Tuesday, November 09, 2010

Cita-cita dan Realita

Kids are little guy with big dream,
Adult are big guy with little dream...

 


Saya pernah membaca tulisan tersebut di suatu artikel (dan facebook kalau tidak salah)


 


Ada benarnya juga...(tapi saya tahu ini juga pengecualian untuk beberapa orang)


Saat masih kecil, kita selalu bermimpi segala hal.
Ingin menjadi dokter saat melihat dokter
Membayangkan menjadi pilot saat melihat pesawat lewat
Menjadi superman saat menonton film di tv
Ingin bertemu Doraemon
Bahkan mungkin ingin menjadi Sailor Moon seperti di film (untuk cewek)
Dan membayangkan menjadi Power Ranger atau Naruto dan melawan musuh-musuh (bagi cowok)


 


Saat kecil imajinasi kita sungguhlah tinggi,
karena kita tidak tahu bahwa di dunia nyata sebenarnya tokoh-tokoh kartun di tivi hanyalah fiktif belaka. Dan tidak tahu bahwa tidak mungkin muncul alien atau raksasa atau mungkin sejenis siluman yang bakal muncul di depan hidung kita.
Sehingga angan-angan itu menjadi sungguh luas.
Sampai saat bermain dengan serunya kita (yang masih kecil) beraksi meniru jagoan-jagoan televisi dengan penuh semangat.


Begitu pula masalah cita-cita...
Saya masih ingat, saat melihat upacara peringatan Kemerdekaan RI di Istana Negara, saya melihat betapa gagahnya para pasukan pengibar bendera. Dan membayangkan seandainya sudah besar saya muncul di lapangan itu. Sehingga saat suatu ketika ada polisi datang ke SD saya dan memberi penyuluhan, maka saya dan teman-teman sungguh bersemangat saat diajari baris-berbaris.


Saat melihat acara sejenis Puteri Indonesia-pun, saya lihat teman-teman perempuan saya yang centil-centil berjalan ala model dengan senangnya sambil memutar-mutar rok yang dipakainya.


Ada teman saya juga yang sangat suka makan coklat, sehingga dia berkata kalau besar ingin memiliki pabrik coklat sehingga bisa makan coklat sebanyak-banyaknya.


Adek saya yang kecil pun melakukan hal yang sama. Dia membayangkan sangat keren apabila dia menjadi pembalap sepeda atau motor di jalan yang terjal (off-road), sehingga dia selalu memilih jalan yang malah sulit untuk dilalui saat menaiki sepedanya. Dia lebih memilih jalanan becek di rerumputan daripada harus melewati jalanan normal. Dia memilih melewati jalan dengan tanjakan daripada mencari celah jalan yang lempeng. Padahal itu membuatnya kelelahan sendiri. Tapi saat dia berhasil melewati semuanya, akan terpancar wajah puas dan bangga, karena ia berhasil menaklukkan tantangan yang diciptakannya sendiri.


Mimpi anak kecil sangatlah tinggi. Adanya mimpi itu menantang mereka untuk lebih bersemangat menjalani harinya. Karena mereka selalu berpikir bahwa cita-citanya akan terjadi secara nyata di masa depan.


Sementara saat sudah dewasa, kita seringkali malah melakukan hal yang sebaliknya.


Mengetahui realitas hidup yang ternyata 'amat - berat' membuat semangat kita menjadi pudar perlahan-lahan. Setelah lelah menaklukkan tantangan (apalagi setelah ternyata berkali-kali mengalami kegagalan) maka kita menjadi berputus asa, dan berhenti. Kalaupun ingin melanjutkan pekerjaan kita yang gagal itu, maka kita lebih memilih mencari jalur pintas atau instan (jika ada) daripada menaklukkannya dengan otak dan tenaga sendiri. Selanjutnya kita menjadi lebih memilih 'jalan aman' dalam melakukan sesuatu. Misalnya saja mencari pekerjaan yang ringan asalkan bisa dapat uang. Tak ingat lagi dengan cita-cita masa kecil kita karena menganggap susah untuk mewujudkannya di dunia nyata ini. Dan tak tertarik lagi dengan tantangan di luar sana (misalnya harus bekerja di tempat jauh atau pekerjaan dengan resiko tinggi) sudah tidak menarik minat lagi.


Tentu tidak semua orang begitu. Tapi memang kebanyakan mungkin seperti itu.


Benarkah? hanya anda yang bisa menjawabnya....

0 komentar:

Post a Comment

thanks for stopping by

 
catatan Miss Putri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template