by Zizou Corder, 2004
alih bahasa B. Sentra Tanuwidjaja
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN 979-22-2274-x
288 halaman
Blurb
Charlie dan singa-singa terjebak! Setelah lari dari sirkus, mereka bukannya bebas pergi ke Afrika, tapi malah terkurung di Venesia. Charlie juga belum berhasil menemukan orangtuanya yang diculik. Ia berusaha keras mencari tahu dari para kucing. Tapi ke mana sahabat-sahabatnya itu? Yang jelas petualangan Charlie dan para singa jadi makin seru dan menegangkan.
SINOPSIS & REVIEW
Petualangan Charlie di buku lanjutan ini ternyata tidak kalah seru. Oleh Edward, asisten Raja Boris, ternyata Charlie dan 7 singa malahan akan dimanfaatkan untuk kepentingan perdamaian dengan rakyat Venesia. Seekor singa aneh yang mendadak ikut dalam rombongan Charlie, si Primo malahan didandani sebagai St. Mark, ikon kota Venesia, singa yang dipuja seluruh Venesia.
Terungkap pula kisah Primo, bahwa ternyata dia adalah seekor Smilodon fatalis, jenis singa purba! Lantas bagaimana bisa ada singa purba di sana? Malangnya ternyata dia adalah singa hasil kloning yang melarikan diri. Bagi hewan hasil kloning, sungguh menyedihkan nasib mereka karena mereka dilahirkan dengan cara menyalahi kodrat, berada di jaman yang tak seharusnya dan mengalami kebingungan mengenai kehidupan mereka sendiri... Ya, saya juga amat sangat tidak setuju teknologi kloning ini. Hal yang menyalahi fitrah Allah sesungguhnya hanya akan menimbulkan kekacauan di muka bumi.
Sementara itu Charlie terus mencari dimana orang tuanya. Dengan mengandalkan bahasa kucing, dia mencari tahu gosip dimana dan mengapa orang tuanya diculik. Dari seekor kucing aneh dan buruk rupa bernama Sergei, akhirnya sedikit demi sedikit terkuaklah rahasi itu...rahasia Allergeny.
Pada masa itu, rupanya asma adalah suatu penyakit yang cukup mewabah di Eropa dan pengobatannya cukup mahal. Tentunya keuntungan obat amat menggiurkan bagi Korporasi. Dan rupanya, ada sindikat yang menyebarkan asma supaya lebih mudah kambuh, dengan menciptakan Allergeny, gen pembuat alergi. Allergeny diberikan kepada induk kucing di beberapa wilayah, membuat induk kucing melahirkan tanpa jelas siapa pejantannya. Menghasilkan kucing buruk rupa seperti Sergei, yang memicu asma, yang membuat obat asma selalu laku. Ternyata Magdalen dan Aneb menemukan Allergeny dan berencana mencipatkan penawarnya, karena itulah Magdalen dan Aneba diculik Korporasi. Di dunia kucing sendiri, jasa orang tua Charlie amat mereka harapkan bisa mengembalikan keadaan seperti semula. Karena sejak ada Allergeny, semua kucing seolah dimusuhi manusia, karena semua kucing dianggap penyebab asma. Sedangkan para kucing 'normal' akhirnya memusuhi kucing Allergeny seperti Sergei karena dianggap sebagau pemicu masalah sosial mereka.
Petualangan berlanjut. Singkat cerita orang tua Charlie berhasil kabur berkat bantuan Sergei dan mencari info mengenai Charlie dari rombongan Circe. Namun malahan Magdalen bertemu Mabel, kakaknya yang adalah kekasih Maccomo - si pawang singa yang singanya diajak kabur Charlie itu hihihi. Akhirnya semua memutuskan menunggu Charlie di Moroko, dengan keyakinan di sanalah singa berasal dan kemungkinan keenam singa ingin pergi ke Moroko...
Sementara itu, Primo yang telah didandani sebagai St. Mark membuat heboh Venesia ketika hari diperkenalkannya ketujuh singa di depan umum. Semua rakyat takjub melihat smilodon yang bersayap, bagai St. Mark yang asli. Bahkan kehadirannya mampu menimbulkan revolusi di Venesia, menggulingkan kekuasaan Doge, pemimpin lalin di sana. Saat kehebohan berlangsung, diam-diam Charlie, Sergei dan enam singa menyelinap kabur menggunakan kapal yang sudah disiapkan sahabat baru Charlie, Claudio si penarik gondola. Dengan kapal tersebut, mereka bermaksud pergi ke Afrika untuk menuju kebebasan singa.
Berhari-hari kapal Charlie berlayar, sampai akhirnya suatu hari naas terjadi. Kapal mereka rusak dan terdampar di suatu pulau...yang tidak mereka sadari adalah di Moroko, tepatnya Essauori, yang sebenarnya adalah tempat asal keenam singa! Walaupun mereka semua sempat sekarat karena dehidrasi, berkat tekad kuat akhirnya mereka selamat. Kabar kucing bahkan membantu menunjukkan bahwa orang tua Charlie ada di sana, meskipun masalah tak lansung usai karena masih ada musuh yang ternyata juga ada di sana. Rafi yang ingin menculik Charlie kembali, serta Maccomo yang ingin mengambil enam singa lagi.
Berbagai perjuangan dilalui lagi. Namun persahabatan Charlie, Sergei dan enam singa mampu membuat mereka sanggup melaluinya. Charlie akhirnya bertemu orang tuanya lagi dan para singa kembali ke hutan tempat lahir mereka lagi.
Yap, kalau kamu membaca buku ini memang suatu petualangan yang panjang ya. Namun saat membaca buku ini seolah kita berada di Venesia pada masa itu, menikmati keromantisan kotanya. Lalu juga turut merasakan bagaimana rasanya terombang-ambing di lautan besar, bagaimana anak kecil berusaha mencapai mimpinya walaupun kenyataannya amatlah sulit dan susah ditebak keberhasilannya, namun berusaha adalah hal terpenting...
Selain itu mengenai permainan gen, seperti timbulnya Allergeny dan kloning juga ditampilkan di sini. Menunjukkan betapa buruknya permainan gen dan dampaknya bagi lingkungan, serta ternyata hati nurani para hewan tak bersalah yang mungkin tak terpikirkan...apalagi hal tersebut semata ujungnya hanyalah untuk kepentingan bisnis!
Ya, selain petualangan seru dan imajinatif -masih sulit saya membayangkan rombongan anak kecil dan setengah lusin singa- mampu menempuh perjalanan ratusan mil, buku ini memberikan beberapa pengetahuan juga untuk saya. Menarik! Selain itu, membayangkan tinggal di Pallazo Bulgaria di Venesia, istana milik Raja Boris tempat Charlie sempat tinggal atau menikmati perjalanan romantis dengan gondola disertai alunan lagu Claudio nampaknya cukup menggoda untuk dibayangkan, hihihi...
Sekian sudah review dari dua buku petualangan ini. Selamat untuk Isabel, sang pengarang buku yang brilian.
0 komentar:
Post a Comment
thanks for stopping by