Wednesday, April 24, 2013

(random note - lingkungan) Earth Day : Pengakuan [Bersalah] kepada Bumi



Tanggal 22 April 2013 kemarin diperingati sebagai Hari Bumi. Belum tahu sejarah perayaannya? bisa membuka di History of Earth Day. Tentu peringatan diharapkan bukan sekadar mengingat saja, tetapi juga mem-'praktek'-kan apa yang bisa dilakukan untuk bumi, tempat tinggal kita ini. Seperti contohnya dapat dilihat di http://www.earthday.org/2013/about.html dimana banyak orang men-share foto dan artikel mengenai apa yang sedang mereka lakukan sebagai bukti cintanya kepada bumi, terutama terkait dengan problem climate changes yang saat ini terjadi.

Kalau saya sendiri, apa yang sudah saya perbuat untuk lingkungan? Hmm, bisa dibilang saya termasuk orang yang peduli lingkungan lho. Karena saya punya beberapa kebiasaan baik terutama yang berhubungan dengan lingkungan.

1. Saya tidak suka membuang sampah sembarangan.

Sebisa mungkin saya selalu membuang sampah pada tempatnya, alias tempat sampah. Kalaupun saya belum nemu tempat sampah, saya selalu berusaha membawa dulu sampah tsb sampai menemukan tempat sampah. Dan bersyukur, saya bertemu suami dengan kebiasaan yang hampir sama. Namun, sayang sekali terkadang realitanya di Indonesia masih banyak tempat sampah yang layak ya, seperti tempat sampah yang dipilah jenis sampahnya (menurut saya ini penting lho, karena memudahkan pengolahan sampah/ recycle-nya). Saya tidak setuju kalau semua jenis sampah dicampur. Padahal setiap jenis sampah tentu akan melewati proses pengolahan yang berbeda-beda bukan?

Taaapiii, kadang sih nemu tempat sampah juga uda bersyukur banget ya, karena kadang juga malah 'niat baik' saya untuk membuat sampah 'terhalang' atau 'tertunda' gara-gara nyari tempat sampah susaaaah banget (makanya jadi alesan sebagian orang untuk buang sampah sembarangan). Sering kan liat sampah bertebaran di tempat wisata atau taman?


Saya juga paling jueeengkell kalau ada yang buang sampah sembarangan namun hanya berkata enteng, "Ah, semua orang juga buang sampah di sini ini." -sudah tau jelek kok ditiru dan dibudaya-kan? Apalagi yang berkata seperti itu adalah orang tua, waduuh...gimana anak-anaknya gak ikut meniru-jejaknya kelak ya? Dan sebagai umat muslim, saya juga sedih karena fenomena ini juga terjadi saat sholat Id di lapangan atau jalanan. Sedih, karena setelah melakukan ibadah kok malah berbuat hal yang tidak baik. Sedih, melihat taman/ jalan/ lapangan yang semula bersih menjadi kotor dan para pahlawan pembersih lingkungan (ya, bagi saya mereka pahlawan kok) harus sejak pagi buta membersihkan akibat sampah itu. Sedih, apabila mendengar opini orang seperti, "Biarin aja, toh mereka digaji untuk mengerjakan itu." atau mendengar, "Gakpapa, sisa plastik dan kertas kan memang untuk dipungut dan dijual mereka (baca : pemulung sampah)".

Dan di tempat tinggal saya juga kali ini saya lumayan prihatin karena truk pengangkut sampah hanya datang seminggu sekali (hiks, di tempat tinggal saya truk datang dua hari sekali). Jadi saya harus miris karena sampah harus ditumpuk sampai seminggu dulu (pernah lebih) sebelum diangkut. (_ _ )

2. Saya hemat listrik, lho

Saya bukan pengguna listrik berlebih. Yang rutin saya lakukan terkait hemat listrik ini seperti: hanya menyalakan AC apabila cuaca gerah banget, gak pernah membiarkan dispenser atau magic-com menyala seharian (Dispenser hanya dinyalakan bila mau pakai air panas, itu juga kadang saya pilih memanaskan air pakai kompor supaya lebih cepat. Untuk magic-com hanya dinyalakan sesudah nasi matang. Selebihnya saya matikan lagi dan hanya saya nyalakan setengah jam sebelum jam makan saja.) dan mencabut charger handphone setelah baterainya penuh. Lampu ruangan yang tidak dipergunakan juga selalu saya matikan. Saya juga beruntung karena ART yang membantu saya tidak suka pakai mesin cuci di rumah untuk mencuci pakaian. Dan kebetulan memang cucian kotor saya gak terlalu menumpuk sehingga beliau memilih untuk mengkucek dengan tangan saja!

