Ardana Putri Farahdiansari (2506100107)
Ria Novitasari (2506100139)
A.A Putri Dhamayanti (2506100100)
Fendi Arifianto (2506100056)
Rangga Adi Pradipta (2506100088)
Original Due Date : December, 2009
Pada analisa teknis ini akan disajikan analisa operatif pendirian pabrik Velg ini. Berikut ini disajikan analsia teknis dari PT.ART VELG ini.
A. Jenis Inventory
Inventori merupakan persediaan material yang digunakan untuk antisipasi penjualan. Inventori yang ada di Pabrik Velg ini antara lain adalah :
Raw material and purchased part
Metode pembeliaan yang dilakukan oleh perusahaan yakni order by interval yang dilakukan setiap 2 minggu sekali. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan inventory sekaligus menghemat space gudang yang ada. Inventory bahan mentah yang ada yakni berupa aluminum silikon batangan yang digunakan sebagai bahan baku utama. Selain itu juga tersedia inventory berupa bahan bakar mesin CNC . Selain itu juga tersedia persediaan kardus kosong dan plastik yang nantinya digunakan sebagai pembungkus. Tersedia juga mur dan baut sebagai materi penunjang velg. Karena lead time velg sendiri total 350 menit, maka jumlah safety stock raw material diasumsikan sebesar 25% dari kebutuhan total produksi yang akan dilakukan dalam setiap minggunya.
Work in process
Lead time velg dalam waktu 350 menit sehingga saat produksi tidak akan menyisakan barang yang work in process. Barang yang masuk proses produksi akan keluar dalam waktu itu juga. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kebutuhan ruang gudang.
Finished good
Produk yang sudah terbentuk akan disimpan dalam gudang sebelum nantinya akan dikirim sesuai tujuan masing-masing. Pengiriman akan dilakukan setiap hari untuk meminimalisasi barang yang indent digudang.
Supplies
Supplies merupakan inventori yang berupa indirect material yang digunakan untuk mengatur/manage pabrik. Persedian pabrik untuk supplies anatara lain kertas, tinta printer, alat tulis, map plastic, staples dan alat tulis lainnya.
B. Penjadwalan Produksi
Sesuai konsep dari analisa pasar yang telah dilakukan sebelumnya, maka pada tahun-tahun pertama adalah sekitar 3,3 - 10 % demand velg nasional, sehingga didapatkan bahwa produk yang dihasilkan adalah antara 5.000 sampai 15.000 unit. Karena pada tahap awal pemasaran difokuskan pada area pulau Jawa saja maka produksi di tahun pertama adalah 5.000 unit/ bulan. Apabila dilakukan forecast untuk menentukan penjadwalan produksi di bulan-bulan selanjutnya maka diasumsikan sebanding dengan penjualan mobil pada tahun 2007- 2008 maka dapat dilakukan forecast untuk bulan-bulan selanjutnya.
Pada data Forecast dipilih tahun 2009 sebagai kondisi saat ini dan tahun 2007 dimana kondisi penjualannya relatif stabil (seimbang) dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2008 tidak dipakai sebagai data forecast karena pada tahun tersebut merupakan tahun keemasan penjualan mobil dalam dekade ini. Kemudian diasumsikan bahwa permintaan di tahun pertama adalah 5 % angka penjalan mobil sehingga didapatkan forecast tahun pertama.
C. Proses Produksi Velg
Untuk teknologi produksi yang kami gunakan pada proses pembuatan velg ini keseluruhan operasinya menggunakan mesin dengan dilengkapi otomasi pada prosesnya, hal ini diterapkan guna mengefesiensikan waktu dan labor juga memperbesar kapasitas produksi. Adapun aliran prosesnya adalah sebagai berikut :
1. Forging
Forging adalah sebuah proses metal/logam yang mengalami proses penempaan, bukan dicor (casting). Secara teknik, metal yang ditempa mempunyai penguatan struktur ‘work hardening’ yaitu melalui efek penguatan material akibat dislokasi molekul dengan kata lain struktur urat mikronya dimampatkan agar lebih kuat.
