Tuesday, January 11, 2011

Amoxicillin

Ini adalah salah satu obat paling populer, yah paling tidak di Indonesia. Walaupun ditulis secara jelas di kemasannya "harus dengan resep dokter", tetapi sering terjadi banyak orang membelinya di apotik langsung tanpa resep...


Jadi tertarik mencari tahu tentang Amoxicillin, yang ternyata termasuk keluarga besar Penicillin. Masih ingat Penicillin kan? Penisilin merupakan kelompok antibiotika Beta Laktam yang telah lama dikenal. Ditemukan pada tahun 1928 di London,  oleh Alexander Fleming. Fleming menemukan antibiotika pertama yaitu Penisilin yang satu dekade kemudian dikembangkan oleh Florey dari biakan Penicillium notatum untuk penggunaan sistemik. Kemudian digunakan P. chrysogenum yang menghasilkan Penisilin lebih banyak.


Penisilin yang digunakan dalam pengobatan terbagi dalam Penisilin alam dan Penisilin semisintetik.


Penisilin semisintetik diperoleh dengan cara mengubah struktur kimia Penisilin alam atau dengan cara sintesis dari inti Penisilin.


Penisilin yang digunakan dalam pengobatan terbagi dalam Penisilin alam dan Penisilin semisintetik. Penisilin semisintetik diperoleh dengan cara mengubah struktur kimia Penisilin alam atau dengan cara sintesis dari inti Penisilin.


Beberapa Penisilin akan berkurang aktivitas mikrobanya dalam suasana asam sehingga Penisilin kelompok ini harus diberikan secara parenteral. Penisilin lain hilang aktivitasnya bila dipengaruhi enzim Betalaktamase (Penisilinase) yang memecah cincin Betalaktam.


Aktivitas dan Mekanisme Kerja Penisilin


Penisilin menghambat pembentukan Mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba. Terhadap mikroba yang sensitif, Penisilin akan menghasilkan efek bakterisid (membunuh kuman) pada mikroba yang sedang aktif membelah. Mikroba dalam keadaan metabolik tidak aktif (tidak membelah) praktis tidak dipengaruhi oleh Penisilin, kalaupun ada pengaruhnya hanya bakteriostatik (menghambat perkembangan).Oleh karenanya penting untuk menghabiskan antibiotika yang diresepkan dokter anda. Efek Samping Penisilin




  • Reaksi hipersensitif, mulai ruam dan gatal sampai serum sickness dan reaksi alergi sistemik yang serius.

  • Nyeri tenggorokan atau lidah, lidah terasa berbulu lembut, muntah, diare.

  • Mudah marah, halusinasi, kejang


Sediaan dari Penisilin

Antibiotika golongan penisilin yang beredar di pasaran untuk penggunaan oral adalah :

  1. Amoksisilin dan campurannya (asam klavulamat)

    • Bentuk tablet atau kapsul dengan kandungan Amoksisilin 250mg, 500 mg dan 875 mg. Agar Amoksisilin tidak rusak oleh asam lambung, Amoksisilin ada yang dikombinasi dengan asam Klavulamat 125 mg. Untuk sediaan ini tidak boleh dibagi/diracik karena kandungan optimum Asam Klavulamat untuk bentuk sediaan tablet 125 mg.

    • Bentuk sediaan sirup dengan kandungan Amoksisilin 125 dan 250 mg / 5 ml. Bila dikombinasi dengan Asam Kavulamat, 31,25 mg Asam Klavulamat dan 125 mg Amoksisilin atau 62,5 mg Asam Klavulamat dan 250 mg Amoksisilin.

    • Untuk sediaan injeksi biasa dalam bentuk vial 1.000 mg, dengan kombinasi Asam Klavulamat 200 mg.  



  2. Ampisilin

    • Bentuk sediaan kapsul atau tablet dengan kandungan 250 mg, 500 mg atau 1000 mg.

    • Bentuk sediaan sirup dengan kandungan 125 mg atau 250 mg/5 ml sirup.

    • Untuk sediaan injeksi biasa dalam bentuk vial dengan kandungan 200 mg, 500 mg dan 1.000 mg Ampisilin. Dan ada kombinasi 1.000 mg Ampisilin dan 500 mg Sulbactam atau 500 mg Ampisilin dan 250 mg Sulbactam



  3. Flucloxacilin , di pasaran terdapat dalam bentuk kapsul dengan kandungan 250 mg dan 500 mg zat aktif juga dalam bentuk sirup dengan kandungan zat aktif 125 mg / 5 ml.

  4. Cloxacilin , di pasaran terdapat dalam bentuk kapsul dengan kandungan 250 mg dan 500 mg zat aktif juga dalam bentuk vial dengan kandungan zat aktif 250 mg, 500 mg dan 1.000 mg /vial.

