Tuesday, April 05, 2016

(book pick) Resensi #12 : Betsy and The Emperor



DATA BUKU
Judul : BETSY AND THE EMPEROR (Betsy dan Sang Kaisar)
Penulis : Staton Robin
Alih Bahasa : Donna Widjajanto
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, 2006
ISBN 979-22-2271-5
Tebal : 272 halaman

BLURB

Betsy Balcombe, gadis pemberontak yang berusia empat belad tahun, merasa pulau St. Helena tempatnya tinggal sangat membosankan, sampai suatu ketika   kehebohan melanda pulau kecil di Atlantik Selatan itu. Napoleon Bonaparte datang!!!

Lebih seru lagi, ternyata mantan Kaisar Prancis dan orang paling ditakuti di dunia itu menjadi tamu di rumah keluarga Betsy, karena rumah tahanan Napoleon belum siap.

Meski awalnya Betsy sebal pada pria kecil ini, perlahan mereka menemukan banyak kesamaan pada diri mereka. Siapa sangka Betsy dan Mapoleon bisa jadi teman main kartu dan berkuda? 

Napoleon memang dijaga dua ribu tentara Inggris dan kegiatannya sangat dibatasi, tapi Betsy bisa membuat sang kaisar selalu tertawa. Bukan hanya itu, remaja badung itu bahkan superkreatif mencari berbagai cara untuk membantu sang kaisar melarikan diri dari St. Helena.



SINOPSIS & RESENSI

Biasanya saya suka menghindar buku atau film yang sad ending. Soalnya gini-gini saya suka gak tegaan ngebayangin adegan sedih, sekalipun itu cuma fiksi. Apalagi kalo bukunya ternyata based on true story, weleeeh, makin kebawa sedihnya.

Seperti kemarin saat saya membaca  buku ini, Betsy and The Emperor. Pas ngebuka segel dan baca blurb-nya saya berpikir buku ini mungkin ceritanya lucu dan seru ya, ada anak kecil berteman dengan kaisar. Gak menyangka di tengah cerita mulai deh sedihnya...

Berawal dari kisah Betsy, gadis perempuan remaja berusia 14 tahun yang baru menamatkan sekolahnya (kalo sekarang semacam SMP) dan kembali tinggal ke rumah keluarganya di pulau St. Helena, sebuah pulau kecil yang juga lumayan terpencil di Inggris Raya. Oh ya, bersetting era 1815, saya jadi baru ngeh juga, kalo di Inggris pada saat itu kaum perempuan dianggap cukup sekolah sampai usia 14 tahun saja. Selebihnya anak perempuan kembali pulang dan belajar keterampilan ibu rumah tangga seperti menjahit, memasak, dll. Selanjutnya, seperti kita juga di era tempo dulu, para gadis akan ditunangkan untuk segera menikah. 

Namun Betsy bukan gadis biasa. Hobinya memanjat tembok di dekat kamar, menyelinap keluar kamar untuk berjalan-jalan di malam hari, serta ahli berkuda. Maka kehidupan di St. Helena nampak sangat membosankan baginya. Sampai ketik suatu hari datang rombongan di pelabuhan Jamestown, rombongan tahanan dari Prancis, musuh Inggris kala itu. Dan tahanan ini istimewa, dialah sang Kaisar Napoleon Bonaparte! Penakluk ratusan perang di dunia. Dan sangat mengejutkan karena sang Kaisar akan ditempatkan di paviliun rumah Betsy (ayah Betsy adalah salah satu pejabat East Hindia Company yang memiliki rumah dinas cukup besar di pulau itu - inget gak sih sama jaman VOC Belanda hehe? -), karena menunggu perbaikan penjara yang selanjutnya akan dipakai untuk tahanan Kaisar. 

Awalnya semua takut dan benci pada sang Kaisar, mengingat betapa banyak korban perang pada saat itu, berapa banyak tentara Inggris yang pulang tinggal nama setelah perang. Serta anggapan Betsy bahwa perang hanyalah ambisi penguasa saja. Namun lama-kelamaan kekakuan itu hilang. Bonaparte, yang akhirnya punya panggilan Boney (panggilan Betsy dan 2 adik lelakinya untuk Kaisar) dan bersahabat dengan orang-orang.

