkan berdasarkan proyeksi konsumsi per kapita dan proyeksi jumlah penduduk. Proyeksi konsumsi per kapita ditetapkan berdasarkan elastisitas pendapatan, elastisitas harga kedelai, dan elastisitas silang harga komoditas lainnya6). Pertumbuhan harga komoditas menggunakan data FAO (1991-2002), sedangkan pertumbuhan pendapatan per kapita menggunakan data BPS (2002). Proyeksi jumlah penduduk didasarkan pada data laju pertumbuhan penduduk dengan tingkat yang makin rendah. Selama periode 1990-2004, laju pertumbuhan penduduk adalah 1,67% per tahun. Selanjutnya, pertumbuhan penduduk diasumsikan menurun 0,03% per tahun. Dengan menggunakan elastisitas yang ada, maka proyeksi konsumsi per kapita dan total konsumsi kedelai sampai 2025 disajikan pada di bawah.Kebutuhan kedelai terus meningkat dari 2,02 juta ton pada tahun 2003 menjadi 2,71 juta ton pada tahun 2015 dan 3,35 juta ton pada tahun 2025. Jika sasaran produktivitas nasional rata-rata 1,5 ton/ha bisa dicapai, maka kebutuhan areal tanam kedelai diperkirakan 1,81 juta ha pada tahun 2015, dan 2,24 juta ha pada tahun 2025.



Kenaikan konsumsi kedelai ini diperkirakan disebabkan kenaikan kesadaran pada masyarakat akan kandungan gizi dalam kedelai yang dinilai bagus, walaupun dibanding sumber protein lain yang lebih mahal. Konsumsi kedelai mungkin terbanyak berada pada konsumsi tahu dan tempe, namun tidak dapat dipungkiri konsumsi kecap pun terus akan meningkat. Hal ini disebabkan masyarakat Indonesia yang kebanyakan melakukan pengolahan tahu dan tempe menggunakan bahan kecap di dalam masakannya. Selain itu kecap memang merupakan bahan masakan yang sering dipakai masyarakat mengingat kultur masyarakat Indonesia yang menyenangi cita rasa makanan manis.



0 komentar:

Post a Comment

thanks for stopping by

 
catatan Miss Putri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template