  5. Piperacilin , di pasaran terdapat dalam kombinasi; 4 gram Piperacilin dengan 500 mg Tazobactam dalam bentuk vial.

  6. Sulbenicilin , di pasaran terdapat dalam bentuk vial dengan kandungan 1 gram dan 2 gram zat aktif.

  7. Derivat penisilin lainnya , seperti Phenoxymethyl Penicillin dan Benzathine Penicillin dalam bentuk vial untuk pemakaian injeksi.


Hal yang perlu diperhatikan sewaktu menggunakan antibiotika Penisilin :

  • Amati tanda-tanda alergi Penisilin, seperti ruam atau gatal, yang timbul dalam waktu 20 menit (atau setelah beberapa hari). Waspadalah terutama bila terjadi kesulitan bernafas, rasa tercekik, pusing, cemas, lemah, dan berkeringat. Laporkan segera pada dokter gejala-gejala tersebut.  

  • Minumlah semua obat anda, walaupun anda sudah merasa sembuh, menghentikan pengobatan lebih awal dapat menyebabkan kekambuhan.

  • Jika anda lupa minum obat satu dosis, minumlah segera mungkin. Lalu jarak minum dosis obat yang tersisa pada hari itu diperpendek semuanya untuk memperbaiki dosis yang terlupa. Penisilin bekerja efektif bila kadar Penisilin dalam tubuh anda tetap.

  • Hindari makanan yang asam (jeruk asam, vitamin C) yang akan mengurangi keefektifan Penisilin.

  • Hubungi dokter anda jika gejala-gejala penyakit anda tidak membaik dalam waktu beberapa hari setelah menggunakan Penisilin.


Buku Farmakologi dan Terapi, edisi 4, Bagian farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1995.

 http://medicastore.com/apotik_online/antibiotika/penisilin.htm


Nah sekarang beralih ke amoxicillin yang paling beken...



 













Systematic (IUPAC) name
(2S,5R,6R)- 6-{[(2R)-2-amino- 2-(4-hydroxyphenyl)- acetyl]amino}- 3,3-dimethyl- 7-oxo- 4-thia- 1-azabicyclo[3.2.0]heptane- 2-carboxylic acid

 


Obat yang mempunyai nama generik Amoxicillin ini mempunyai nama paten yang jumlahnya mencapai ratusan buah. Penmox, Intermoxyl, Ospamox, Amoxsan, Hufanoxyl, Yusimox, Actimoxi, Amoxibiotic, Amoxicilina, Pamoxicillin, Lamoxy, Polymox, Trimox dan Zimox merupakan beberapa nama dagang/paten dari antibiotika ini.


Obat ini tidak membunuh bakteri secara langsung tetapi dengan cara mencegah bakteri membentuk semacam lapisan yang melekat disekujur tubuhnya. Lapisan ini bagi bakteri berfungsi sangat vital yaitu untuk melindungi bakteri dari perubahan lingkungan dan menjaga agar tubuh bakteri tidak tercerai berai. Bakteri tidak akan mampu bertahan hidup tanpa adanya lapisan ini. Amoxicillin sangat efektif untuk beberapa bakteri seperti H. influenzae, N. gonorrhoea, E. coli, Pneumococci, Streptococci, dan beberapa strain dari Staphylococci.


Sesuai dengan mekanisme kerja diatas maka Amoxicillin seharusnya memang digunakan untuk mengobati penyakit penyakit yang disebabkan oleh kuman kuman yang sensitif terhadap Amoxicillin. Beberapa penyakit yang biasa diobati dengan Amoxicillin antara lain infeksi pada telinga tengah, radang tonsil, radang tenggorokan, radang pada laring, bronchitis, pneumonia, infeksi saluran kemih, dan infeksi pada kulit. Amoxicillin juga bisa digunakan untuk mengobati gonorrhea.


Dosis therapi untuk Amoxicillin pada orang dewasa adalah 250 mg setiap 8 jam, 500 mg setiap 8 jam, 500 mg setiap 12 jam, terggantung dari derajat keparahan dari penyakit yang di derita. Dosis untuk anak anak diatas 3 bulan adalah 25 mg/kg/hari terbagi setiap 12 jam, 20 mg/kg/hari terbagi setiap 8 jam, 40 mg/kg/hari terbagi setiap 8 jam atau 45 mg/kg/hari terbagi dalam 12 jam terggantung dari derajat keparahan penyakit.