3. Saya tidak suka melihat kran terbuka

Saya amat anti melihat orang yang menutup kran sembarangan yang menyebabkan air mengucur terus-menerus. Terutama ini sering terjadi di tempat umum ya? Dan lagi-lagi saya paling miris kalau melihat kejadian ini di tempat wudhu.  Kok bisa-bisanya menggunakan air untuk beribadah tapi setelah itu mengabaikan airnya? Jangankan untuk lupa menutup kran, untuk menggunakan air wudhu berlebihan atau terlalu deras juga tidak diperkenankan kok. Silahkan baca di http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/fiqih-wudhu.html

Takaran air dalam berwudhu adalah satu mud (Satu mud sama dengan 1 1/3 liter menurut ukuran orang Hijaz dan 2 liter menurut ukuran orang Irak. (Lihat Lisanul Arab Jilid 3 hal 400). Adapun untuk mandi sebanyak satu sha’ sampai lima mud. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Anas, katanya, “Adalah Rasulullah ketika berwudhu dengan (takaran air sebanyak) satu mud dan mandi (dengan takaran sebanyak) satu sha’ sampai lima mud.” (HR. Muttafaq alaih). Dan makruh (dibenci) berlebih-lebihan, yaitu yang lebih dari tiga kali dalam berwudhu.



4. Saya tidak suka membuang kertas sembarangan

Dari jaman kuliah sampai kerja kantoran, saya paling tidak suka adegan printing yang membuang-buang kertas. Bayangkan dong, pohon untuk hidup dan tumbuh besar yang memakan waktu puluhan tahun sebelum diolah menjadi kertas dan ternyata hanya hidup 'sekejap' saja? Karena itu sebisa mungkin saya mencoba melakukan penghematan saat mengeprint sesuatu, seperti : menggunakan font ukuran mini (Alhamdulillah mata saya belum minus jadi masih bisa membaca huruf kecil - saya rasa ini juga salah satu wujud syukur bukan?), mencetak di kertas bolak-balik, dan menghindari penggunaan warna yang terlalu tajam. Saya pernah membaca ide seseorang (lupa namanya) yang sampai membuat desain huruf ramah lingkungan (eco-font) karena tidak membutuhkan tinta sebayak font pada umumnya. Yang berminat bisa buka http://www.ecofont.com/en/products/green/printing/sustainable-printing-using-ecofont-software.html. Sayang sekali untuk mendownload font ini masih harus membayar ya. Sementara di Indonesia kesadaran untuk membayar sesuatu yang lebih demi lingkungan masih tipis. (yang gratis aja masih banyak yang gak peduli hehe)



Opsi cinta lingkungan saya yang lain dalam proses cetak-mencetak ini adalah kadang saya juga merubah warna huruf yang hitam menjadi agak abu-abu supaya enggak boros tinta lho! Opsi Print Preview untuk saya juga penting karena sebelum mencetak saya memastikan hanya benar-benar page penting saja yang saya cetak. Bagian yang kurang penting tidak perlu dicetak bukan?

Oh ya, buat temen -temen yang mau mencoba mengikuti gaya ngeprint yang ramah lingkungan juga bisa baca-baca tips-nya di http://mjeducation.co/tips-menghemat-tinta-printer/

Itu beberapa gaya hidup saya yang mencoba untuk mencintai bumi ini. Walaupun saya akui, saya masih punya sedereeet dosa pada bumi...
- Saya masih memakaikan diapers/ pospak (popok sekali pakai) ke anak saya yang berarti turut menyumbang sampah terbesar di bumi dengan alasan kepraktisan
- Saya masih menggunakan kendaraan pribadi dibanding kendaraan umum dengan alasan ketidaknyamanan dan kurang amannya kendaraan umum
- Seringkali saya masih mencetak kertas berulang-ulang karena skripsi atau pembuatan proposal kantor yang di-reject
- Saya masih menggunakan kantong plastik saat berbelanja, padahal sudah banyak dipopulerkan tas kain atau rotan yang ramah lingkungan
- Saya belum memiliki waktu untuk memilah-milah sampah di rumah tangga saya (padahal saya sedang berencana memisahkan sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos lho)
- Kelelahan atau kesibukan menyebabkan saya lupa mematikan lampu yang tidak dipergunakan, menyalakan kompor terlalu lama, tidak mematikan magic com setelah nasi matang, atau lupa mencabut charger yang selesai dipakai

Yah begitulah pengakuan dari saya ^^

#belum-bikin-kalimat-penutup-posting




0 komentar:

Post a Comment

thanks for stopping by

 
catatan Miss Putri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template