Tuesday, January 23, 2018

(random note) Bersahabat dengan Lawan Jenis? Apakah Mungkin?

Pernah suatu ketika, saya membaca artikel di majalah online, lupa judulnya, intinya sih ada beberapa artis yang bersahabat dengan lawan jenisnya tanpa embel-embel cinta lokasi. Pertanyaannya, apakah mungkin bersahabat dengan lawan jenis tanpa pamrih apapun? Trus saya baca komen-komen di bawahnya, yang seperti biasa lebih rame daripada isi artikelnya, hehehe... Hmm, saya juga jadi pengen ikutan jawab, apakah mungkin ya?

Kalau menilik ke belakang jaman masih belia, ecieee...jaman masih sekolah SMA sih, iya mungkin. Saya punya beberapa sahabat pria yang emang asyik buat diajak cerita. Ya, ada beberapa cerita yang asyik dibahas sama sahabat wanita, tapi ada juga beberapa problem yang enak dibahas sama sabahat pria. Terutama sih kalau lagi naksir orang (maklum jaman jahiliyah), jadi kadang iseng nanya pertimbangan ke sahabat pria, si X itu baek gak orangnya? atau gimana kesehariannya? Atau kebalikannya sahabat pria yang nanya ke kita, kalau lagi naksir si Y, enaknya dikasih kado apa? Gimana cara 'nembak'nya? Ya hal-hal berbau abege era 90'an lah ya.

Terus kalau dipikir ulang, jenis sahabat pria apa yang saya pilih? Eits, ternyata saya juga dulu pilih-pilih teman. Rata-rata sih sahabat pria saya juga berpenampilan menarik, jago pelajaran di kelas atau jago olahraga. Aduuuh, ternyata saya jahat juga ya, milih teman pun milih yang keren. Jadi, saya pamrih nggak ya? Kenapa mau berteman saja milih dari penampilan dan kemampuan? Ok saya sadari berarti saya pun punya kekurangan di masa muda, pilih-pilih temah. Mungkin motivasi saya yang lain, kalau mendadak kecantol alias cinlok, posisi saya aman huahaha.. (lagi-lagi kelakuan jahiliyah).

Namun keadaan tentunya berubah setelah saya punya pacar serius dan sudah dilamar orang (alias suami saya tercinta). Saya jelas jadi lebih sibuk dong sama lelaki saya sendiri. Begitupun sahabat-sahabat saya sudah mulai sibuk dengan wanitanya. Alhamdulillah sih sabahat-sahabat saya juga tipikal pria baik-baik yang bila serius pacaran artinya mereka akan menuju pernikahan juga. Kami sama-sama tahu bahwa menjaga perasaan pasangan masing-masing jauh lebih penting dari persahabatan, toh karena kami tahu hubungan silaturahmi kami tetap terjaga tanpa harus sering komunikasi.

Dan setelah menikah, para sahabat saya pun bisa membatasi diri, tidak pernah lagi komunikasi pribadi seperti jaman masih sama-sama bujang. Makanya itu saya kadang sering heran dengan masalah perselingkuhan jaman sekarang yang katanya sih kebawa CLBK di grup alumni sekolah atau kampus...hmm, japri-japri yang keterusan gitu katanya. Untunglah di angkatan teman-teman saya tidak ada kasus seperti ini. Semua menjaga jarak begitu sudah menikah, tentunya komunikasi hanya dilakukan bila memang ada keperluan saja, bukan untuk guyonan ngawur yang kadang berujung pertengkaran rumah tangga lain.

Begitupun saya berterima kasih kepada sahabat-sahabat pria saya dulu, yang menjelang menikah selalu mendoakan saya supaya mendapatkan lelaki terbaik. Bahkan mereka datang dan menyaksikan akad nikah saya dan memberi selamat kepada suami saya sambil berpesan untuk menjaga saya. Sungguh hal yang sangat manis untuk saya ingat memiliki teman yang baik.

Untuk sekarang, tentunya sahabat pria terbaik saya adalah suami saya. Sungguh saya tidak akan mampu membalas kebaikan dan cintanya yang begitu dalam kepada saya.Teman bercerita hal apapun tanpa ada yang disembunyikan. Tempat tidak ada rahasia secuil-pun dari semua kisah saya.

Jadi kalau ditanya, apakah bisa bersahabat lawan jenis tanpa pamrih? Iya bisa sih, kalau udah menikah. Alias ya sama pasangan kita dong, hehehe...Karena suami kita adalah sahabat sejati kita, dunia dan akhirat. Amiien ya Rabb.



Lagu ini buat nostalgia,
sampai jumpa kawanku,
semoga kita selalu 
menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan
Yap, karena berteman di masa kecil dan dewasa, tentu berbeda cara. Tetapi cerita-cerita baik, akan terus diingat.

Betewe, saya jadi ingat lho, awal-awal saya sama suami juga sebenarnya berteman saja, namun makin akrab dan ya itu tadi, berasa sahabatan aja. Itu juga eh akhirnya sama-sama kecantol dan jadian. Jadi saya juga mikirnya, tentu suami dulu milih saya buat jadi sahabat bukan tanpa embel-embel hahaha, karena juga uda agak tertarik sama saya, iya kan? #GR

0 komentar:

Post a Comment

thanks for stopping by

 
catatan Miss Putri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template