Dosis yang diberikan haruslah tepat agar kadarnya di dalam darah dapat mencapai jendela terapi sehingga dapat menghasilkan efek terapi yang diharapkan. Pemilihan dosis yang tepat akan membantu tercapainya kadar obat dalam darah mencapai jendela tercapai. Penggunaan antibiotik sangatlah rentan terhadap resistensi yang mungkin dapat terjadi. Resistensi ini dapat terjadi jika dosis yang digunakan terlalu rendah atau  ketidakpatuhan pasien dalam menggunakan antibiotik ini. Maka dalam penggunaannya, perlu diinformasikan kepada pasien mengenai interval waktu saat minum obat sehingga saat pasien minum obat yang kedua, kadar obat dalam darah belum berada di bawah Kadar Efektivitas Minimum (KEM). Dengan demikian, kadar obat yang ada di dalam darah tetap berada di dalam jendela terapi. Proses penyembuhan penyakit akibat bakteri membutuhkan waktu yang cukup lama dibandingkan penyembuhan penyakit simptomatik seperti pusing, inflamasi, dan flu. Untuk itu perlu adanya batasan pemberian obat kepada pasien. Lamanya pemberian antibiotik kepada pasien berpengaruh pada tingkat kesembuhan penyakit pasien. Biasanya pemberian antibiotik untuk menyembuhkan penyakit tertentu adalah 5-7 hari. Ini dimaksudkan agar bakteri yang ada di dalam tubuh pasien sudah benar-benar mati. Walaupun pasien merasa sudah membaik pada hari kedua maupun ketiga, antibiotik yang diberikan harus tetap diminum agar tidak terjadi resistensi akibat tidak sempurnanya proses pembunuhan bakteri yang ada di dalam tubuh.


Dari uraian di atas maka perlu adanya penyampian informasi kepada pasien mengenai pentingnya ketaatan minum obat antibiotik terhadap kesembuhan pasien.


 

Monday, January 10, 2011

jaman kecil



jaman kecil, saat masih polos... hemm, senangnya hidup tanpa dosa... gerak dikit aja bikin ortu seneng.

makan main tidur doang kerjanya...

:D

naik sepeda



hiks.... :(

sandal jepit misterius

Aku pernah denger cerita banyak soal orang yang pergi ke masjid, dan sandalnya ditukar orang (pakai sandal bagus eh pulangnya jadi sandal jepit butut), malahan banyak juga yang pulang tanpa memakai sandal.

Eh sekarang aku yang jadi korban. Gara-gara si adekku kelupaan masukin salah satu sandal di teras rumah, keesokan harinya tiba-tiba muncul sandal butut ajaib misterius menggantikan sandalku.

wih wih wih,,, padahal adekku sempat berbaik sangka, dikiranya ada orang bagi-bagi sandal. Ternyata, malah ditukar sandalnya!

ck ck ck, ya cukup berbudi sebenarnya. Masih sempatnya me-replacement sandal curiannya.

T_T

Meminum Obat dengan Tepat


Hmm,,, sekarang saya teringat topik mengenai jadwal minum obat yang sering salah kaprah, ya pasien memang salah dalam hal ini. Tapi kata saya ya dokter dan apoteker juga punya andil salah karena mereka sering tidak menjelaskan cara minum obat yang benar. Tapi kalau orang medis disalahkan, nanti mereka bilangnya malah nyalahin pasien karena kadang sudah diingatkan juga tidak menghiraukan. Jadi salah siapa ya?


nah jadi saya mengambil artikel ini :


Untuk mendapatkan efek obat yang optimal, obat harus diminum pada waktu yang tepat.


Tepat bisa terkait dengan sebelum atau sesudah makan, atau terkait dengan waktu pagi, siang, atau malam. Beberapa obat mungkin bisa diminum setiap saat tanpa mempengaruhi efeknya, sedangkan obat lain sebaiknya diminum pada saat-saat tertentu. Mengapa ada obat yang harus diminum sebelum atau sesudah makan? Pada umumnya orang berpendapat bahwa sebaiknya sebelum minum obat harus makan dulu sebagai “alas”. Tapi benarkah demikian ? Tidak, begini penjelasannya.


Obat adalah suatu senyawa kimia yang memiliki aneka sifat dan efek. Ketika obat diminum, tentu akan melewati lambung dan masuk ke dalam usus. Sebagian kecil obat diserap di lambung, dan sebagian besar adalah di usus halus yang permukaannya sangat luas.


Pada dasarnya obat-obat dapat diserap dengan baik dan cepat jika tidak ada gangguan di lambung maupun usus, misalnya berupa makanan. Obat dapat berinteraksi dengan makanan. Uniknya, ada obat-obat yang penyerapannya terganggu dengan adanya makanan, ada yang justru terbantu dengan adanya makanan, dan ada yang tidak terpengaruh dengan ada/tidaknya makanan. Hal ini akan menentukan kapan sebaiknya obat diminum, sebelum atau sesudah makan.


