Tuesday, August 16, 2016

(book/ movie review) The Nanny Diaries

Di jaman sekarang ini, kebanyakan ibu-ibu punya problem tersendiri soal urusan domestik. Termasuk salah satunya masalah Asisten Rumah Tangga. Ada aja masalah soal ART, punya ART atau gak punya ART pun jadi masalah juga (haha, yang ibu-ibu pasti ngeh soal ini). Nah tapi cerita di buku dan film ini berbeda, malah si ART -atau lebih spesifik lagi yaitu si nanny atau baby sitter yang bermasalah sama si boss-nya. 

cover buku sebelum difilm-kan


yang ini buku yang saya punya, cover-nya mbak Scarlett Johansson

DATA BUKU

Judul : The Nanny Diaries
Penulis : Emma Mc. Laughlin dan Nicola Kraus (2002)
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
ISBN-10: 979 - 22 - 3719 -4
ISBN-13: 978 - 979 - 22 - 3719 - 1

Blurb

Nanny, mahasiswa NYU sekaligus nanny extraordinary, menerima pekerjaan mengasuh Grayer, 4 tahun, anak tunggal keluarga X yang kaya raya. Dalam waktu singkat ia mempelajari seni membesarkan anak dan menyenangkan istri gaya Park Avenue yang tidak bekerja, tidak memasak dan tidak membesarkan anak. Mrs.X yang mulanya nampak berakal sehat, segera menunjukkan rupa aslinya, menganggap anak tak lebih dari sekadar simbol status. Mr.X pun sama buruknya, jarang muncul maupun kedengaran suaranya, terlalu sibuk mengurusi bisnis merger dan kekasih gelap.

Nan terperangkap dalam pekerjaan berupah rendah dan jam kerja tak menentu, namun tak sanggup meninggalkan pekerjaan itu karena terlanjut jatuh sayang pada Grayer. Dan ketika segalanya berada di ujung tanduk, ia harus mempertahankan kewarasannya di tengah-tengah dusta yang mewarnai kehidupan keluarga X.

Nah kalau sinopsis filmnya udah cukup lengkap dibahas di wikipedia sini nih,



Resensi (Buku dan Film)

Buku ini saya miliki semasa kuliah, dulu mungkin gak kepikir sih ya gimana problematika IRT, ngurusin bocah serta pengasuhan anak. Kalau dibaca sekarang sih bisa lebih paham, hehehe...

Menceritakan Annie, yang merupakan mahasiswa S2 yang mencari pekerjaan tambahan sebagai nanny atau pengasuh anak. Dan jodohnya kali ini luar biasa karena keluarga X, tempatnya bekerja ternyata punya masalah kehidupan komplek yang tertutup oleh kesemuan materi. Mr.X, pria sibuk yang hampir jarang ada dirumah dan punya simpanan, Mrs.X, yang tidak bekerja namun nampak sibuk dengan berbagai kegiatan sosialitanya (arisan, salon, belanja, dll) serta sama sekali acuh pada anak (namun memberi berbagai peraturan ketat soal pengasuhan anak pada nanny), serta Grayer si anak imut yang menjadi bandel luar biasa karena kurangnya kasih sayang orang tua. 

Berbagai tekanan nyaris membuat nanny menyerah, kalau saja dia tak jatuh cinta pada kepolosan Grayer. Hingga suatu saat Mrs.X memutuskan memberhentikan nanny, karena di saat itu pula memang Annie sudah berhasil menamatkan kuliahnya dan bermaksud pindah kota. Perpisahan menyedihkan terbaca oleh saya saat diam-diam nanny pergi di malam hari saat Grayer tidur, namun ternyata pada saat sama Grayer ternyata terbangun dan berteriak mencari nanny-nya sambil menangis. 


sedih membayangkan perpisahan mereka

Mungkin yang lucu di akhir film ini adalah ketika si nanny mengembalikan kunci apartemen keluarga X. Karena saat itu apartemen kosong dan dia ingin meninggalkan pesan untuk  Mrs.X melalui nannycam -semacam CCTV- (ini pula yang membuat nanny geram, karena dia sudah susah payah menjaga anak eh malah dicurigai mau ngejual anak, hehe). Nanny menumpahkan segala kekesalan dan amarahnya pada si nyonya, mengapa membuang waktu untuk hal lain padahal anaknya membutuhkannya. Juga memprotes uang gaji yang tidak sesuai dengan kesepakatan sementara tugas menjaga si anak sungguh tidaklah mudah. Serta kemudian mengingatkan cinta anak sungguh luar biasa dan waktu yang terlanjur hilang tidak dapat dikembalikan lagi.

Oh ya, kalau di film-nya, ada beda dikit nih. Rekaman dari nannycam ini ternyata diputar di depan teman-teman sosialitas Mrs.X dan membuat heboh, walaupun akhirnya semua nampak tertegun mendengarkan kalimat si nanny...