Forging dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cold forming dan hot forming. Efek penempaan pada benda dingin/tidak panas berakibat rawan getas. Solusinya adalah dengan hot forming, material ditempa dengan pemanasan (tidak sampai pada titik leleh, cukup pada titik bara) sehingga didapat efek percipitation hardening. Serat makin rapat namun dengan grain/bulir molekul yang lebih lembut, tidak tajam berserabut. Dengan demikian, hasilnya makin kuat tanpa beresiko getas, sehingga in-case bisa jadi sangat liat (ductile).
Velg mengandalkan metal aluminium alloy yang terdiri campuran aluminium (Al), silikon (Si), besi (Fe), tembaga (Cu), mangan (Mn), magnesium (Mg), krom (Cr), seng (Zn), vanadium(V), titanium (Ti), bismut (Bi), galium (Ga), timbal (Pb) hingga zirkonium (Zr). Komposisi ini dimainkan untuk grade kualitasnya, ada seri 1000, 2000, 3000, 4000, 5000, 6000, 7000 dan 8000. Salah satu velg yang diunggulkan adalah 6061 yang asalnya dipakai buat tulang pesawat terbang. Selanjutnya, alloy 6061 ini masuk tahap tempa untuk dibentuk velg secara kasar. Proses ini membutuhkan mesin forging raksasa dengan kekuatan tempa beragam; dari 5.000, 8.000, 10.000 bahkan 15.000 ton. Metodanya beragam, sehingga para engineer pabrikan mempatenkan caranya ,yang pada umumnya menggunakan closed-dies (cetakan/moulding khusus) secara presisi.
Dipasaran istilah forging T6 tentu sudah tidak asing lagi,, dimana penempaan dilakukan pada temperatur 4000 Fahrenheit (2040C). Proses forging pun tidak berlangsung sekali. Dapat bentuk kasar, dilanjutkan pembentukan melalui proses spin forging agar didapat bentuk lebih presisi dengan kekonsentrisan yang tepat. Metoda RM8000 diperkenelkan oleh Rays Wheels asal Jepang, melakukan proses spin forging hingga 10.000 ton pembebanan yang ditengarai standar JWL+R.
2. SENI POTONG & FINISHING
Tantangan teknologi velg forged bukan hanya di proses penempaan saja.“Kekuatan pabrikan velg forged ada di bahan, proses, engineering hingga machining,”. Hal ini terlihat pada proses pemotongan & finishing. Pembentukan secara presisi dituntaskan dengan menggunakan mesin CNC yang berkolaborasi dengan perangkat lunak 3D, seperti AutoCAD, Catia hingga SolidWorks. Sebelumnya harus disimulasikan dengan FEA (finite element analysis) untuk menggambarkan titik kekuatan desain dan balancing yang didapat, adalah dengan menggunakan MSC Patran atau SMC Superforge Simulator. Melalui CNC multi-axis (4, 5 bahkan 6 axis) pemotongan, kemampuannya ini dijadikan tolok ukur kualitas suatu hasil produk terhadap detail desain, bobot, konsentrisan (ketepatan sumbu), hingga kestabilan terhadap getaran.
Setelah proses pemotongan velg forged maka dilanjutkan dengan proses pembentukan, baik assembly nya maupun finishing. Finishing velg ini menggunakan high polish, sedangkan yang lain hanya di mirror polish dan brilliant polish (sentuhan pelangi).
thx ats artikrl nya.cuma bisa dipost kan jg yg proses produksi nya memakai mesin casting. trus bisa dianalisa berdasarkan berta per velg nya dari awal proses brp kg trus nyampe di brg jadi brp kg. BTW tengkyu a lot.
ReplyDelete