Tapi jangan salah, yang dimaksud dengan sebelum makan adalah ketika perut dalam keadaan kosong. Sedangkan sesudah makan adalah sesaat sesudah makan, ketika perut masih berisi makanan, jangan lewat dari 2 jam. Kalau lebih dari dua jam setelah makan, makanan sudah diolah dan diserap, kondisinya bisa disamakan dengan sebelum makan.


Waktu terbaik untuk minum obat tergantung pada jenis obatnya. Jika sudah ada aturan pakai dari Apotek, maka gunakan sesuai waktu yang dianjurkan. Satu hal lagi yang penting dalam waktu minum obat adalah interval minum obat.


Perhatikan interval waktu minum obat


Selain waktu minum seperti dipaparkan di atas, penting pula memperhatikan interval waktu minum obat. Maksudnya, jika obat diminta untuk diminum 2 kali sehari, maka interval waktu yang tepat adalah 12 jam. Jadi, jika obat diminum jam 7 pagi, waktu minum obat selanjutnya adalah pukul 7 malam, jangan diminum pagi dan siang.


Mengapa? Ini terkait dengan ketersediaan obat di dalam tubuh. Tujuan obat diminum dua kali atau tiga kali, atau yang lain, adalah untuk menjaga agar kadar obat dalam tubuh berada dalam kisaran terapi, yaitu kadar obat yang memberikan efek menyembuhkan.


Hal ini tergantung pada sifat dan jenis obatnya. Ada obat yang cepat tereliminasi dari tubuh karena memiliki waktu-paro (half life) pendek, ada yang panjang. Obat yang memiliki waktu paro pendek perlu diminum lebih kerap, sedangkan jika waktu paronya panjang bisa diminum dengan interval lebih panjang, misalnya 1 kali sehari. Nah, jika obat yang mestinya diminum 2 kali sehari diminum pagi dan siang (jarak hanya 6 jam), maka mungkin dapat menumpuk kadarnya dalam tubuh yang bisa memberikan efek tidak diinginkan, sementara interval waktu minum berikutnya menjadi terlalu panjang yang memungkinkan kadar obat dalam darah sudah minimal sehingga tidak berefek.


Demikianlah sekilas info tentang waktu minum obat untuk bisa mendapatkan hasil yang optimal dari penggunaan obat.


 


http://zulliesikawati.wordpress.com/2010/04/03/kapan-waktu-minum-obat-yang-tepat/


 


 


Inti singkatnya seperti ini, kalau ada tulisan (yang paling sering nih), minum obat 3kali sehari, artinya bukan asal diminum pagi, siang dan malam... tapi bagilah waktu meminum obat sehari menjadi 3 kali. Karena 1 hari 24 jam, maka minum obat dibagi 3, yaitu 24 : 3 = 8 alias minum obatnya 8 jam sekali.


Dan untuk aturan sebelum atau sesudah makan ya mengikuti petunjuk di atas tadi. Bukannya obat mengikuti jam makan kita, tapi lebih ke jadwal makan disesuaikan dengan jadwal obat, sehingga pengobatan yang kita lakukan lebih optimal.


 

10 Januari 2011

ada saat tertentu dimana manusia merasa sepi dan sendiri, dengan alasan yang jelas maupun dengan sebab yang tak jelas...

ini yang saya alamin kali ini...rasanya sepi sekali, sedih...
karna sebab yang ga bisa saya tulis,
bahkan mungkin saya ga tahu harus mulai dari mana mengurai sebab-akibatnya...

yang jelas rasanya sakit sekali,

tak ada yang bisa mendengar keluh kesah saya mungkin, karena saya tak tahu harus berbagi dengan siapa.

dan karna mungkin saya merasa menceritakan pun tak ada gunanya...


saya sudah cukup disalahkan, merasa bersalah...dan dihibur pun rasanya juga percuma, seperti kesenangan sesaat saja untuk tersenyum.

tapi itu pun tak akan abadi, karena saat saya mengingatnya lagi saya merasa hampa kembali...

ah, benci sekali rasanya,

andai waktu bisa diputar dan diperbaiki satu-per satu...
andai segala sesuatu bisa diatur sesuai kehendak kita.

tapi itu juga hanya andai bukan?

karna yang andai berarti tidak akan pernah ada,


tetap saja kosong...

senangnya melihat kehidupan lain yang terlihat senang.

iri melanda hati


*nulis opo aku iki*

T_T


T_T


T_T


T_T


aku tidak bahagia bukan karena aku memiliki segala sesuatu,
tapi karna aku mendapatkannya secara berlebihan...
 
catatan Miss Putri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template