Membaca buku ini membuat saya tersentuh...aih bagaimana perasaannya ya? Awalnya adalah panglima perang yang disegani di medan perang, ditakuti musuh dan dihormati pasukan. Raja di negeri yang dihormati dan dielu-elukan. Kemudian mengalami kekalahan peperangan dan harus menjadi tahanan di negeri lawan. Membayangkan betapa Napoleon Bonaparte harus berbesar hati menerima kenyataan pahit. Ditambah lagi harus berpisah jauh dengan istri dan anak-anaknya...


Cerita ini, walaupun mengandung sejarah, dikemas dalam gaya yang ringan oleh pengarang, sehingga menjadi bacaan Teentlit yang menyenangkan. Secara tak langsung pembaca dapat mengenal sosok lain Bonaparte, bukan sekedar tahu dari pelajaran sejarah bahwa dia adalah raja yang ambisius dan pem berani, tapi juga punya sisi lain. Sisi kelembutan seorang ayah, juga bagaimana dia tetap berlaku sopan pada orang lain yang bersopan santun serta bagaimana dia bersikap menghargai hak para budak meskipun dia kaisar (memang di masa itu masih jaman perbudakan). 

Ya, buku ini memang hampir keseluruhannya kisah nyata, kecuali beberapa tambahan dari penulis (misalnya saat Betsy mencoba mencari cara agar Kaisar bisa kabur dari St. Helena) supaya ceritanya lebih seru. Itupun penulis mencantumkannya di bagian belakang buku sehingga pembaca tetap mengetahui bahwa cerita yang lain adalah kisah nyata. Penulis bahkan menjamin hampir kesemua tokoh (bahkan hewan peliharaan) memang nyata ada di masa itu, karena buku ini dibuat berdasarkan referensi autobiografi Betsy, catatan Napoleon Bonaparte serta buku dr. O'Meara, dokter yang setia menemani Kaisar sampai wafat di rumah tahanan.

Dari buku ini saya juga mengetahui kisah lain Napoleon Bonaparte. Dia seorang kaisar besar Prancis, tetapi ternyata berasal dari Corsica. Walaupun akhirnya menjadi panglima perang yang disegani, ternyata saat sekolah militer awalnya dia sempat berada di rangking terbawah serta sering diremehkan karena tubuhnya yang kecil! Kesukaannya pada permen Licorice, gemar berkuda setiap hari, memiliki orang yang konon amat mirip wajahnya dengannya (sampai Betsy berniat mencari orang ini supaya bisa bertukar tempat dengan Kaisar), istri yang paling dicintainya bernama Josephine (yang bahkan seringkali diigaukan namanya oleh Kaisar), kesukaannya pada karya sastra seperti Voltaire... Kematiannya akibat kanker, di dalam tubuhnya mengandung arsenik --- ada yang mengatakan mungkin musuhnya meracuninya perlahan-lahan, ada juga yang menyebutkan bahwa arsenik itu timbunan dari makanan yang dia konsumsi (makanan laut) --- namun opini Betsy dalam buku autobiografinya, bahwa Sang Kaisar meninggal akibat terlampau sedih dan patah hati. 

Pada akhirnya buku ini memang membawa kesedihan, apalagi ketika Napoleon harus pindah ke penjara Longwood, yang sepi, kelam dan muram. Bahkan Betsy tak mampu membayangkan bagaimana Kaisar akan menghabiskan hari-harinya, tanpa teman (walaupun masih ditemani beberapa pelayan), tanpa ruang gerak yang bebas (karena Gubernur baru pulau itu, Sir Lowe memberikan aturan amat ketat dan kejam untuk Napoleon, bahkan memotong anggaran makan Kaisar). Kesedihan terasa paling mendalam saat Napoleon yang sudah ditahan beberapa tahun di penjara Longwood yang kelam, dikunjungi Betsy untuk terakhir kalinya, sebagai salam perpisahan sebelum dia sekeluarga harus pindah dari St. Helena. Sir Lowe mendeportasi keluarga Balcome karena menggap keluarga Balcome membahayakan karena terlalu dekat dengan Kaisar, serta melakukan pelanggaran seperti ayah Betsy yang menyelundupkan surat Kaisar untuk istrinya Marie-Claire, serta Betsy yang menggunakan kuda Kaisar - Hope di pacuan kuda yang mempermalukan Gubernur di depan penduduk (ya, karena kuda Gubernur kalah).

