Sejak kecil saya selalu merasa nyaman saat menginap di sini, di rumah Nenek...mendengarkan cerita-cerita dari Beliau sambil dipijit-pijit tangan dan kaki. Kalau hari Wage (kalender Jawa, red) maka suasana sekitar rumah menjadi ramai karena hari Pasaran. Halaman rumah bahkan disewakan untuk lahan parkir motor (lumayan Nenek jadi dapat penghasilan tambahan dari parkiran, bagi hasil dengan petugas parkir).
Dahulu, saat Nenek belum terlalu konsentrasi dengan penyakit yang dimiliki, Beliau rajin memasak kue dan masakan khas Lebaran. Saya selalu menantikan kue Sagon kacang ijo buatan beliau, serta nasi kuning beserta opor ayamnya yang khas. Sekarang kami sudah tidak pernah lagi mencicipinya karena Nenek mengurangi aktivitasnya supaya kesehatan terjaga. Untuk sekarang kami cukup memesan bakso dan mie ayam yang mangkal di dekat rumah Nenek, lumayan murah dan rasanya enak lho (bener deh karena saya gak mudah cocok makan mie ayam hehe).
Tapi saya selalu bersyukur, Alhamdulillah Nenek sehat di usianya yang sekarang...walaupun saya rindu sekali masa-masa saat Nenek masih lebih aktif.
Oh ya, Beliau gak pernah mau meninggalkan rumahnya ini meskipun sempat ditawari tinggal di rumah anak-anaknya (kalaupun mau hanya saat kondisi benar-benar sakit dan itupun paling lama dua minggu). Katanya Beliau lebih tenang tinggal di rumahnya sendiri, dan katanya Beliau selalu merasa ditemani alm. suami tercintanya, mbah Amar, Kakek kami yang sudah meninggal sejak saya masih balita.
PS : sebelumnya dipublish di FB saya
0 komentar:
Post a Comment
thanks for stopping by