Wednesday, February 20, 2013

(mommies journal) Nano-Nano Cuti 3 Bulan part. 02

Kali ini tentu suasananya amat berbeda ya, karena di hidup saya yang semula hanya bersama suami kini bertambah menjadi bertiga dengan lahirnya Nashita di hidup saya. Cuti setelah kelahiran benar-benar dibutuhkan untuk mengistirahatkan fisik yang baru 'turun-mesin' akibat kelahiran, untuk 'sedikit' bersantai satu-dua hari di RS setelah melahirkan, menikmati pijat di rumah, dan merasakan dilayani oleh suami dan keluarga saat di RS.

Tapi setelah pulang ke rumah...

Alamaaaak, ternyata waktu cuti benar-benar diperlukan oleh seorang ibu yang memiliki newborn baby! Bayi yang harus diganti popok setiap saat, disusui setiap 1-2 jam sekali benar-benar hal yang amat melelahkan sehingga jam tidur menjadi berantakan. Sungguh benar ucapan teman saya, "kalau punya bayi, tidur itu serasa mahal sekali harganya". Yeah, karena sungguh susah mencari waktu tidur. Saat malam hari kita harus melekan, tapi kalau mau molor di pagi hari juga gak mungkin karena orang tua melarang -pamali katanya- hiks!

Namun sesi ini -Alhamdulillah sangat ya Allah- berakhir saat bayi melalui masa sebulan. Jam tidur bayi mulai agak teratur, tekhnologi yang bernama POPOK SEKALI PAKAI juga amat membantu mengurangi kelelahan di malam hari, selain itu menyusui bayi juga sudah lebih mudah dan ritmenya lebih teratur sehingga di pagi hari saya sudah fit kembali biarpun sesekali masih bangun 2-4 kali di malam hari. Selain itu saat begadang saya juga belajar mencegah mata ini menutup -salah satu cara aneh saya adalah menyalakan televisi dan -lagi- menonton FTV. Eh tapi agak anjur lho karena mengurangi rasa kesepian saat menidurkan bayi -saya tipe tidak suka suara sepi- juga agar tidak mengantuk saat menyusui -duh saya takut banget tangan saya menindih Nashita yang amat imut-. Tengkyu buanyaaaak deh buat FTV SCTV tengah malam!!!)

Mungkin badan saya sudah mulai beradaptasi, dan mental saya juga sudah lebih menerima keadaan -setelah membaca di forum seperti Mommiesdaily atau The Urban Mama-, sehingga saya akhirnya sadar bahwa hal ini adalah hal alamiah yang akan dialami semua wanita yang menjadi ibu, sehingga diperlukan mindset untuk menerima situasi dengan senang tanpa merasa ada sisi kehidupan yang hilang, karena walaupun memang ada sisi kehidupan yang hilang, toh itu tergantikan dengan adanya anugerah sang buah hati yang hadir di hidup kita bukan?

Dan saat-saat mencemaskan itu pun hadir, saat membayangkan akan meninggalkan Nashita di rumah sementara saya harus kembali ke kantor! Oh no! #ternyata seperti inikah perasaan para wanita bekerja yang harus meninggalkan anaknya di rumah, dengan kondisi mereka harus bekerja bukan sekedar untuk mencari karir, tetapi hal tersebut menjadi suatu keputusan yang harus dipilih.

Dengan kondisi seperti itu, akhirnya saya melakukan beberapa persiapan untuk meninggalkan Nashita bekerja. Antara lain, mulai menyiapkan stok ASIP (saya mulai menyimpan ASIP baru 2 (dua) minggu sebelum kembali bekerja, -sampai sengaja mengurangi suplemen ASI booster waktu awal-awal karena khawatir ASI terlalu bocor-, entah pilihan saya salah atau tidak, karena saya merasa kurang sreg kalau menyimpan ASIP dalam waktu terlalu lama, -menurut saya kok bayi lebih suka ASI yang masih fresh ya, hehe... jadi kalau bisa, biarlah Nashita minum ASIP yang diperah maksimum 2 (minggu) lalu saja, tidak tega kalau harus memberikan ASIP sebulan lalu gitu!), saya juga mulai sengaja memberi ASIP baru lalu pergi keluar rumah bersama suami berdua saja (sekalian refreshing 'pacaran' lagi, karena suami saya yang amat pengertian juga memahami bahwa sebagai pasangan kami juga perlu waktu berdua untuk saling bebas mengobrol), serta sengaja berlama-lama bersama Nashita walaupun ada pengasuh bayi di rumah.

Sebenarnya kadang ada perasaan ingin tinggal di rumah saja dan berhenti bekerja, tetapi kondisi saat ini juga saya tidak mungkin resign dari kantor, serta ditambah kondisi hati nurani saya, walaupun memang seolah siap resign, hati kecil saya juga mengatakan saya belum siap menjadi ibu rumah tangga full-time dan masih merindukan suasana pekerjaan... karena itu saya memutuskan -paling tidak- saat ini saya akan kembali bekerja dulu. Urusan nanti seperti apa kita lihat nanti sajalah.

Sekarang hanya tinggal menunggu hari saja saya akan kembali ke kantor...

Persiapan tambahan pun sudah saya lakukan. Saya kembali meminum suplemen booster ASI, meningkatkan asupan segala jenis sayur dan buah, mencoba membaca lagi pengalaman para ibu bekerja -untuk membantu menguatkan hati-, dan memaksimalkan waktu bersama Nashita. Tapi, dari berbagai pengalaman para ibu bekerja, ada satu hal yang benar-benar saya ingat kalimatnya : "Apabila anda sudah memutuskan untuk kembali bekerja, maka saat anda bekerja nanti, bekerjalah secara optimal memaksimalkan kemampuan dan potensi anda, mencari kesempatan untuk semakin berkarya, sehingga waktu 8-10 jam yang hilang untuk anak anda tidak akan sia-sia"

Hmm, itu mungkin yang sering dilupakan... saat kita harus kembali bekerja dan merasa ogah-ogahan saat bekerja sehingga tidak memperoleh value apa-apa, sebenarnya kita mendapat dua kerugian sekaligus. Pertama, kita sudah kehilangan waktu bersama anak, dan kedua, dari waktu yang hilang itu pun kita tidak mendapat pengganti apa-apa! Jadi hal ini menyadarkan saya, apabila saya memang sudah mengambil keputusan bekerja, maka bersiaplah untuk bekerja. Apabila memang tidak siap bekerja meninggalkan anak, segeralah mencari alternatif pekerjaan yang mungkin tidak terlalu menyita waktu atau mungkin pilih opsi untuk menjadi ibu di rumah full-time.

Nah, itu dia perasaan saya selama cuti ini. Bagaimana dengan ibu yang lain?

0 komentar:

Post a Comment

thanks for stopping by

 
catatan Miss Putri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template