Hati Betsy sungguh hancur karena harus meninggalkan sahabatnya, yang kini diletakkan di penjara yang suram dengan kesehatan menurun, yang bahkan setelah ini sahabatnya itu mungkin tak bisa dia jumpai lagi.Perasaan kehilangan sahabat yang dialami Boney dan Betsy, serta pertemuan mereka yang sungguh-sungguh menjadi pertemuan terakhir karena 3 tahun setelah itu memang sang Kaisar akhirnya wafat. 

"Au revoir, Boney!" 
"Selamat berpisah Mademoiselle!"

...paragraf-paragraf kisah perpisahan selalu menyedihkan bukan?

Anyway, ada satu kutipan di buku ini yang menarik saya...cukup mewakili apa yang dirasakan seorang Napoleon Bonaparte. Yaitu kalimat kemarahannya pada Lowe yang keterlaluan karena memotong jatah makanan tahanan dan membatasi gerak Kaisar dengan sangat kejam. 

"Kau punya kekuasaan atas tubuhku, tapi tidak atas jiwaku. Saat ini jiwa itu tetap sebangga, sebuas, sekeras saat memerintah seluruh Eropa." 

Ya, begitulah sang Kaisar menghadapi hari-hari terakhirnya --- tanpa tahta, kekaisaran, pasukan, bagsa, keluarga dan kemerdekaannya... hanya ditemani,dengan keberanian dan kewibawaannya sendiri.



KESIMPULAN

Beberapa hikmah yang saya ambil dari buku ini adalah,

1. Persahabatan bisa terjadi dari yang berbeda usia maupun beda bangsa (bahkan bangsa yang sedang bermusuhan). Kalo kata Napoleon Bonaparte sih, mereka bisa bersahabat karena sejiwa, sama-sama merindukan kebebasan. Boney merindukan kemerdekaannya, Betsy juga ingin menjadi gadis yang tidak terkekang tradisi kala itu.

2. Harta, tahta, kejayaan memang sejatinya hanyalan titipan Tuhan. Ya, sehebat apapun manusia kala titipannya sudah diambil, maka dia tidak bisa berbuat apa-apa. Roda kehidupan bisa berputar, yang awalnya penguasa benua akhirnya menjadi tahanan...

3. Di balik sisi seseorang, selalu sisi tak terduga di baliknya. Misal sosok raja seperti Napoleon Bonaparte, ternyata punya sisi unik seperti yang dikenal Betsy.

4. Saya jadi lebih tahu sedikit soal Napoleon Bonaparte. Gara-gara buku ini saya jadi tahu dia punya museum yang menyimpan semua harta jajahan perangnya, piringan yang memuat lukisan kisah hidupnya (kalo jaman sekarang album foto mungkin ya), juga pahamnya pada kesetaraan tanpa memandang asal-usul (karena itu dia menghargai hak budak). Ya  tentu di luar sifat ambisiusnya yang ingin menguasai dataran Eropa, yang membuat jutaan nyawa prajurit melayang.

5. Tau dikit-dikit bahasa Prancis lah... Mercy!

6. Saya jadi makin kangen buku-buku Sejarah, heheheee. Mengamati bagaimana perubahan-perubahan terjadi di dunia itu menarik sekali lho!

Menurut saya, buku ini menarik lho. Sasaran penulis ingin mengisahkan sosok lain Napoleon Bonaparte yang menarik sebagai bacaan ringan menurut saya sudah tercapai dengan terbitnya buku teenlit ini. Teenlit tidak melulu berisi percintaan abege, tapi bisa juga cerita petualangan dan sejarah. Betewe, ngebayangin tahun 1815, kalo dulu di Indonesia itu jaman kerajaan mana ya? Hihihi, ayo ah, selamat membaca! 

0 komentar:

Post a Comment

thanks for stopping by

 
catatan Miss Putri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template