Memang sih ada sedikit perbedaan di buku dan film namun tidak mengurangi isi dan pesan yang ada pada bukunya. Menguraikan bagaimana kehidupan kaum urban yang sibuk (sibuk bekerja maupun sibuk bersosial) yang malah melupakan anak, bahkan menjadikan anak hanya semacam simbol kewibawaan saja. Meremehkan jasa para nanny yang sudah bekerja keras memenuhi keperluan anak saat orang tuanya tak bisa hadir menemai. Serta bagaimana kesedihan anak saat orang tua terlalu abai...
Namun dalam film kisah ini digambarkan dengan lebih lucu, apalagi dibumbui kisah cinta nanny dengan si H.H. Cukup menghibur suasana sedih. 


akhirnya menemukan cinta juga si nanny

Yang cukup menarik buat saya adalah bagaimana sosok Mrs.X yang nampak selalu jahat dan menyebalkan. Ternyata hatinya rapuh, dia merasa kehidupan rumahtangganya hampa karena dia tahu suaminya sibuk dengan simpanannya, dan itu membuatnya mencari kesibukan dengan teman-teman sosialitanya, ke salon, belanja dll. Padahal di balik itu sebenarnya dia masih memiliki cinta yang terlupakan selama ini, Grayer.

Di akhir film (tapi tidak ada di buku), dikisahkan selang beberapa waktu akhirnya Mrs.X mengirimkan surat pada nanny melalui H.H. Bahwa dia meminta maaf atas kesalahannya dan dia akhirnya mulai memperbaiki kesalahannya dengan menambah kebersamaan dengan Grayer. Bahkan dia akhirnya memanggil nanny dengan nama asli nanny, Annie. Jadi di film ini digambarkan happy ending, Grayer dan Mrs.X akhirnya merasakan kehidupan sebagai ibu dan anak yang semestinya, bermain bersama, makan bersama...senang lah. Nah, dari segi ending memang lebih jelas yang di film sih, kalau di buku memang rada nggantung gitu gimana nasib si Grayer setelah ditinggal nanny. 

Nah, ini nih trailer film-nya. Hehe, saya sih seneng banget yang main Scarlett Johansson, soalnya saya ngefans sama mbak ini, huhuhu. 



And in my opinion...

Sebagai seorang wanita, tentu saya kasihan juga ya membayangkan Mrs.X yang dicuekin terus sama suami. Bahkan berpura-pura hamil anak kedua pun tak mempan membuat sang suami memperhatikannya lagi. Jadi, ternyata di balik kesepian Grayer yang ditinggal ibunya, ada pula andil si ayah yang membuat si ibu dalam kondisi sedih. Wah, tapi kasihan juga ya si anak jadi ikut kecipratan konflik orang tua. Memang sih kebahagiaan keluarga itu membutuhkan kerjasama tim, ayah-ibu-anak. Dan materi berlimpah pun ternyata tak serta merta membuat sebuah keluarga menjadi bahagia.

Untuk nanny yang bekerja dengan cinta, melihat bagaimana aksinya menjaga si anak, tentulah luar biasa ya. Saya salut dengan ART, baby sitter, nanny atau apapun namanya yang telah bekerja dengan cinta. Karena objek kerjanya bukan benda mati, tapi makhluk yang penuh kejutan (bisa nangis dan ngerepotin, namun juga bisa memberi cinta tanpa batas status). - Oh ya, penulis buku ini adalah para nanny lho. Jadi sebagian yang ada di buku adalah berdasar pengamatan dan pengalaman mereka. -

Saya teringat pesan terakhir nanny melalui nannycam untuk Mrs.X, 

"Grayer mencintai kalian. Aku menjadi saksi cintanya pada kalian. Dan dia tidak peduli pakaian apa yang kalian kenakan atau apa yang kalian kenakan untuknya. Dia hanya ingin kalian ada di sana. Merindukannya. Dan waktunya hampir habis. Dia tidak akan lama mencintai kalian tanpa syarat. Dan tak lama lagi dia tidak akan mencintai kalian sama sekali. Jadi satu hal yang bisa kulakukan bagi kalian pagi ini adalah memberi kalian kerinduan untuk mengenal Grayer. Dia anak kecil yang luar biasa -dia pintar dan lucu- sangat menyenangkan. Aku sungguh-sungguh menyayanginya. Dan aku juga ingin kalian merasakannya. Karena hal itu, well, tak ternilai harganya."

Aisss, mewek dah bacanya. Sebagai ibu rumah tangga pun saya kadang masih merasa bersalah sama anak, terutama habis ngomelin mereka, hehehe. Padahal bener lho, anak itu makhluk penuh cinta...

Sekian deh obrolan kali ini. Selamat menikmati waktu bersama anak yaaa!

0 komentar:

Post a Comment

thanks for stopping by

 
catatan Miss Putri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template