Percakapannya campur bahasa Jawa jadi di-translate dulu yeee...
She: "Anak kamu masih kecil-kecil Put, jadi inget seumur kamu, saya itu hidup hemaaat banget. Kalau beli barang buat diri sendiri pasti mikir dulu, yang dipikir kebutuhan anak duluan kan ya? Tapi dulu saya bangga bisa nabung rajin sekali jaman dulu. Sampai bisa sekolahkan anak di kedokteran, sama di xxx (aduh kok lupa saya hehehe)"
She: "Jadi dulu itu gaji saya itu untuk makan sehari-hari. Semisal dapat tambahan uang dari menolong orang melahirkan, disimpan banget lalu dibelikan emas. Gitu terus sampai belasan tahun...."
She: "Nah emas itu kekumpul jadi sekotak gitu. Kalau era dulu emas saya dihitung bisa mencapai Rp 400 juga,"
Me: "Wah emas sekarang mahal bu, bisa 1M lebih itu dong sekarang kalau masih ada!"
She: "Simpanan itu yang akhirnya menyelamatkan waktu Bapak (suami beliau) kena stroke dan anak-anak harus kuliah Put. Jadi gaji saya dan Bapak beralih untuk bayar berbagai terapi dan pengobatan... Anak-anak bayar SPP pakai hasil jual emas itu. Sampek akrab sama pemilik toko Emas Hidup itu (beliau menyebut nama toko emas di kota kita yang kualitasnya bagus gaes walo emang harganya lebih tinggi dari toko lain, langganan bumer juga, pokoknya langganan OKL deh hehe)"
She: "Dulu itu bayar kuliah per semester uda kena Rp 40-an juga (beliau menyebutkan nama PTS yang dikenal cukup baik, kalau nebak usia anaknya pasti gak terlalu jauh lah sama aku ya kira-kira kuliah era 2005-2010 in). Jadi cincin-cincin itu jadi penyelamat pendidikan anak (aku mikir wah sepenting itu rupanya investasi)"
She: "Tapi sekarang Alhamdulillah Put, saya bangga anak-anak sudah lulus jadi dokter, ada yang kerja di kantor Pajak, semua bahagia sama keluarga kecilnya."
Dalam hati, waduh ternyata belajar investasi itu bisa dilakukan kapan saja dan siapa saja. Dan kemarin jadi berdoa juga, moga nanti saat anak-anak besar biaya kuliah sudah tidak horor lagi, hehehe....


0 komentar:
Post a Comment
thanks for stopping by