Ketika kuliah, saya memiliki dua orang sahabat dekat, di mana kedekatan kami muncul karena tugas kuliah. Ya, berawal dari ketidaksengajaan saja. Ketika itu kami bertiga, saya, Listya dan Damayanti duduk berdekatan di suatu mata kuliah pada semester ke-5. Dan pada hari itu dosen memberikan tugas kelompok yang harus dikerjakan oleh 3 orang, sehingga kami bergabung menjadi satu kelompok. Semenjak tugas itu, maka di tugas-tugas kelompok berikutnya kami selalu berada dalam satu kelompok. Entah itu tugas yang harus dikerjakan oleh 4, 5, 6, atau 7 orang, pasti kami bertiga ada di dalamnya. Bahkan pernah ketika ada tugas yang seharusnya memiliki load untuk dikerjakan oleh 4 atau 5 orang, tetapi kami kesulitan mencari tambahan anggota (karena jumlah mahasiswa di kelas yang nanggung), maka kami selalu cukup percaya diri untuk mengerjakannya hanya bertiga. Juga kebetulan minat kami untuk penjurusan akhir kuliah adalah hampir sama yaitu ke arah PPC dan Logistic (kami mahasiswi Teknik Industri) juga menyebabkan mata kuliah pilihan kami yang hampir sama. Jadi ya, kalau dihitung-hitung cukup banyak tugas kelompok yang kami kerjakan bersama.
Saya dan Listya tinggal di satu kost yang sama, sehingga kebanyakan Damayanti sering 'mengalah' untuk mengerjakan tugas di kost kami (tepatnya sih kamar saya ya, yang mereka anggap paling pewe untuk mengerjakan tugas -plus main game). Bertiga kami sering menghabiskan waktu untuk deadline tugas (terkadang sampai larut malam). Dan kebersamaan itu akhirnya mendekatkan kami pada aspek yang lain, seperti saling curhat urusan pacar, sharing games untuk selingan atau gosip seputar teman-teman kuliah. Namun memang kami benar-benar terbatas membicarakan aspek itu saja, karena seolah kami merasa batas kedekatan kami cukup di situ. Untuk masalah lain yang kami anggap terlalu privacy atau problem terlalu berat, kami 'kompak' untuk tidak saling bercerita.
Berbagai kenangan bersama kadang terlintas di kepala saya. Mulai dari adaptasi style hidup yang berbeda, begadangan sampai malam karena buru-buru nyelesein tugas (kadang malah pas jam kuliahnya pada gak kuat berangkat dan cuma nitip tugas ke ketua kelas :D), adu point di game-game ala cewe (semacam Jojo's Fashion Show, Cooking Academy, Sally's Salon, Wedding Dash dan 'dash-dash' yang lain), atau kesedihan gara-gara pacar. Pernah keduanya memiliki masalah sama, di mana pacar-pacar mereka sama-sama selingkuh dengan cewek lain dan berujung ditinggal tanpa kejelasan, sampai bikin mereka geregetan ampun-ampunan. Atau juga kesamaan kami yang saling mencari pacar baru. ^^ Perihal pembagian job dalam mengerjakan kelompok juga selalu menjadi hal seru bagi kami. 'Keahlian' kami masing-masing dalam mata kuliah juga seolah menjadikan penyempurna dalam tugas kelompok. Misalkan Listya yang ahli dalam penjadwalan produksi, Damayanti yang fokus dalam perencanaan logistik dan saya yang jago memoles bin editor akhir tugas menjadikan kami saling berbagi kelemahan dalam belajar. Karena itu saat mengerjakan tugas, kami selalu serius untuk segera cepat menyelesaikannya (hampir kami selalu lebih cepat dari deadline). Nah, setelah tugas selesai, baru deh kami sibuk untuk membicarakan urusan lain yang lebih fun. Kerjaan beres, tapi otak enggak stres. Itu ternyata kesamaan kami dalam hal belajar yang mungkin membuat kami cocok satu sama lain saat bekerja sama.
Seiring berjalannya waktu, kebersamaan kami menjadi renggang akibat Tugas Akhir (skripsi) untuk menuju kelulusan kami. Namun, sesekali kami saling support supaya TA kami selesai dengan hasil bagus. Dan saat-saat menyedihkan itu datang ketika Listya dan Damayanti berhasil lulus sidang TA dan bisa diwisuda di semester ke-8, sementara sidang TA saya harus diulang di semester ke-9. Berakhir sudah kegiatan bersama kami setelah wisuda. Listya dan Damayanti langsung sibuk mencari pekerjaan dan pada saat itu mereka mendapat pekerjaan di luar Surabaya sehingga otomatis pada semester ke-9 hanya saya yang masih berada di Surabaya, dan komunikasi kami terbatas hanya menggunakan sms atau BBM saja.
Tetapi selang setahun kemudian, kami merasa 'bersama' lagi. Karena kami menikah dalam jarak yang berdekatan (Damayanti menikah lebih dulu, kemudian jarak 2 bulan Listya menikah, dan 2 bulan kemudian saya juga menyusul menikah). Dan kami punya kesamaan 'proses mendapat pendamping hidup'. Kenapa? Karena kami dulunya sama-sama berjodoh dengan orang yang tidak kami sangka. Listya menikah dengan kakak kelas SMA-nya dan menikah hanya setelah berpacaran sekitar beberapa bulan saja. Damayanti menikah dengan pria yang dijodohkan orang tuanya (padahal awalnya dia menolak mentah-mentah karena dia dijodohkan dengan orang yang dia anggap bukan tipe-nya dan tidak seperti mantan-mantan pacarnya sebelumnya). Dan saya juga menikah dengan teman saya (saya dan mas selama 1 tahun hanya teman biasa, baru memutuskan menikah setelah 1 tahun pacaran). Kami menikah dengan pria yang dekat dengan kami dalam rentang waktu singkat (rata-rata kurang dari setahun) dibanding masa-masa kami dekat dengan pria lain. Kami menikah dengan orang yang dulunya kami jengkelin. Namun sekarang kami sama-sama bahagia dengan pasangan masing-masing. Dan di tahun kedua pernikahan kami, kini, kami sama-sama menjadi ibu (Listya dan Damayanti masing-masing memiliki baby boy berumur sekitar 7 bulan, sementara saya memiliki baby Na berumur 4 bulan). Kini, kadang kami berkomunikasi lagi, via BBM atau WhatsApp. Sekarang yang kami bahas bukan masalah tugas atau urusan cowok lagi tentunya. Tapi seputas ASI, parenting dan everything about babies (apalagi Listya dan Damayanti sama-sama sudah resign sejak hamil dan menjadi ibu rumah tangga full).
Begitulah kebersamaan kami bertiga. Kami tidak selalu bersama (karena terpisahkan jarak), namun selalu ada hal yang kita bagi bersama. Dan bagi kami itu sudah cukup untuk menjadikan kami selalu bersahabat. ^^
PS: Buat Listya di Paiton- Jawa Timur (with baby Agha-nya) dan Damayanti di Renon- Bali (with baby Rama-nya), semoga suatu saat kita berjumpa kembali. Miss you all !
Thursday, May 02, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
thanks for stopping by