Saturday, November 30, 2013

(random note - about culinary) Saya dan Bakso



It's about meatballs!

Kebanyakan orang di sekitar saya sepertinya adalah para penggemar bakso. Diawali dari Ibu saya sendiri, yang sampe bikin Bapak komen, "Pasti kalo lagi jalan-jalan yang dicari bakso," setiap kali kami sekeluarga jalan-jalan santai. Trus rata-rata temen saya mulai jaman SMA juga doyan bakso. Tiap traktiran ultah (jaman kala itu), paling heboh kalo lagi bikin traktiran makan bakso (walopun cuma di kantin sekolah aja). Padahal bakso kantin adalah 'makanan-harian', tapi entah setau saya gak ada kata bosan untuk bakso (apalagi gratisan). Begitu juga teman kost. Abang bakso yang lewat depan kost juga rata-rata akan ngetem tiap hari di depan pintu kost untuk meladeni para pembelinya.

Pindah ke lingkaran yang lebih besar. Tak jauh dari Ibu saya, saudari-saudari Ibu dan anak-anaknya juga penggemar bakso. Apalagi salah satu kakak sepupu saya, Mas Agus. Tiap nongkrong dimana juga nyarinya bakso. Kemudian saat menikah, eh malahan mertua saya ahli bikin bakso sendiri! Jadi tiap Idul Fitri dan Idul Adha, bakalan selalu terhidang bakso di meja makan (bahkan kalau Lebaran, para tamu semua menu makannya bakso home made Bapak mertua saya ini loh). Walhasil saya mendapat suami yang suka bakso juga :D

Trus, bagaimana dengan saya? Jujur kalau level kegemaran saya sama bakso masih taraf medium. Suka sih tapi belum level 'suka-banget'. Malah mungkin saya lebih cinta mati sama nasi goreng daripada bakso.



Nah, karena di level medium ini, jadinya saya sering bingung kalau jalan-jalan di kota saya trus Mas nanya, "Bakso yang enak di mana Dek?" Hehe, soalnya buat saya sih bakso mirip-mirip aja rasanya. Mungkin saya anggap enak kalau memenuhi kriteria,
  1. Tidak kebangetan rasa MSG atau vetsinnya (bener lho, lidah saya ini pendeteksi vetsin yang handal),
  2. Bersih tempatnya dan penjualnya (good food come from good serve),
  3. Baksonya kasar (abis kalau bakso halus rasanya kurang seru saat ngegigit, lagian berasa jadi 'bocah' kalau makan bakso yang terlalu halus :D),
  4. Sambelnya enak,
  5. (ini alasan paling subjektif) Ada komponen pelengkap bakso seperti : pangsit, tahu coklat/ tahu putih, somay :D



Alasan kelima saya bilang subjektif dan sebenernya kurang berasalan ya bagi para bakso-lover. Nah situ mau makan baksonya atau bahan pelengkapnya? Tapi point kelima bagi saya penting banget, soalnya itu yang bikin makan bakso berasa menarik. Campuran antara semua komponen itu. Walo emang sih saya rada geje juga, suatu kali pernah makan ke depot bakso (lupa namanya) yang pembelinya bisa memilih sendiri isi di mangkok baksonya. Akhirnya saya cuma isi mangkok saya sama somay, pangsit (ada beberapa jenis pangsit yang ditawarkan), daun bawang, bawang goreng, saus dan kuah tanpa mengambil butiran baksonya sama sekali ~__~ niat makan bakso enggak sih?

Tapi yang  menguntungkan bagi saya juga adalah saya tipikal yang mudah puas disuguhi bakso jenis apa aja (ya minimal ada point 1, 2 dan 4 yang saya sebutin di atas, maka bakso udah saya kasih stempel ENAK). Bahkan kalau lagi pengen makan bakso tapi ternyata susah dapatnya (susah nyari penjualnya, susah pergi ke warung atau susah gak punya duit banyak), maka saya sih cukup dengan membeli 'butiran-bakso-bocah' -deuh istilah apa ini nek?-. Yang saya maksud adalah PENTOL (istilah Jawa Timuran) atau CILOK (istilah Jawaa Baratan). Yuppie...cukup Rp 2.000- 3.000 udah kenyang banget. Bagi saya bedanya hanya kalau bakso makannya pakai kuah di mangkok, nah kalau pentol atau cilok ini makannya di plastik pakai saus dan kecap doang.



NB : 
Just little things...
 
1. Oh ya kalau di beberapa daerah Jawa Timur, bakso adalah istilah yang mengacu ke dalam makanan yang berisi pentol (a.ka. bola-bola daging sapi) yang disajikan bersama kuah, mie, daun bawang dan bawang goreng. Jadi kalau kita makan tanpa kuah ya disamakan dengan makan pentol (karena hanya makan bola-bola daging sapinya saja).

2. Padahal istilah pentol (makanan bocah yang saya sebut tadi) jelas memiliki kualitas berbeda dengan pentol yang merupakan bola-bola daging sapi tadi. Soalnya kalau yang pentol murah (yang buat bocah, dimakan plastikan), kandungan daging sapinya hanya sedikiiiit banget dibanding pentol untuk bakso. Jadi gak heran beda harga :D

3. Nah untuk bakso dengan kriteria komponen lengkap kaya yang saya bilang tadi, di daerah Jawa Timur istilahnya bakwan. Jadi antara bakso dan bakwan ada perbedaan di perkara isian mangkok :D
By the way padahal di area Jawa Barat, kayaknya istilah bakwan mengacu ke salah satu jenis gorengan kan ya? hihi...nah lo...

4. Ada sedikit perbedaan pentol dan cilok. Kalau pentol seringnya disajikan sama saus pedas atau saus tomat, nah kalau cilok pakai saus kacang

Bonus : Sejarah Bakso

Whatever they are called, enjoy your meatballs then     ^__^



0 komentar:

Post a Comment

thanks for stopping by

 
catatan Miss Putri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template