Saturday, November 30, 2013

(random note - opinion) Life without Social Media for 1 months

Sebulanan yang lalu, hape kesayangan saya kena air dan nge-hang. Tiba-tiba mati pet dan gak mau nyala lagi. Sempat dibawa ke service centre tapi hanya mampu hidup sehari saja dan kemudian mati. Dan karena saya sibuk dan campur males benerin, akhirnya hape itu sementara saya vakumkan. Saya menggunakan hape lama punya Mas dan memutuskan tidak menghidupkan fitur internetnya. Dan putuslah hubungan saya dengan mobile internet. 

Sedih? iya...namanya juga hape kesayangan rusak

Hampa? ih banggeeeet! gak bisa eksis pake FB, Twitter, Instagram, dan sebel gak bisa posting blog cepet. Oh iya dan gak bisa baca-baca website kesayangan setiap saat gitu

Tapi ternyata itu hanya terasa di dua minggu awal saja loh. Namun selanjutnya muncul suatu ketenangan di sisi lain...

Biasanya saya keasyikan baca timeline atau buka web soal parenting sembari menyusui baby Na, tapi saya jadi lupa gak menatap mata baby Na ketika dia asyik menyusu...
Biasanya saya jadi 'panas' kalau melihat teman lain asyik jalan-jalan di negeri orang atau memamerkan jabatan baru atau whatever you name it that made me so jealous...
Biasanya saya kebawa berapi-api atau jengkel membaca forum atau diskusi teman yang membahas isu atau trending topic...
Biasanya saya menganggap tidak memegang hape adalah suatu hal yang membuat hidup saya kurang!


Namun sekarang perasaan saya sudah lebih tenang dan stabil (ya, tentunya saya tetap harus melampaui fase hampa dan jenuh juga ya). Saya belajar mengenali kebahagiaan yang ada di depan mata.

Bahwa memandang mata bayi saya adalah hal yang lebih penting daripada iri pada teman yang lagi jalan-jalan ke luar negeri.
Bahwa mengobrol dengan suami jauh lebih bermakna daripada sibuk membaca web langganan. 
Bahwa saya bisa hidup normal walaupun tidak ada hape di tangan saya!

Ah dan saya cukup tersentil dengan kalimat bapak ini:
Menahan diri tidak memberitahu betapa hebatnya kita, betapa banyaknya tempat yang kita kunjungi, betapa hebatnya anak-anak kita, betapa kerennya pendidikan kita, atau sekadar betapa lezat dan asyiknya tempat kita makan siang adalah latihan yang baik. Ditahan dengan kesadaran terbaik, bahwa memang tidak semua harus diumumkan. *tere liye
source : https://www.facebook.com/darwistereliye

Ya, saya juga masih dalam taraf belajar.
Mencoba mengurangi postingan-gak-penting di akun-akun sosmed saya.
Mencoba menahan ikut eyel-eyelan di forum sosmed dan mencoba cukup menuangkan di blog pribadi saja.
Dan yang masih harus selalu dipelajari adalah,
mencoba mensyukuri apa yang ada di dekat saya tanpa perlu memamerkan ke siapa pun apabila saya merasa lebih dan tanpa perlu merasa iri ke siapa pun saat saya merasa kurang.


Note : Penulis tidak bermaksud mengabaikan perihal silaturahmi, karena bagaimanapun, melalui media apapun silaturahmi juga harus selalu dijaga yaaak! ^__^

0 komentar:

Post a Comment

thanks for stopping by

 
catatan Miss Putri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template